Mohon tunggu...
Reza Kaifah
Reza Kaifah Mohon Tunggu... Dosen - -

Lihatlah apa yang dikatakan jangan melihat siapa yang mengatakan [Ali bin Abi Tholib Ra.}

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Pentingnya Pendekatan dan Belajar Filsafat Ilmu

9 Februari 2020   10:52 Diperbarui: 9 Februari 2020   10:53 1473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tuhan Mengutus manusia untuk menjadi khalifah agar manusia mampu mengontrol dan memanfaatkan satu sama lainnya. Nabi Adam as. Untuk pertama kalinya diajarkan tuhan pengetahuan tentang nama-nama segala sesuatu dan diturunkan di bumi untuk Khalifah fil ard. Manusia sejati adalah manusia yang bisa menggabungkan tiga asas iman,ilmu, dan kuasa yang ketiganya saling berkaitan.

Berbicara filsafat, Kata filsafat yang diserap dalam Bahasa Indonesia ini merupakan padanan kata falsafah(Bahasa Arab) dan philosophy(Bahasa Inggris). Kata tersebut berasal dari Bahasa Yunani philoshopia. Kata philoshopia merupakan kata majemuk yang terdiri kata philos dan shophia. Kata Philos berarti kekasih, dan Shopia kebijaksanaan. Dan bijaksana berarti ''mengerti dengam mendalam''. Dan berpikir filsafat secara universal(Secara keseluruhan), radikal(Berpikir sampai akar-akarnya), dan rasional.. 

Dapat dipahami bahwa filsafat sebagai proses adalah proses berpikir tentang segala sesuatu yang ada secara universal, radikal, rasional dan mendapatkan kebenaran yang hakiki. Untuk memperoleh pengetahuan maka ada metode untuk memperoleh pengetahuan tesebut diantaranya; Pengetahuan inderawi, pengetahuan ilmiah, pengetahuan filsafat, dan pengetahuan agama.

Terkait dengan agama islam Ajaran al-Qur'an memuat banyak aspek salah satunya ajaran al-Qur'an menyampaikan ajaran kepada manusia yang berbeda taraf berpikir dan kemampuan akalnya. Ada yang diarahkan ke hati agar terbuka menerima nasihat, dan ada yang diarahkan ke akal agar manusia membuat renungan. Fenomena perkembangan intelektual islam bagi para orientalis adalah sesuatu yang mengherankan, karna kenapa, hanya dalam waktu yang tidak lebih dari dua abad perkembangannya, islam telah mampu mendominasi corak pemikiran yang berkembang saat itu.

Adanya toleransi dan kerbukaan orang-orang islam dalam melihat agama lain. Khususnya ahli kitab. Islam mengakui keberadaan ahli kitab bahkan ''kafir dzhilmi'' wajib dilindungi di kawasan islam tatkala mereka menyatakan tunduk dan patuh terhadap hukum islam meskipun mereka tetap berpegang dengan agamanya.

Hal inilah yang menimbulkan interaksi intelektual yang positif.. Pada masa Abbasiyyah(750-950) perkembangan luar biasa dialami dalam bidang keilmuan. Dukungan yang kuat dari pemerintah berkuasa telah meniscayakan percepatan-percepatan dalam perkembangan intelektual umat islam. Aktivitas penerjemahan karya-karya Yunani dalam bidang kedokteran, filsafat dan sains ke dalam Bahasa arah telah memperkaya hazanah intelektual umat islam di samping itu juga ilmu agama seperti ilmu hadist,tafsir, dan ushul fiqih.

Keberadaan filsafat tradisi islam itu bangsa barat heran bersikap skeptis terhadap keberadaan filsafat dan tradisi Islam. Filsafat islam adalah bersifat islam, bukan hanya karena ia dikembangkan di dunia islam dan dilakukan oleh kaum Muslim, melainkan juga karena menjabarkan prinsip-prinsip dan menimba inspirasi dari sumber-sumber ajaran pokok islam yaitu Alquran dan As-Sunnah.

Sumber ajaran islam inilah mengarahkan pada jenis filsafat yang menempatkan kitab wahtu bukan sekedar sumber tertinggi hukum keagamaan, akan tetapi juga hakikat eksistensi dan sumber dari segala eksistensi. Filsafat sebagai sebuah disiplin yang berkembang pada masa Bani Abbasiyyah yang dipengaruhi oleh tradisi pemikiran Yunani. Perkembangan ini sebagai internasionalisasi bahwasannya islam juga berinteraksi  dengan tradisi lain di luar islam dan aspek dari dukungan pemerintah juga.

Adapun setelah kita memahami dari pengertian filsafat ilmu dan bagaimana filsafat ilmu berkembang dalam tradisi islam. Sekarang penulis mengilustrasikan filsafat ibarat sebuah pohon. Sebagai sebuah pohon, tentu ia memiliki akar, batang, cabang daun dan buah. Akar digunakan sebagai sebuah ilustrasi tentang asal mula filsafat atau apa hal-hal yang menjadi pangkal tolok orang yang berfilsafat.

Sedangkan batang sebagai sebuah gambaran yang menjelaskan  tentang pokok pembahasan utama dalam filsafat yang didalamnya kemudian melahirkan beragam sub pembahasan- sub pembahasan atau cabang-cabang pohon. Dan dari cabang cabang itulah terdapat ranting yang menggambarkan sub-sub pembahasan.

Sedangkan buah, menggambarkan tujuan akhir dari berfilsafat yaitu kebenaran dan manfaat- praktisnya. Terdapat empat hal yang merangsang manusia berfilsafat, yaitu: Ketakjuban, ketidakpuasan, hasrat bertanya, dan keraguan. Adapun ketakjuban menurut Aristoteles menyatakan bahwa ketakjuban manusia mulai berfilsafat.Itu ketika kita bertamasya(thaumasia). Bisa jadi kita waktu jalan-jalan(refreshing) tidak jarang kita berpikir tentang beragam hal yang kita lihar ketika kita bertamasya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun