[caption caption="taken from https://en.wikipedia.org/wiki/Capitalism"][/caption]
Berita mengenai benturan-benturan yang terjadi antar peradaban seringkali menghiasi layar monitor komputer ataupun layar hape kita. Peperangan yang terjadi , bom demi bom yang meledak, teror demi teror terjadi, dan lain sebagainya. Dimana akhirnya menimbulkan sebuah tanda tanya besar, apakah yang sedang terjadi sebenarnya? Ada yang tidak begitu peduli asalkan dirinya dan keluarganya baik-baik saja, ada yang menerima mentah-mentah berita yang muncul di social media tanpa mencari tahu kebenarannya, dan ada pula yang kritis. Entah kita termasuk yang mana. Peradaban apa yang penulis maksudkan diatas? Apalagi kalau bukan Barat dan Islam. Marilah kita beri judul Barat Vs Islam biar kesannya mirip Batman v Superman - Dawn of Justice.
Mengapa harus Barat dan Islam? Karena semenjak runtuhnya uni soviet dan Komunismenya, maka peradaban yang berdiri tegak di dunia ini hanya ada dua, yaitu Peradaban Barat dan Peradaban Islam. Barat menyeberang sambil menawarkan secara paksa konsep kapitalisme dan liberalismenya kepada Dunia Islam yang memiliki Sosialisme dan konsep Ketuhanannya yang Esa. Mengapa keduanya bersitegang satu sama lain hingga sampai ke titik yang sudah jauh melampaui batas?
Bagaimana tidak, karena menurut kedua belah pihak, konsep yang diusung lawannya sama-sama dianggap berbahaya. Mengapa? Disini Penulis akan membahas dari segi Kapitalisme dan Islamnya dahulu. Mungkin sedikit basi namun tidak ada salahnya apabila dijelaskan kembali secara garis besar saja. Semoga bermanfaat.
Kapitalisme yang diusung Barat memiliki anak-anak yang bernama Eksploitasi, Ekspansi, dan akumulasi yang bertujuan Kepemilikan pribadi atas usaha demi keuntungan dan status sosial ekonomi. Kapitalisme membolehkan atau bisa dibilang memang sengaja “mengaminkan” terjadinya kesenjangan sosial antara si kaya dan si miskin, si majikan dan si buruh demi meraup kepentingan terjadi. Itulah sebabnya mengapa banyak kita lihat secara nyat pengusaha-pengusaha yang seakan tak puasnya mengeruk keuntungan hasil eksploitasi alam.
Alam yang diserahi oleh Tuhan Yang Maha Kuasa kepada Manusia untuk menjaganya. Kompetisi antar pengusaha rakus yang menyebabkan masing-masing berlomba meraup keuntungan dan status ekonomi. Itu semua dilakukan dengan bantuan para buruh yang bersedia diinjak kepala , tangan, kaki dan tubuhnya untuk memperoleh upah yang tak seberapa. Sedangkan dalam Islam tidak mengajarkan untuk merusak alam semesta, melainkan harus menjaganya. Salah dua perintahnya berbunyi:
QS. Al-'A`raf [7] : 56
وَلَا تُفْسِدُوا۟ فِى ٱلْأَرْضِ بَعْدَ إِصْلَٰحِهَا وَٱدْعُوهُ خَوْفًا وَطَمَعًا ۚ إِنَّ رَحْمَتَ ٱللَّهِ قَرِيبٌ مِّنَ ٱلْمُحْسِنِينَ
Dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi, sesudah (Allah) memperbaikinya dan berdoalah kepada-Nya dengan rasa takut (tidak akan diterima) dan harapan (akan dikabulkan). Sesungguhnya rahmat Allah amat dekat kepada orang-orang yang berbuat baik.
QS. Hud [11] : 85
وَيَٰقَوْمِ أَوْفُوا۟ ٱلْمِكْيَالَ وَٱلْمِيزَانَ بِٱلْقِسْطِ ۖ وَلَا تَبْخَسُوا۟ ٱلنَّاسَ أَشْيَآءَهُمْ وَلَا تَعْثَوْا۟ فِى ٱلْأَرْضِ مُفْسِدِينَ
Dan Syu'aib berkata: "Hai kaumku, cukupkanlah takaran dan timbangan dengan adil, dan janganlah kamu merugikan manusia terhadap hak-hak mereka dan janganlah kamu membuat kejahatan di muka bumi dengan membuat kerusakan.
Melalui Kapitalisme kita diajarkan bahwa yang namanya sukses itu berarti diukur dari status sosial, ekonomi, dan banyaknya harta. Maka itulah sering kita lihat di Toko-toko buku begitu banyak buku yang berjudul “Cara cepat menjadi kaya atau sukses”. Kekayaan harta menjadi tujuan utama sekaligus akhir dari hidup ini. Pada akhirnya banyak yang berkompetisi untuk saling memperkaya. Seakan-akan siapa yang paling banyak hartanya dia yang paling mulia. Sedangkan Islam menolak mentah-mentah manusia-manusia yang memperkaya sendiri tanpa memperhatikan tetangganya.
Karena itu Islam menyuruh untuk melakukan Infaq, sedekah, dan zakat. Ketika kita baru saja mendapatkan hasil dari jerih payah maka selayaknya kita menyisihkan sebagian untuk diinfaqkan ke kerabat yang kurang mampu. Begitu juga sedekah dan zakat untuk yang membutuhkan. Untuk filosofi hidup pun Islam menyuruh manusia untuk tidak menjadikan dunia menjadi tujuan hidupnya.
“Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. Dan janganlah kamu memilih yang buruk-buruk lalu kamu nafkahkan daripadanya, padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memicingkan mata terhadapnya. Dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji.” (QS. Al Baqarah:267)
“Dan belanjakanlah (harta bendamu) di jalan Allah, dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan, dan berbuat baiklah, karena sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al Baqarah:195)
Islam tidak menginginkan terjadinya kesenjangan sosial antara si Kaya dan si Miskin. Karena itu mengapa manusia yang (khususnya) memiliki harta berlebih disuruh untuk bersedekah, berinfaq dan wajib berzakat.
Selain itu Islam tidak menyuruh manusia untuk berkompetisi menjadi kaya. Namun Islam mengajarkan berlomba-lomba untuk berbuat kebaikan di Dunia. Karena tujuan akhir manusia itu adalah akhirat itu sendiri:
Surat Al Baqarah ayat 148
وَلِكُلٍّ وِجْهَةٌ هُوَ مُوَلِّيهَا فَاسْتَبِقُواْ الْخَيْرَاتِ أَيْنَ مَا تَكُونُواْ يَأْتِ بِكُمُ اللّهُ جَمِيعاً إِنَّ اللّهَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ ﴿١٤٨﴾
Artinya :
Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah kamu (dalam berbuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.( Q.S Al-Baqarah : 148 )
Melalui Kapitalisme kita dibentuk untuk menjadi khawatir bahkan takut akan keamanan, kesehatan, masa depan keluarga , anak-anak bahkan diri kita sendiri. Bayangkan! Kita disuruh untuk khawatir. Maka dari itu Kapitalisme menawarkan solusi jitu, yang berupa Asuransi-Asuransi jiwa, kesehatan, kecelakaan, unit-link, properti, dan masih banyak lagi. Sedangkan dalam Islam, kita dilarang takut melainkan takut kepada Allah semata. Intinya adalah penyerahan hidup secara total kepada Tuhan Yang Maha Esa. Allah yang memberikan sakit, Allah pulalah yang menyembuhkan.
“Janganlah kalian takut kepada manusia dan takutlah kalian kepada-Ku.” (Al-Maidah: 44)
“Sesungguhnya mereka itu tidak lain adalah setan dengan kawan-kawannya yang menakut-nakuti (kamu), karena itu janganlah kalian takut kepada mereka tetapi takutlah kepada-Ku jika kalian benar-benar orang yang beriman.” (Ali Imran: 175)
Melalui Kapitalisme kita diajarkan untuk mengkapitalisasi apa saja, termasuk kesehatan dan pendidikan. Sampai harus ada Rumah Sakit Gratis, Kartu Kesehatan Gratis, pendidikan gratis untuk mereka yang tidak punya banyak duit.
Itulah beberapa hal dari “panji-panji” kedua peradaban yang membedakan satu sama lain. Dimana keduanya bagi masing-masing Peradaban bisa menjadi ancaman. Tujuan Kapitalisme sendiri lebih kepada kesuksesan yang diukur dari banyaknya jumlah harta / kekayaan dan status sosial yang tinggi, dan kebanyakan cara pencapaiannya dilakukan tanpa memperhatikan etika ataupun nilai-nilai kemanusiaan. Sedangkan dalam Islam ditekankan tujuan hidup adalah kembali kepada Allah itu sendiri:
وَإِذْ قَالَ رَبُّكَ لِلْمَلاَئِكَةِ إِنِّي جَاعِلٌ فِي الأَرْضِ خَلِيفَةً ، قَالُواْ أَتَجْعَلُ فِيهَا مَن يُفْسِدُ فِيهَا وَيَسْفِكُ الدِّمَاء وَنَحْنُ نُسَبِّحُ بِحَمْدِكَ وَنُقَدِّسُ لَكَ ، قَالَ إِنِّي أَعْلَمُ مَا لاَ تَعْلَمُونَ (سورة البقرة: 30)
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada Para Malaikat: "Sesungguhnya aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi." mereka berkata: "Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, Padahal Kami Senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan mensucikan Engkau?" Tuhan berfirman: "Sesungguhnya aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui." SQ. Al-Baqarah: 30
وَمَا خَلَقْتُ الْجِنَّ وَالْإِنْسَ إِلَّا لِيَعْبُدُونِ
“Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz Dzariyat: 56)
أَيَحْسَبُ الْإِنْسَانُ أَنْ يُتْرَكَ سُدًى
“Apakah manusia mengira, bahwa ia akan dibiarkan begitu saja (tanpa pertanggungjawaban)?” (QS. Al Qiyamah: 36).
Baiklah, sebenarnya masih banyak lagi yang akan dibahas namun nanti tulisan ini menjadi tidak keruan panjangnya dan takutnya malah melenceng kemana-mana pembahasannya. Lagipula alasan Penulis menulis ini hanya iseng mengisi waktu luang di kala libur sebelum esok kembali bekerja sampingan sebagai buruh Retouching Gambar.
Lalu kalau begitu apakah Kapitalisme itu buruk? Nope! jika Kapitalisme memiliki takaran sendiri! Dengan kata lain apabila mengenal kata “cukup”.
“But when enough is enough, Mr. Banks?” – Quote from Saving Mr. Banks.
Lalu apakah Islam memandang buruk Barat dengan segala bentuk sumbangan pemikirannya? Sama sekali tidak. Bahkan Islam mengemukakan alasan mengapa manusia diciptakan berbangsa-bangsa:
"Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal"- QS AL HUJURAT:13
Bisa dilihat tujuan hidup manusia menurut Islam dengan spirit Kapitalisme berbeda jauh. Seratus delapan puluh derajat! Itu baru dibandingkan dengan Islam. Belum lagi Kapitalisme dibandingkan dengan Islam yang sudah menyatu dengan kultur lokal (khususnya Indonesia). Akan jauh berbeda lagi nilai-nilainya.
Menurut Penulis sebenarnya benturan ini terjadi karena sebagian kecil manusia yang kurang waras alias tidak kenyang-kenyang perut dan nafsunya untuk menguasai dunia beserta isinya. Sebagian kecil manusia itulah yang menyebabkan ratusan ribu tentara bergerak untuk ‘merampok’ saudara sesama manusianya sehingga banyak diantara keduanya harus mati sambil mempertahankan ideologinya masing-masing.
[caption caption="taken from: http://eng.dar-alifta.org"]
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H