Mohon tunggu...
Reza Wahyu
Reza Wahyu Mohon Tunggu... lainnya -

Seorang Manager di Bank BUMN. Hobi membaca dan menulis. Pantangdiet.com

Selanjutnya

Tutup

Money

Kisah Motivasi: Cerita 3 Perusahaan dalam Perubahan (Apple, Samsung, dan Nokia)

8 November 2012   13:10 Diperbarui: 24 Juni 2015   21:45 7184
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

(100motivasi.wordpress.com)

Berubahlah sebelum terpaksa. -Jack Welch (CEO General Electric 1981-2001)


Di tahun 1985, Steve Jobs keluar dari Apple dan mendirikan perusahaan NeXT yang nantinya menjadi pondasi dari kesuksesan sistem operasi Mac OS yang dipakai di dalam komputer-komputer Apple. Steve Jobs juga sukses membangun Pixar dari satu divisi di Lucasfilm menjadi perusahaan animasi yang terbaik sampai dibeli oleh Disney.

Ketika Apple hampir bangkrut di tahun 1996, Steve Jobs kembali untuk membawa perubahan sebagai CEO. Steve Jobs mengembangkan produk dan layanan yang sangat menguntungkan seperti iMac, iTunes, iPod, iPhone, iPad, Retail and App Store. Dan Apple pun sukses menjadi perusahaan publik yang paling bernilai di tahun 2011.

Sementara itu, Nokia adalah pelopor teknologi GSM pada banyak mobile phones atau telpon genggam di seluruh dunia. Berawal dari perusahaan karet menjadi perusahaan teknologi dan di tahun 1980-an memulai bisnisnya di bidang telpon genggam. Nokia menjadi produsen telpon genggam terbesar sejak tahun 1998.

Sampai tahun 2011. Datanglah iPhone dan Android sebagai operating system dari Google untuk perangkat handphone canggih atau yang biasa disebut dengan smartphone. Nokia kalah bersaing dengan Samsung dalam total unit yang terjual dan Apple sebagai produsen smartphone terbanyak di tahun 2012. Harga sahamnya jatuh dari sebesar $ 40 menjadi hanya tinggal $ 3  saja di tahun 2012.

KISAH KEBERHASILAN SAMSUNG

Samsung Electronics meluncurkan produk telpon genggam pertamanya di tahun 1988 dan penjualannya di Korea mengalami penurunan sampai tahun 1990-an kalah oleh Motorola. Setelah berkali-kali mempertimbangkan untuk menyerah di bidang perangkat telekomunikasi bergerak atau mobile phone, di tahun 2000, Samsung berfokus pada inovasi dan pengembangan produk elektronik lainnya.

Di tahun 2005, Samsung berhasil mengalahkan Sony, di tahun 2007 mengalahkan Motorola, di tahun 2009 mengalahkan Hewlett-Packard, dan di tahun 2012 berhasil mengalahkan Nokia. Samsung terus melaju berkat perubahan yang terus-menerus dan perbaikan yang konsisten. Evolusi berkat inovasi dan memenuhi kepuasan pelanggannya yang beragam.

Samsung memutuskan untuk berfokus pada inovasi dan desain. Mulai dari dua desainer, hingga mendirikan pusat desain korporat dengan tenaga 900-an orang desainer di seluruh dunia termasuk di beberapa pusat mode dan desain di kota Milan serta London.

Kepemimpinan di Samsung menyatakan kalau produk tercanggihnya sekarang akan menjadi kuno dalam waktu kurang dari 10 tahun, maka inovasi dan pengembangan adalah wajib hukumnya.

Adaptasi Samsung terhadap perubahan lingkungan, peta persaingan, dan perilaku konsumen di pasar teknologi dapat diantisipasi dengan sigap berkat budaya organisasi Samsung yang berfokus pada pengembangan serta inovasi ini. Samsung bekerja sama dengan Google dan merajai industri smartphone dengan OS Andoid bersama Apple dengan iPhone-nya.

Apple semenjak kembalinya kepemimpinan Steve Jobs yang visioner serta tanpa komproni untuk kesempurnaan, juga memiliki fokus di bidang desain dan inovasi. Penjualan perangkat elektronik Apple didukung dengan nilai-nilai inti perusahaan yang mengutamakan pengalaman pelanggan serta keintiman dengan kecanggihan yang memukau.

KESULITAN NOKIA DALAM BERUBAH

Sementara itu, Nokia merasa kesulitan untuk berubah dan terus kalah. Perubahan dirasa sulit karena budaya organisasi dan nilai-nilai yang menjadi DNA perusahaan sangat susah untuk bertransformasi. Nokia berasal dari perusahaan manufaktur yang mengutamakan efisiensi dan keteraturan yang analitis. Nokia menjadi kurang fleksibel dalam mengikuti perkembangan.

Organisasinya menjadi begitu birokratis dan lambat untuk mengantisipasi perubahan yang berjalan dengan cepat di bidang teknologi telekomunikasi. Kreativitas dinilai kurang dihargai dalam budaya organisasi dibandingkan efektivitas dalam berproduksi.

Nokia memang bisa membuat perangkat teknologi yang direkayasa secara industri dengan baik. Komputer tablet misalnya, Nokia telah membuatnya lima tahun yang lalu tapi gagal karena tidak memiliki banyak aplikasi, layar yang resistif, dan kombinasi sofware yang tepat seperti pada tablet Android atau pengalaman penggunaan yang menyenangkan seperti pada iPad.

Usaha pamungkas Nokia dalam bertahan di pasar telpon genggam pintar adalah beraliansi dengan Microsoft. Upaya yang cukup terlambat dan perubahannya terasa sangat terpaksa. Merubah DNA perusahaan itu sangatlah sulit, maka dari itu Nokia berusaha menginfusi DNA-nya denga DNA dari Microsoft.

Walaupun begitu, Nokia mesti harus berjuang melawan satu ekosistem yang sudah terintegrasi dan lebih dulu meraih hati dari para pelanggan telpon genggam. Hal ini juga disadari oleh pemimpin Nokia, Stephen Elop bahwa mereka kalah bersaing bukan hanya lewat perangkat tapi satu kesatuan ekosistem yang dilandasi perubahan software. Maka dari itu, Nokia menggandeng Microsoft sebagai satu kekuatan software.

Aliansi Nokia dengan Microsoft hanya baru menguatkan daya saing dari segi hardware dan software atau perangkat keras serta perangkat lunaknya saja. Sementara Samsung dan Apple sudah lebih dulu unggul dari satu kesatuan ekosistem yang terdiri hardware, software, apps developers, ecommerce, location-based services, social applications, map and search engine, mobile OS evolution and refinement, unified communications, early market penetration and advertising, loyal customer and community, integrated system adopters dan seterusnya.

TRANSFORMASI BUDAYA ORGANISASI

Transformasi budaya organisasi dan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya amatlah sulit bagi perusahaan-perusahaan besar, khususnya yang sudah berdiri lama. Lingkungan kerja yang sudah lama terbentuk, etika perilaku para karyawannya, etos dan prosedur kerja yang sudah menjadi suatu proses yang tertanam sebagai DNA perusahaan.

DNA perusahaan inilah yang menentukan paradigma berpikir dan cara berjalannya suatu organisasi, layaknya DNA yang mengadung informasi serta instruksi genetik di setiap sel yang membentuk satu organisme atau mahluk hidup. DNA adalah penentu yang menjadi landasan pembentuk organisme/organisasi tapi DNA juga adalah sesuatu yang sulit berubah.

Sedangkan setiap kemajuan membutuhkan perubahan. Untuk merubah dimulai dari kesadaran, tapi kesadaran saja tidak cukup. Apple dan Samsung tidak berubah dalam semalam dan harus dikawal oleh kepemimpinan yang tegas.
Mereka yang bisa berubah adalah yang menyadari betapa pentingnya untuk bertransformasi. Berubah atau mati!

CERITA KESUKSESAN PROSES PERUBAHAN APPLE

Ketika Steve Jobs kembali memimpin Apple, dia memaksakan perubahan dengan kepemimpinan yang keras serta visioner demi kesempurnaan. Kepemimpinan Samsung menyadari rapuhnya perusahaan akan perubahan dan harus beradaptasi dengan cepat serta mengandalkan rancangan yang selalu berevolusi mengikuti perkembangan desain teknologi.

Samsung memaksa diri untuk berubah sebelum terpaksa berubah. Kini Samsung menjadi pemimpin pasar di bidang telpon genggam, OLED, DRAM, dan beragam produk elektronik lainnya yang mendunia. Perubahan adalah syarat wajib kesuksesan. Meskipun begitu, perubahan pasti mendapatkan tantangan, kesulitan, hambatan, khususnya dari dalam diri. Dari DNA.

Perubahan harus dipaksakan dan selalu disesuaikan dengan kondisi lingkungan. Kebutuhan di jaman sekarang yang berkembang dengan cepat dan berfokus pada pelanggan harus dengan sigap diantisipasi perusahaan manapun jika ingin bertahan lalu menang dalam persaingan.

Transformasi tidak bisa dibeli. Banyak perusahaan mencoba membali perubahan dan gagal. Perubahan DNA membutuhkan kepemimpinan yang akan mengubah perilaku mulai dari atas hingga ke bawah yang lebih banyak. Perubahan yang menyeluruh membutuhkan pemimpin visioner yang mengarahkan dengan disiplin dan teladan seperti Steve Jobs pada Apple. Perubahan selain butuh waktu, juga membutuhkan paradigma berpikir yang baru dari seorang pemimpin dan fokus untuk berperilaku selaras dengan perkembangan jaman.

Dan perubahan memerlukan motivasi yang tepat agar berhasil. Baca terus artikel-artikel motivasi di blog 100motivasi ini. Stay tuned!

Baca Juga:
Kepemimpinan yang Kreatif seperti Steve Jobs
Kunci Sukses Manajemen dari Steve Jobs
Model Perubahan Kotter
4 Kunci Keberhasilan Perubahan
Disiplin Diri untuk Berubah
Kesadaran: Kunci Perubahan


Sumber: http://100motivasi.wordpress.com/

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun