Mohon tunggu...
Rezky  Metra Satrio
Rezky Metra Satrio Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Media enthusiast

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Kredibilitas Jurnalisme Modern

31 Mei 2022   22:59 Diperbarui: 31 Mei 2022   23:11 406
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Layaknya makan dan minum. Teknologi dan jurnalisme merupakan dua hal yang selalu berjalan berdampingan dalam perkembangan hidup dan sejarah manusia, keduanya tidak dapat dipisahkan.

Menurut Wahyuni (2019), jurnalisme merupakan kegiatan untuk mencari dan mengolah informasi untuk disiarkan ke khalayak. Jika kita lihat kebelakang, kegiatan jurnalisme sendiri sudah berlangsung sejak zaman romawi kuno, tepatnya pada abad ke-131 SM, dimana terdapat "Acta Diurna" sebuah papan pengumuman semacam koran pada masa itu yang dibuat dari ukiran batu atau logam.

Jurnalisme pun kian berkembang seiring dengan perubahan sosial, budaya, politik, ekonomi, termasuk teknologi komunikasi yang terjadi di masyarakat.

Teknologi sendiri dalam perkembangan arus produksi, konsumsi dan distribusi informasi memegang peranan penting (Hadi, 2009). Pasalnya, teknologi mampu mengubah pola komunikasi yang sebelumnya terbatas ruang dan waktu menjadi tanpa batas. Menurut Ishadi dalam Sucahya (2013), Kehadiran Internet telah mengubah cara orang berkomunikasi, cara mendapatkan berita dan informasi, serta cara membaca berita di media cetak, melihat gambar di majalah, mendengar radio, dan menonton program televisi.

Hal tersebut memicu adanya media baru (new media) yakni, sebuah bentuk media di luar media elektronika (televisi/radio) dan media cetak (majalah/koran) yang sifatnya fleksibel dan berjalan dua arah atau interaktif. Lahirnya media massa baru membuat media massa konvensional mulai kehilangan reputasinya sebagai sumber informasi utama masyarakat.

Pasalnya, kemudahan akses masyarakat terhadap internet di tengah sibuknya aktivitas sehari-hari, menjadi salah satu alasan utama mengapa masyarakat menjadikan media massa baru sebagai sumber informasi utama.

Disinilah jurnalisme masyarakat mulai banyak bermunculan, sebuah bentuk kegiatan jurnalisme yang dilakukan oleh masyarakat biasa terhadap suatu peristiwa tertentu yang biasanya dipublikasikan kepada khalayak melalui media massa online.

Keberadaan warga yang melekat pada peristiwa jurnalisme dan kritik terhadap praktik jurnalisme profesional yang sering kali mengabaikan isu sosial di masyarakat menjadi salah satu alasan munculnya jurnalisme masyarakat selain adanya internet.

Meski sejatinya, praktik jurnalisme masyarakat menurut Gilmor dalam Eddoyono, Faruk, dan Irawanto (2019). Telah ada sejak tahun 1700-an, dimana warga menulis dan menyebarluaskan pandangannya melalui selebaran.

Gilmor juga menyebutkan bahwa praktik semacam ini telah muncul di berbagai peristiwa, seperti pembunuhan John F Kennedy pada tahun 1963 di mana seorang warga berhasil merekam tragedi tersebut dan pada tahun 1990-an dimana seorang warga berhasil merekam penyiksaan warga kulit hitam. Kejadian tidak terduga seperti ini memang menjadi salah satu alasan kenapa jurnalisme masyarakat mudah popular.

Selain berbentuk video, tidak sedikit jurnalisme masyarakat yang berbentuk tulisan seperti artikel isu-isu terkini.

Namun, bagai pisau bermata dua, kemudahan akses dan penyebaran informasi tanpa batas, menyebabkan informasi yang disebar tidak dapat disaring dan dipilah seperti halnya dalam media massa konvensional. Akibatnya banyak berita hoax yang bertebaran di internet.

Berdasarkan survei yang dilakukan oleh Katadata Insight Center (KIC) dan Kementrian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) per 20 Januari 2022, masih ada sekitar 11,9% responden dari 34 provinsi dan 514 kabupaten/kota di Indonesia yang masih gemar menyebarkan informasi bohong atau hoax. Hal ini tentu menandakan bahwa sumber validitas informasi yang beredar di internet masih perlu dipertanyakan.

Lalu apakah kita hanya boleh percaya pada berita dari media massa konvensional? Media massa konvensional memang lebih mengedepankan kredibilitas dan kode etik jurnalisme dibandingkan hanya soal kecepatan informasi.

Namun nyatanya, tak sedikit media massa konvensional yang juga ikut mengambil informasi dari internet, sehingga peran kontrol dalam media konvensional juga cenderung tidak berjalan.

Adanya kepentingan owner dibalik hierarki media massa konvensional juga menyebabkan kepercayaan masyarakat berkurang, terkhusus jika berita yang diangkat mengenai isu politik atau isu sensitif lainnya.

Meningkatnya pemakaian internet dari tahun ke tahun, serta turunnya sirkulasi dan perhatian masyarakat terhadap media massa konvensional, memaksa mereka untuk melakukan konvergensi dengan media massa baru, sehingga banyak bermunculanlah surat kabar cetak edisi online, stasiun radio yang memiliki jalur online, serta berita televisi yang mulai beranjak ke ranah video layanan streaming.

Tentu dengan adanya perkawinan antara media massa konvensional dan media massa baru, membuat validitas informasi yang beredar di internet meningkat, karena media massa online yang bertebaran di internet kini memiliki lembaga resmi dan sudah mengikuti kode etik jurnalisme.

Kumparan misalnya, sebuah perusahaan media massa berbasis dunia maya yang berdiri pada tahun 2016 silam. Adanya susunan hierarki serta kode etik jurnalisme yang dijunjung membuat validitas dari informasi yang mereka sebar di internet dapat dipercaya.

Tidak hanya berdampak dari segi legalitas, hadirnya perusahaan berita online seperti Kumparan, juga memiliki dampak dari segi ekonomi, sebab membuka lapangan kerja baru bagi masyarakat.

Memang bukan sebuah gebrakan baru yang terjadi di dunia jurnalisme tanah air kita, Republika, Kompas, dan Tempo sudah lebih dulu mengawali perjalanan media massa online di Indonesia.

Tetapi dampak yang diberikan tidak terlalu besar, mengingat internet dan media sosial baru meledak di tahun 2010-an.

Dalam praktiknya, dengan mulai bermunculannya program televisi yang mengandalkan liputan masyarakat seperti hal nya citizen journalist di NET TV, dan blog online seperti kompasiana, retizen, dan lain-lain. Membuat kesempatan yang lebih besar bagi masyarakat untuk menjadi seorang jurnalis professional.

Pada akhirnya, kredibilitas media online tergantung pada media sumber yang melembagainya, jika sebuah media online tidak memiliki legalitas atau lembaga resmi, maka dapat dipastikan bahwa pemberitaan yang di unggah bukan merupakan hasil karya jurnalistik, untuk itu kebenaran dari berita tersebut harus cek dan dilihat dari mana sumber informasi itu dibuat (Khalid, 2019).

Sehingga tidak dapat dipungkiri bahwa kovergensi media massa konvensional dan media massa baru, merupakan sebuah langkah inovasi untuk menciptakan produk jurnalistik berkemajuan yang tidak mengenal batas ruang dan waktu.

Sebagai penutup, perkembangan zaman dan teknologi akan terus merubah pola kegiatan jurnalisme, dan tentunya media yang berbeda akan menciptakan khalayak yang berbeda juga.

Tapi yang pasti, Perkembangan teknologi menghadapkan dua pilihan pada media massa konvensional yang sudah puluhan tahun berkiprah di dunia jurnalisme, yakni terhenti atau berdaptasi.

#Tulisan ini diikutsertakan ke lomba CREATION HIMAKOM UHAMKA 2022

Referensi

Wahyuni, I. Y. E. (2019). PENERAPAN PRINSIP JURNALISME BENCANA PADA PEMBERITAAN GEMPA PALU DI LIPUTAN 6 SCTV (Doctoral dissertation, University of Muhammadiyah Malang).

Hadi, I. P. (2009). Perkembangan teknologi komunikasi dalam era jurnalistik modern. Scriptura, 3(1), 69-84.

Sucahya, M. (2013). Teknologi komunikasi dan media. Jurnal Komunikasi, 1(2), 6-22.

Eddyono, A. S., Faruk, H. T., & Irawanto, B. (2019). Menyoroti Jurnalisme Warga: Lintasan Sejarah, Konflik Kepentingan, dan Keterkaitannya dengan Jurnalisme Profesional. Jurnal Kajian Jurnalisme, 3(1), 1-17.

Khalid, I. (2019). Kredibilitas Media Cetak dan Media Online. At-Tadabbur: Jurnal Penelitian Sosial Keagamaan, 9(1), 84-105.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun