Mohon tunggu...
Rifqi Maulana
Rifqi Maulana Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Sedang berusaha menjadi pribadi yang lebih baik dari pribadi yang kemarin

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Demokrasi di Indonesia

20 November 2024   04:15 Diperbarui: 20 November 2024   05:20 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Era Orde Baru (1966--1998) di bawah Soeharto kemudian menggantikan sistem tersebut, menghadirkan stabilitas politik tetapi dengan mengorbankan kebebasan politik. Demokrasi kala itu hanya formalitas, dengan kekuasaan presiden yang hampir tidak terbatas dan pemilu yang manipulatif.

Reformasi 1998 menjadi titik balik dalam perjalanan demokrasi Indonesia. Setelah jatuhnya Soeharto, sistem politik Indonesia mengalami desentralisasi kekuasaan, pemilihan langsung untuk kepala negara dan daerah diperkenalkan, serta kebebasan pers dan kebebasan berpendapat dijamin. Namun, perjalanan demokrasi pasca-reformasi juga menghadapi berbagai tantangan, baik dari segi praktik maupun substansi.

Keberhasilan Demokrasi Indonesia

Sejak reformasi, demokrasi di Indonesia telah menunjukkan beberapa keberhasilan yang signifikan. Pertama, transisi kekuasaan secara damai melalui pemilu langsung merupakan pencapaian besar. Dalam dua dekade terakhir, Indonesia telah mengadakan beberapa pemilu nasional yang dianggap bebas dan adil, termasuk pada tahun 2014 dan 2019, di mana para kandidat dari berbagai latar belakang bersaing secara terbuka.

Kedua, kebebasan pers menjadi salah satu pilar penting demokrasi Indonesia. Media telah menjadi ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan aspirasi dan mengkritik kebijakan pemerintah. Meskipun terdapat upaya untuk membatasi kebebasan ini, ruang diskusi publik tetap relatif terbuka dibandingkan masa Orde Baru.

Ketiga, partisipasi masyarakat dalam proses politik meningkat. Pemilu di Indonesia, baik nasional maupun lokal, seringkali mencatat tingkat partisipasi yang tinggi. Selain itu, masyarakat sipil dan organisasi non-pemerintah (NGO) juga memainkan peran penting dalam mengawal demokrasi, mengawasi korupsi, dan memperjuangkan hak asasi manusia.

Tantangan dalam Demokrasi Indonesia

Meski telah mencapai berbagai keberhasilan, demokrasi di Indonesia masih menghadapi banyak tantangan yang menghambat implementasi nilai-nilai demokrasi secara penuh.

1. Politik Uang dan Korupsi

Salah satu tantangan terbesar dalam demokrasi Indonesia adalah politik uang yang merajalela. Dalam setiap pemilu, praktik politik uang sering dilaporkan, mulai dari pemberian uang tunai kepada pemilih hingga bentuk lain seperti pemberian barang atau jasa. Fenomena ini menunjukkan bahwa demokrasi Indonesia masih belum sepenuhnya bebas dari pengaruh kekuatan ekonomi yang mendominasi proses politik.

Korupsi juga menjadi momok yang menggerogoti institusi demokrasi. Banyak pejabat publik dan anggota legislatif yang terlibat dalam kasus korupsi, yang seringkali mengurangi kepercayaan publik terhadap pemerintah dan sistem demokrasi itu sendiri.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun