Mohon tunggu...
Bloor
Bloor Mohon Tunggu... Lainnya - Masih dalam tahap mencoba menulis

Tertarik pada pusaran di sekeliling lapangan sepak bola. Belajar sejarah bukan untuk mencari kambing hitam

Selanjutnya

Tutup

Bola Artikel Utama

Meneer Guus Hiddink Sang Patron

17 November 2021   07:30 Diperbarui: 20 November 2021   10:15 901
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hal yang bagi publik Korsel manis sebab capaian semifinal sekaligus meruntuhkan rekor sebelumnya bagi negara asia di Piala Dunia milik Korut yang menembus perempat final di 1966.

Hiddink ketika melatih Korsel bersama asistennya, Park Hang-Seo yang sekarang menangani Vietnam (dok: gockhandai.vn)
Hiddink ketika melatih Korsel bersama asistennya, Park Hang-Seo yang sekarang menangani Vietnam (dok: gockhandai.vn)

Saking bangganya Korsel atas Hiddink namanya diabadikan sebagai stadion di kota Gwangju. Selain itu dia mendapat berbagai penghargaan seperti warga kehormatan Seoul, gelar kedoktoran dari Universitas Seoul, hingga tiket gratis dari maskapai penerbangan. 

Meski begitu, Hiddink langsung mundur dari jabatannya dan pulang untuk melatih PSV.

Agaknya PSV dan Hiddink sudah menyatu dalam sebuah kata, yaitu kesuksesan. PSV semakin mendominasi Eredivisie semenjak datangnya Hiddink. Tapi ada hal unik ketika di tahun 2005, ada tawaran datang dari Australia untuk mengisi pos pelatih utama.

Tawaran pun akhirnya disambut oleh Hiddink sekaligus tak meninggalkan posnya di Eindhoven. Menangani dua tim dengan jarak ribuan kilometer ternyata tak membuatnya mendapat hasil minor. 

Australia yang lama absen pun ia bawa ke kembali ke Piala Dunia, membentuk permainan solid yang mengedepankan pertahanan kokoh. Australia mampu lolos ke babak gugur meski harus tersingkir oleh penalti menit akhir Totti.

Selain PSV, Korsel, dan Australia nama Guus Hiddink pun harum di Stamford Bridge. Dua kali Hiddink berperan sebagai juru selamat bagi Chelsea yang sedang bobrok. 

Pertama ia datang di akhir musim 2008-09 menggantikan Luiz Felipe Scolari yang dipecat, lagi-lagi datang tanpa melepas statusnya sebagai pelatih di tempat lain, kala itu Rusia.

Dia berhasil menangani para pemain dan berhasil mempersembahkan Piala FA di hari terakhirnya. Para pemain Chelsea dengan berat hati harus melepasnya. Kedua kalinya ia datang setelah Chelsea remuk di tangan musim ketiga Jose Mourinho di akhir tahun 2015. 

Dia berhasil mengerek Chelsea ke posisi 10 dengan catatan 12 tanpa kalah, rekor untuk pelatih baru. Dia juga kan diingat oleh fans Leicester City berkat jasanya menahan imbang Tottenham di pekan 35 yang memastikan gelar bagi The Foxes.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun