Mohon tunggu...
Rifqi Maulana
Rifqi Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sedang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari pribadi yang kemarin

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demokrasi di Indonesia

20 November 2024   04:15 Diperbarui: 20 November 2024   05:20 57
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

2. Polarisasi Sosial dan Politik Identitas

Polarisasi sosial berbasis agama, suku, atau ideologi menjadi tantangan serius bagi demokrasi Indonesia. Pemilu sering kali menjadi ajang pertarungan politik identitas, yang memecah belah masyarakat berdasarkan perbedaan agama atau etnis. Misalnya, Pilkada DKI Jakarta 2017 menjadi salah satu contoh nyata bagaimana isu agama digunakan sebagai alat politik, yang kemudian memicu ketegangan sosial.

Polarisasi semacam ini berbahaya bagi persatuan bangsa dan bisa mengikis fondasi demokrasi, karena lebih mengutamakan emosi dan prasangka daripada rasionalitas dalam pengambilan keputusan politik.

3. Kebebasan Sipil yang Terancam

Meskipun kebebasan pers dan kebebasan berpendapat telah berkembang sejak reformasi, ancaman terhadap kebebasan sipil masih ada. Dalam beberapa tahun terakhir, terdapat laporan tentang kriminalisasi aktivis, pembatasan kebebasan berekspresi di media sosial, dan pembubaran demonstrasi secara paksa.

Selain itu, penerapan Undang-Undang Informasi dan Transaksi Elektronik (UU ITE) seringkali menjadi alat untuk membungkam kritik terhadap pemerintah. Hal ini menunjukkan bahwa meskipun demokrasi prosedural berjalan, substansi demokrasi---yang meliputi penghormatan terhadap hak asasi manusia---masih perlu diperkuat.

4. Kesenjangan Sosial dan Ekonomi

Kesenjangan sosial dan ekonomi yang masih tinggi juga menjadi hambatan bagi demokrasi. Demokrasi yang sehat membutuhkan masyarakat yang memiliki akses setara terhadap pendidikan, kesehatan, dan kesempatan ekonomi. Namun, di Indonesia, masih banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan tidak memiliki akses yang memadai terhadap layanan dasar.

Ketimpangan ini seringkali membuat kelompok rentan sulit untuk berpartisipasi secara aktif dalam proses politik, sehingga suara mereka tidak terwakili dengan baik. Akibatnya, demokrasi menjadi lebih bias terhadap kepentingan elite dan kelompok yang lebih mapan secara ekonomi.

Masa Depan Demokrasi di Indonesia

Untuk mewujudkan demokrasi yang lebih matang, Indonesia perlu mengatasi tantangan-tantangan tersebut melalui berbagai langkah strategis.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun