Insulin tetap tinggi dan selama insulin tinggi, banyak lemak tetap tersimpan tidak digunakan sebagai bahan bakar untuk tenaga.
Parahnya lagi, banyak konsumsi makanan yang melonjakkan insulin dengan penyerapan gula yang cepat seperti pada tepung-tepungan, snack tanpa serat, pati seperti kentang, nasi, jagung, minuman yang manis sama seperti konsumsi buah-buahan yang sulit berhenti jadi kebanyakan fruktosa.
Fruktosa makin memperparah keadaan resistensi insulin.
Resistensi insulin terjadi ketika reseptor insulin pada sel-sel tubuh tidak lagi peka terhadap insulin yang menyalurkan gula dan lemak kepada sel-sel tubuh seperti otot untuk tenaga, lalu pada liver, serta khususnya sel-sel lemak sebagai cadangan energi.
Karena sel-sel sudah mulai kurang reaksinya, pankreas jadi memproduksi insulin lebih banyak lagi.
Insulin yang berlebihan ini pada akhirnya berhasil menurunkan gula darah hingga normal.
Tapi hasilnya, banyak lemak menumpuk, trigliserida (lemak dari karbohidrat) meningkat, dan transporter trigliserida yaitu LDL atau kolesterol jahat menjadi tinggi.
Tubuh menjadi kegemukan, fatty liver, atau jika sel-sel lemak juga sudah resisten dengan insulin malah menjadi kurus tapi beresiko diabetes, serangan stroke dan jantung, serta kanker.
Dengan tingginya kadar insulin orang akan mudah merasa lapar, dan jika hormon leptinnya juga resisten (karena tinggi trigliserida) maka susah berhenti makan, makan akan berlebihan.
Walau makan banyak, energi tetap rendah karena banyak makanannya disimpan menjadi lemak.
Insulin yang tinggi akan membuat tubuh menimbun lemak.