Orang tua sebagai pemilik kepentingan untuk tumbuh kembang anaknya, seharusnya berterima kasih kepada  guru. Dan kalaupun ingin ikut serta didalam mendidik anaknya, seharusnya orang tua sesering mungkin berkomunikasi dengan gurunya dalam hal menanyakan perkembangan  anaknya di  sekolah. Kalaupun tidak sempat, maka orang tua  bisa melalui si anak menanyakan kondisi dia di sekolah.
Orang tua  seharusnya ikut menyukseskan  pendidikan anaknya, bukan  malah menjadikan hancurnya pendidikan karakter yang  sudah dibangun  di sekolah. Banyak kita temui kasus, siswa  diajarkan shalat lima waktu di sekolah, tapi di rumah  sang ayah tidak mencontohkan sholat, malahan dia tidak mengerjakan sholat. Kalau  sudah begitu akan timbul dualisme kepribadian, yang akhirnya berujung  kebingungan sehingga  siswa tersebut tidak mengikuti perintah gurunya di sekolah. Dan kemungkinan seperti itulah yang terjadi dengan anak di Sidoarjo
Akhinya kita  sebagai pengecap pendidikan kita harus memahami proses  pendidikan tidak mudah. Dan sudah seharusnya sebagai  warga  masyarakat  kita mendukung  proses pendidikan anak-anak kita, diharapkan akhir proses pendidikan ini adalah  terbentuknya  suatu  manusia yang  berbuat kebajikan untuk ummat
Palembang, 3 Juli 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H