Mohon tunggu...
RhetIM
RhetIM Mohon Tunggu... Buruh - Orang biasa

Aneh ajalah. Bingung mau dibuat apa, karena ada pepatah mengatakan, tak kenal maka tak sayang..

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Lalu Tiada

4 Oktober 2015   23:46 Diperbarui: 4 Oktober 2015   23:46 35
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

Lalu Tiada

Karya: Rhet Imanuel

 

Lalu, di mana kita adalah pena dan tinta

Mengisi halaman dan juga bab

membagi cerita

merangkumnya adalah kita, semusim

melepas hari di gugurnya daun-daun

di kelopaknya tanah mengering dan adalah kita

melembab mata oleh tetes-tetes hujan

Sehari melepas, diusung waktu tanpa makna

 

Dan ingatkah kita?

Pada satu bergumul memadu ombak,

erat melekat di peraduan hasrat dalam

Indah hiasan langit ditabur bintang-bintang

Mengecap rindu di tepian jelaga

begitu getir, pahit akar-akar pohon menyesap dahaga

di tepian jurang adalah usaha

antaranya layu, mengering, lalu tiada

 

Dan di akhir waktu yang hening tiba

Aku dan engkau, tidaklah lagi menuliskan kisah

Menggantung sketsa, buih-buih harapan

dilukis awan hitam dan diserukan hujan

dalamnya cinta, kini usang menjadi kenangan

Mengaliri pada atap-atap rumah kita

 

Semarang, 19/08/15

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun