"Sepertinya hal ini sudah pernah terjadi. Seperti dalam mimpiku malam tadi" pikirnya.Â
"Mungkin hanya perasaanku saja." sambil melanjutkan langkahnya ke kamar mandi.Â
"Kriiiiiiing" bunyi weker menyalak menghentikan langkahnya menuju kamar mandi.
"Aduuuuuh, kerjaan si Yantie ini pasti masang weker jam ajaib begini. Masa masang weker jam 10 siang begini? " pikirnya heran. Tapi dia menjadi lebih heran lagi. Karena mirip sekali dengan mimpinya semalam.Â
"Tapi.. Apakah aku sekarang sedang bermimpi? Mengapa mirip sekali dengan mimpiku semalam? Apakah mimpi itu adalah sebuah firasat buruk?" pikirnya sambil mengingat kejadian mimpinya.Â
"Pasti ini pertanda. Aku harus hati-hati. Atau aku bicarakan dengan si Yantie? Oke, aku sepertinya harus bicara dengan Yantie." katanya dalam hati sambil menuju kamar mandi meneruskan niatnya tadi untuk mandi lalu mengerjakan skripsinya.Â
Waktu menunjukan pukul 4 sore Wenda merasa gelisah apakah dia harus pergi ke kampus karena dalam mimpinya dia akan mengalami hal buruk di jalan nanti.Â
"Sepertinya lebih baik aku bicarakan hal ini dengan Yantie, karena mimpi semalam terasa sangat sama dengan kejadian pagi hari ini. Jangan-jangan ini firasat buruk yang akan terjadi kepadaku? " gumamnya. Lalu ia pun menuju ruang tamu menonton televisi sambil menunggu Yantie kembali.Â
---
Wenda terbangun mendengar pintu depan terbuka karena sahabatnya Yantie telah pulang.Â
"Yantiiiiiie.. Syukurlah kamu telah pulang aku mau cerita curhat nih sama kamu." sambut Wenda kepada Yantie. Namun aneh.. Yantie terlihat pucat pasi serta muka memerah, penampilan berantakan dan tidak merespon sambutan Wenda.Â