Faktanya sejarah kita menerima orang tionghoa bahkan sumpah pemuda memakai rumah orang tionghoa selain itu pendiri kopasus pasukan terkenal Indonesia itu orang barat yang dinaturalisasi ke Indonesia.
Sekarang mari kita tunjuk muka kita sendiri sebagai rakyat biasa kaum muda milenial. Lihat kelakuan kita sekarang yang hanya mementingkan eksistensi dunia maya dengan banyak follower dan lebih mementingkan diri sendiri dengan sibuk soal asmara.Â
Yah mungkin kalau saya kritik pakai teori marx atau kelas sosial sekarang generasi muda telah menjadi kelas menengah yang hanya gagah di dunia maya kontras dengan dunia nyata. Malulah pada kids jaman old yang mencetuskan sumpah pemuda.Â
Pada jaman dulu walaupun Marco, Sukarno, Yamin dan Wage sibuk soal asmara memperebutkan Siti Sundari, mereka masih sempat memikirkan persatuan dan karya dengan pidato, tulisan, lagu dan sumpah pemuda yang dapat dinikmati bersama komunitas sosial dan generasi muda jaman now.
Soal tanah air generasi muda juga memalukan contohnya suka traveling ke sana kemari bahkan sampai keluar negeri serta tak segan berusaha pindah kewarganegaraan ke luar negeri.Â
Pengalaman kompasianer TE di Australia dalam tulisanya berhadapan dengan orang Indonesia yang berusia lebih muda yang tanpa malu mengajak TE sekalian mengajukan pindah negara ke sana.Selain itu banyak modus lain dilakukan generasi muda jaman sekarang dengan belajar ke luar negeri lalu lama kelamaan pindah kesana.Â
Orang-orang dulu yang ikut sumpah pemuda macam Sukarno itu loh sampai menolak beasiswa luar negeri dan tak mau diajak pacarnya yang orang bule pindah jadi warga negara Eropa.Â
Zaman dulu lebih susah masbro mbakbro ada pembagian kelas yang lebih parah enggak bisa dengan mudahnya daftar pns atau jadi pengusaha bahkan pejabat negara.Â
Mereka juga gak sekedar main deklarasi dan beritagar bahkan hastag atau lomba-lomba semata-mata konsep generasi muda jaman old terbukti direalisasikan kemudian menjadi aksi perjuangan kemerdekaan dalam bentuk negara Indonesia.
Soal bahasa Indonesia saya gak bisa komentar banyak. Soalnya kids jaman old pas sumpah pemuda juga kesulitan pakai bahasa Indonesia bercampur bahasa daerah dan belanda sampai undangan sumpah pemuda asal belanda yaitu Van Der Plas tertawa terbahak-bahak.Â
Bedanya generasinya mereka yaitu muhammad yamin, soegondo, marco, sukarno, wage, sundari dan yang lain-lain berusaha keras berbahasa Indonesia yang baik dan benar.Â