Mohon tunggu...
Reza Kaifah
Reza Kaifah Mohon Tunggu... Dosen - -

Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan [Ali bin Abi Tholib Ra.}

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pentingnya Pendekatan dan Belajar Filsafat Ilmu

9 Februari 2020   10:52 Diperbarui: 9 Februari 2020   10:53 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ontology membahas tentang wujud(ada). Dan metafisika khusus terdiri dari kosmologi, teologi metafisik, dan filsafat antropologi. Kosmologi adalah dari Bahasa yunani cosmos (rapih, tertib, dunia) lawan dari Chaos(tak tertib). Dimaksudkan sebagai penyelidikan filosofis tentang dunia atau alam dan ketertiban yang paling fundamental dari seluruh realitas.

Mengenal Epistemologi juga pada bagian sebelumnya sudah diterangkan bahwasannya kata Epistemologi dari Bahasa Yunani Episteme(Pengetahuan) dan Logos(kata,pikiran,percakapan, atau ilmu). Epistemologi berarti kata, pikiran, percakapan, atau ilmu pengetahuan.

Secara istilah epistemologi: pertama, epistemologi berkenaan dengan sifat pengetahuan, kemungkinan, cakupan, dan dasar-dasar pengetahuan. Kedua, epistemologi membahas tentang reliabilitas pengetahuan, dan ketiga, epistemologi melakukan investigasi tentang sumber, struktur, metode, dan validitas pengetahuan. Juga dinamakan sebagai kritelogia karena menetapkan benar tidaknya pikiran atau pengetahuan berdasarkan ukuran kebenaran.

Fungsi dari epistemologi itu sendiri adalah pertama, sebagai landasan bagi tindakan manusia dalam kehidupan sehari-hari. Kedua, sebagai dasar bagi pengembangan kearifan dalam berpengetahuan. Ketiga, sebagai sarana mengetahui variasi kebenaran pengetahuan. Objek pengetahuan adalah sesuatu yang dapat dilihat, disentuh, diindera, sesuatu yang dapat disadari secara fisik atau mental, suatu tujuan akhir  dari kegiatan atau usaha; dan usaha suatu hal yang menjadi masalah pokok suatu penyelidikan.

Objek pengetahuan dibagi menjadi tiga bagian Pertama, objek empiris(objek rasa) yaitu objek pengetahuan yang pada dasarnya ada dan dapat ditangkap oleh indra lahir dan batin. Kedua, objek ideal(objek bukan rasa) yaitu objek yang pada dasarnya tiada dan menjadi ada berkat kegiatan akal. Ketiga,objek transenden(objek luar rasa), yaitu objek yang pada dasarnya ada, tetapi berasa diluar jangkauan pikiran dan perasaan manusia.

Kita mendalami lagi beberapa objek yang diatas, objek empiris adalah sesuatu yang berada dalam jangkauan pengalaman baik lahir maupun batin, indera lahir disebut objek fisis, misalnya batu, gunung, suara , wewangiann, dan pahit. Sedangkan indera batin disebut juga objek psikis seperti sedih, murung, benci, dan congkak.

Objek ideal merupakan suatu yang berada dalam tangkapan pemikiran. Objek ini semua tidak ada, dan ia baru ada setelah berpikir. Hasil pemikiran inilan selama masih berada dibenak disebut objek ideal misalnya berupa renungan dan rekaan. Selanjutnya, objek transenden adalah sesuatu yang memang ada, tetapi tidak  bisa dijangkau oleh kemampuan manusia baik pengalamannya maupun pikirannya. Penjelasan dari Prof Mudlor Ahmad dalam bukunya menuju ke pimikiran filsafat.

Berdasarkan klasifikasi pengetahuan dapat dibedakan dengan beberapa sudut pandang. Pertama, berdasarkan cara memperolehnya Pengetahuan dengan kehadiran yaitu pengetahuan yang hakikat objek yang diketahui terbebar atau tersaksikan secara langsung pada diri subjek dan mengetahui atau perlaku persepsi. Kedua, pengetahuan diusahakan yaitu pengetahuan yang eksistensi objek tidak secara langsung tersaksikan oleh subjek, tetapi subjek menangkapnya melalui perantara yang mencerminkan objek berupa konsep mental(Yazdi, 2003: 92).

Selanjutnya berdasarkan sumbernya pertama, pengetahuan inderawi yaitu pengetahuan yang diperoleh dari cerapan indera(Knowledge) baik lahir maupun batin. Kedua, pengetahuan rasional(aqliyah) yaitu pengetahuan yang diperoleh dari penalaran rasional. Ketiga, pengetahuan intuitif (al-hadsiyyat). Yaitu pengetahuan yang diperoleh melalui intuitif atau kasyf. Keempat, berdasarkan wahyu(al sam'iyyat). Kemudian berdasarkan kepentingan.

Pertama, pengetahuan dominatif yaitu pengetahuan untuk melakukan dominasi kekuasaan. Kedua, pengetahuan deskriptif yaitu pengetahuan yang digunakan untuk mendeskripsikan fenomena. Ketiga, pengetahuan emansipatoris yaitu pengetahuan yang digunakan sebagai sarana pemberdayaan masyarakat yang tertindas. Pengetahuan adalah tanggapa n subjek terhadap objek yang dketahui.

Terkait dengan pembahasan ini, terdapat teori kebenaran yang popular di berbagai buku filsafat dari Hunnex dalam peta filsafat dan Mudlor Ahmad yaitu pertama, teori kebenaran korespondensi adalah suatu idea itu benar apabila secara akurat dan cukup menyerupai contoh kita mengatakan''hari ini hujan turun'' dan memang kenyataan turun. Maka pernyataan ini disebut korespodensi. Kedua, koherensi adalah pernyataan benar jika proposisi tersebut berada dalam keadaang saling berhubungan dengan prosisi lain yang benar. Ketiga, pragmatis teori ini mengukur kebenaran sebuah pernyataaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun