Di dalam kehidupan penuh dengan sandiwara, begitulah bunyi sebuah lirik lagu. Kali ini Dio merasa seperti dipermainkan oleh Bella. "Sempat-sempatnya dia berbohong denganku... ehm sebaiknya aku telpon Sinta ah.. siapa tau dia bersama Bella" begitu gumam Dio kepada dirinya sendiri. Dan ternyata apa yang diduga Dio benar adanya. "Bellaaa kamu ingat ngak sih kalau ada janji sama aku di Toko Buku Loak" kata Dio dengan nada agak tinggi karena kesal.Â
"Oh... ya ampun, aku lupa Dio.. Sorry...sorry.. Tunggu aku 15 menit lagi ya.." Jawab Bella dengan sedikit deg-degan
****
Jam tangan Dio menunjukkan pukul 15.00 wib. Pemuda berambut cepak itu masih setia menunggu teman satu kampusnya di pelataran parkir  pasar Senen. Tak lama berselang Bella dengan jilbab ungu-nya muncul bersama Sinta.
Dengan wajah sedikit merah merona Dio menahan rasa kesalnya kepada Bella yang sudah berjanji sejak kemarin untuk menunjukkan buku yang harus dibelinya. Ada rasa penyesalan di  diri  Dio akibat kejadian dua hari yang lalu, ketika Bella meminjamkannya buku novel Mengejar Pelangi dan buku tersebut hilang entah ke mana. Jadilah Dio membuat janjian untuk membeli Novel yang hilang tersebut.
"Ayo Dio kita cari novelnya" kata Bella, "seingatku aku belinya di lapaknya Bapak pake topi warna hitam. Tapi aku ngak yakin juga sih..." lanjut Bella
Sambil berjalan Dio menyahut "Bella kalau ngak ketemu gimana? Aku ganti dengan judul yang lain yah" pinta Dio
"ngak, .. pokoknya ngak... Â aku suka buku itu, dan harus ketemu" kata Bella tegas.Â
Kali ini Dio makin kesal kepada Bella
****
Pedagang Bukupun menawarkan buku novel miliknya, dan ternyata novel tersebut tidak sama dengan yang dicari.
Sudah hampir lima lapak mereka mampiri hari ini, dan sudah hampir satu jam mereka putar-putar pasar loak buku di daerah Senen tersebut. Sayang sekali tidak ada satupun yang cocok dengan buku yang mereka cari.
Akhirnya sampailah mereka ke pedagang yang keenam, seorang ibu dengan muka senyum menyapa mereka, "Cari buku apa Mbak?" tanya pedagang.
"Anu.. buku Novel, judulnya Mengejar Pelangi, aada ngak bu?" jawab Sinta dan Bella berbarengan.
"Oh yang buku sampulnya warna biru, pengarangnya  Reza Pahlawan?" selidik penjual buku sambil menyusun tumpukan bukunya.
Bella mengangguk yang menandakan apa yang dimaksud ibu itu betul
"Wah.. Baruuu saja lima menit yang lalu diambil Mbak-Mbak , cari yang lain aja.. kan banyak yang bagus"
dengan nyengir kuda Bella menjawab "Ngak Buk, lain kali deh.... Kami carinya buku itu"
Karena hari menjelang sore Dio, Bella dan Sinta sepakat untuk melanjutkan hunting buku besok hari. Target mereka adalah Pasar Jatinegara.
****
Hari  kedua pencarian dilanjutkan, tepat pukul 10.00 pagi mereka janjian bertemu di depan pasar Jatinegara. Karena panas terik Dio memilih untuk menunggu di depan toko mainan Mentari. Sudah hampir 15 menit Dio menunggu, tapi batang hidungnya Bella belum kelihatan juga. Akhirnya kembali Dio menelepon Bella, "Eh kamu dimana? Sudah jam puluh lebih nih..."
"Sorry Dio, kamu cari sendiri aja, aku ada kerjaan nih" jawab Bella tanpa merasa bersalah.
"ya sudah.. aku cari sendiri aja, tapi kalau ngak ketemu kali ini, ngak aku ganti bukumu ya.." ancam Dio
****
Dengan menyusuri pasar yang sempit  sendirian, Dio mulai mengelilingi pasar Jatinegara. Dimulainya dengan melihat-lihat buku di lapak yang paling depan . Setelah matanya mengelilingi semua buku pajangan di lapak itu, novel yang dicarinya tidak ada. Akhirnya Dio memberanikan diri untuk bertanya, "Mas ada Buku Novel Mengejar Pelangi".
"Ngak ada Dik, kayaknya buku itu sudah lama ndak terbit" jawab penjual buku dengan polos.
Inilah kekecewaan pertama yang diperoleh Dio pada hari itu, selanjutnya dia berjalan ke lapak berikutnya yang tidak jauh dari lapak itu.
Kali ini Dio dengan bersemangat langsung menanyakan buku novel yang dicarinya. Tapi di lapak ini juga Dio memperoleh jawaban yang mengecewakan.
Tanpa terasa sudah tujuh toko kaki lima penjual buku yang dimampiri oleh Dio. Dan hasilnya masih nihil.
Akhirnya, jam tangan Dio menunjukkan anngka 11 jarum pendek dan 1 jarum panjang, artinya sekarang jam 11.10 siang.
Dan lapak ke delapan Dio mendapatkan juga Novel yang  dicari. Walaupun dia harus mengeluarkan uang yang cukup mahal untuk harga sebuah novel bekas pakai. Apalah artinya uang, kalau dia nanti akan dimarahi oleh Bella seandainya tidak berhasil mendapatkan ganti bukunya.
****
Handphone merah milik Dio berbunyi, dan ketika diangkat ternyata suara Bella "Dio... gimana bukuku? sudah kamu temukan"
Tanpa menunggu jeda Dio langsung menjawab "Beres Bos.. buku kamu yang jelek dan kumal itu kuganti dengan yang mulus dan kamu bayangkan harganya dua kali lipat dari harga novel loakan tau. Yang lebih membuat kenes, aku harus berjuang melawan lapar  selama satu setengah jam di pasar Jatinegara akibat pencarian ini"
Ketika Dio selesai ngomong, Bellapun menyahut dengan suara rendah "Dio.. ternyata dan ternyata.. Buku Novelku ada di lemari buku saya..."
"Hah... koq... koq begitu" dengan suara gemetar akibat menahan kesal Dio menanggapi Bella
Bellapun melanjutkaan penjelasannya "Itu... waktu kamu  pinjam buku, kamu kan di  rumahku.. kamu ingat ngak, kita sempat keluar sebentar untuk membeli nasi.. "
rasa penasaran Dio makin menjadi "terus.. gimana bisa di lemari bukumu"Â
"Itu.. Bik Inah.. merapikan buku-bukuku .. Dia kira kita sudah bubar dan pulang, jadinya buku itu tersimpan sama bibik"
Dengan wajah merah merona Dio menyesali, kenapa dia tidak mengecek tasnya sebelum pulang dari rumah Bella. Dan itulah suatu tindakan bodoh yang pernah dilakukannya selama ini..
*****
Selamat Berpuasa, 22 juni 2016
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H