Mohon tunggu...
Reza Irfandi 28
Reza Irfandi 28 Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Anak Melankolis yang diam-diam suka Sanguinis.

GOD'S NOT DEAD

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Aku Mengerti Kenapa Senja Selalu Berpamitan dengan Indah

6 Maret 2024   00:53 Diperbarui: 6 Maret 2024   00:55 176
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tanggal 03 Januari 2021, aku dan teman-temanku yang saat ini tumbuh menjadi orang yang pribadi dewasa, dan panjang umur untuk hal-hal baik. Dalam saat ini dunia tidak sedang baik-baik saja, tepat 1 tahun yang lalu Covid-19 melanda seluruh dunia, ah.. hati siapa yang sedih bukan? Orang-orang yang tidak bersalah telah direnggut sukmanya oleh virus itu. Hati siapa yang menangis melihat ini?? Orang yang telah di tinggalin dalam kepahitan dan keihklasan dalam pengucapan. Ahhh, kita cukup sudahi masalah ini.

Perkenalkan secara singkat diriku yang tiba-tiba menyukai senja, tinggal di bumi tepatnya di Indonesia, orang-orang memandangku sebagai melankolis, sedikit pendiam dalam pembicaraan tetapi tidak suka dengan kesepian dan sopan santun dalam bertata krama. Yah Reza, itulah namaku. Hari demi hari aku jalani hidup dengan sebagaimana mestinya orang beraktifitas seperti biasa, sedikit diskusi dengan alam dan sedikit berdialog dengan senja.

Pada pagi hari sekitar jam 08.00  aku dan temanku, oh iya perkenalkan dia yang sedikit nakal dalam perbuatan, hahah. Dia lah moska,dia saudaraku sejak kecil, yah meskipun kami agak jauhan tahun lahirnya, tapi tidak menghambat persahabatan bahkan bisa di bilang abang adik, tapi paling herannya dia manggil aku dengan sebutan abang, karena dalam silsilah kelurgaku ada gitu.

Setelah itu kami berangkat dengan mengendari motor, karena dalam perjalanan kesana harus memakan waktu berjam-jam. Kami berangkat, dan aku tiba-tiba menanyakan beberapa hal sama dia.

"Mo,, kita mau kemana sih??(ujarku saat itu)"

"Ada deh, kita mau kesuatu tempat yang indah(ujar dia sambil mengendari motor tersebut)"

"Saat itu aku memikirkan ucapan dia barusan, yah aku tau kami mau mancing, but, tempat pancing yang indah dimana? Emang ada yah... (gumamku sambil bingung)"

Di tengah perjalanan aku sibuk dengan gadget ku, sementara dia sibuk mengendari motor. Hahahah

Tiba-tiba

Dia memingkirkan motor itu lalu berhenti..

"Loh, kenapa berhenti woii?"

"Gantian bawa kita(ujar dia dengan  senyuman khas dia)"

"Ah, ada-ada aja, dikirain entah apa yang terjadi, memang ini anak suka kali mengagetkan orang"

"Kamu ajalah, aku sibuk dengan gadget ku,..(ujarku dengan agak kesal)"

"Abang aja, lagi malas bawa motor, lagian sakit perut"

ALASAAN SAJAAAA

Terpaksa menerima itu, yah meskipun agak kesal, tapi dia mempunyai alasan yang banyak supaya orang yang lagi berbicara sama dia bisa bersimpati terhadap dia..

 Kucobai motor tersebut untuk dibawa kembali...

Ngeeeengg ............

@@@@@

Setelah sampai ditujuan, aku baru menyadari bahwa kami akan memancing ke laut,. Ha?? Laut(gumamku yang sedikit cemas)". Iya aku sedikit cemas karena aku tidak pandai berenang, hahahhaha. Sok-sok'an mau kelaut tapi berenang aja belom pandai";. Tapi tidak menghambat kepergian kami pada saat itu.

Kami membeli pelaratan seperti udang untuk umpan, mata kail dan masih banyak hal lain untuk kami butuhkan,. Srettt,, kami sampai di suatu toko peralatan alat pancing.

"Aku: kak, kakkkk, mau beli(ucapku dengan nada tinggi)

"Aku: hallo, ada orang"???

"Kakak  penjual: oh iya da, maaf tadi kebelakang (ucap dia yang agak merasah bersalah)"

"Aku: its oke kok kak, santai kali(ujarku seketika mengganti suasana menjadi sediit lelucon)".

"Kakak penjual: mau beli apa da?"

"Mo: mau beli perlengkapan alat pancing kak"....

"Kakak: silahkan di lihat-lihat dulu da"..

Setelah kami meneliti lebih dalam lagi, akhirnya kami menemukan yang pas untuk kami pasangkan dalam pancingan tersebut, dan kami melanjutkan untuk membeli umpan dan makanan yang akan kami bawa.

Sekitar jam 13.00 WIB, kami bergerak dari dermaga menuju kelaut., iya nama laut tersebut ialah Air bangis kalau didalam bahasa minang ialah Aia Bangih, tepat di Provinsi Sumatra Barat, daerah Ujung Gading. Aku mencoba untuk memberanikan diri untuk melewati rintangan yang cukup dibilang berbahaya bagiku, hanya modal nekat dan doa yang pada saat itu aku kuatkan, hahahahha

Dalam perjalanan kelaut kami mempunyai kendala yang begitu banyak,.

"Mo, kita yakin ini memancing di tengah laut?(ucapku seketika)"

"Yakin aja, percaya sama orang nelayannya"

"Percaya? Kalau orang nelayannya bilang baik-baik saja tapi kenyataannya berbeda gimana?"

"Dah, percaya aja, andalkan saja sama orang nelayannya(jawab dia dengan santai dan percaya diri)"

"Iya, percaya aja za(suara itu tiba-tiba muncul)

"Oh baik pak, Cuma aku terlalu cemas aja, heheheh.(ujarku dengan  cemas ke orang nelayannya)"

Belom lagi ditambah aku melihat persis seokor Hiu di belakang perahu kami saat melintas, wow  aku ga tau bagaimana  situasi hatiku itu, ada rada cemas dan ada rada ketakutan.

"Ini ikan hiu yah pak??(ujarku yang sedang bertanya kepada pak nelayan tersebut)"

"Oh,itu, bukan. Itu bukan Hiu melainkan seekor Lumba-lumba yang sedang muncul di permukaan air."

"Hah? Lumba-lumba?? Bukannya itu seekor hiu(gumamku saat itu)"

"Mungkin pak nelayan tersebut ingin mengalihkan suasana hatiku yang pada saat itu cemas(gumamku sekali lagi)"

"Tapi aku mengiyakan saja perkataan yang dilontarkan oleh pak nelayan tersebut."

Belom beberapa menit, teman kami udah ada yang mabuk laut, hahahah. Padahal teman kami yang satu ini udah sering mancing kelaut tapi tetap aja mabuk laut, sungguh diluar nalar...

Setelah dia meminum obat dan mencoba untuk istirahat sejenak., ditambah ombak pada saat itu lagi pasang-pasangnya,,, seakan-akan kami menari dikapal tersebut, karena sangking besar goncangan ombak tersebut. Nah pada saat itu kami udah berada di tengah laut nan indah, dan memulai strike kami pertama..

Damn!!! Laut nan indah yang diberikan oleh Sang pemberi dunia ini, memang Tuhan selalu memberi kita bahagia yang melimpah, yah dengan laut tersebut aku sedikit lega karena memikirkan hal tadi..

"Loh, loh, loh,.. ini kok getarannya kuat sekali?(ujarku seketika bahagia)"

"Tarik aja za, pasti itu strike pertamamu(suara itu tiba-tiba muncul)"

Damn!! Benar saja, strike pertamaku dengan ikan kakap merah dengan sedikit tarikan-tarikan yang cukup menantang.. yah, inilah yang aku mau, dengan diskusi alam di tengah laut

Aku menyukai sajak, puisi syair bahkan saat ini bisa dikatakan anak indie, meskipun jurusanku tidak disitu, tapi tetap saja aku menyukai dengan kata demi kata, racikan demi racikan dan rasa dan karsa. Sedikit tipe melankolis yang saat ini dikatakan baperan, bukan karena apa,tapi aku hanya tersentuh yang apa saja yang orang katakan, entah kenapa aku bisa menyukai dan berpikiran tentang hal itu itu bisa terbentuk dengan alam.

Saat ini aku juga menyukai Kopi, Hujan dan Senja, yahh, ketiganya sangat sering menemaniku dikala aku sedang butuh inspirasi, aku tidak sekedar suka melainkan sudah jatuh cinta, bukan sekedar rasa dan suasanya namun makna dan filosofinya yang terbentuk dalam tiga tersebut,hal ini hanya sebagian orang yang mungkin bisa menyadarinya. Karena aku hidup dengan kata. Setiap detik setiap saat, aku memakai kata, entah untuk merasa, untuk berpikir, atau untuk berjumpa. Hidup manusia adalah kumpulan kata.

Teruntuk kopi  

Terimakasih engkau hadir disaat kita membutuhkan asupan nalar dan pikiran yang bercampur aduk dalam suasana dingin. Tanpamu kami mungkin memiliki pikiran yang buntu untu dicerna, hidup dengan sedikit kata dan canggung dalam perbuatan. Jadilah kopi hitam dalam cangkir putih,

Tentang hujan

Bulirnya yang basahi bumi, seolah mengajarkan kita untuk terus tabah. Tabah dalam memberi karena memberi bisa hilang bagai tak berarti. Tabah dalam memberi karena dari memberi kita belajar keikhlasan. Hujan adalah keikhlasan. Keikhlasan karena ia mendukung aksara tergelincir dari lisan sang empunya, seolah terus menerus menjatuhkan bulir kenyataan dan repitisi dari hal-hal tak mungkin kembali. Apakan kita bisa menjadi hujan? Kenangan saja terus kita putar dalam otak di kepala tanpa pernah berakhir, tanpa  pernah menghilang sewajarnya setelah sejenak menghidupi jiwa,.. tanpa pernah selesai, kita teguk beribu kenangan hanya menghilangkan dahaga. Tidak !!, kita tidak bisa menjadi hujan.

Tentang senja

Merah kuning yang membara, tetapi tetap santun. Semangat yang berapi-api, tetapi seolah teredam. Senja yang muncul sebentar untuk menghatkan, sekilas menawarkan ketenangan. Lalu sedetik kemudian dilibas oleh kelam menuju malam. Gelaplah cakrawala, tanpa sisakan nyala. Senja itu jeda singkat, di sekian nama tidak berarti, yang tak menetap, tetapi sempat lewat meski bukan berarti terlewat. Nama itu tetap ada, yang ditempatnya semula. Itulah senja.

Tentang buku

Aku telah memilikimu selama aku duduk dibangku SD, kamu memang hal yang perlu dibawa, dan kamu itu teristimewa, yah kamu memang teristimewa. Disaat ditengah laut, aku ingin membawa buku. Oh iya sebelum berangkat aku udah mempersiapkan buku, karena senja harus ditemani dengan itu. Aku membaca buku Boy Candra, Senja,hujan dan cerita yang telah usai. Dalam cerita tersebut dia mempersembahkan untuk orang-orang yang pernah dilukai, hingga susah melupakan. Yah seakan-akan itu menunjuk dalam diriku.

 

@@@@

 Dikala saat aku sembari menunggu strike keduaku, dengan membuat secangkir kopi yang ditemani oleh laut dan terumbu karang , kini Senja akan membawa suasana hidup dengan kata.. yah dialah Senja, teman dekatku saat ini untuk saling menerima keindahan warna yang Tuhan beri.

Detik demi detik, waktu akan terus berputar, Sore tak akan pernah lengkap tanpa kehadiran senja di ufuk barat mengantar matahari sang penguasa siang menuju peraduannya. Namun keindahan senja tidak akan membuai jika sang jingga tak pernah hadir mendampinginya memancarkan keanggunan karya Tuhan. Senja dan jingga adalah pasangan paling serasi dimuka bumi ini. Mengalahkan pasangan Romoe dan Juliet serta Rama dan Sinta. Kisah romantis mereka memang tidak pernah diceritakan dalam buku ataupun film, namun keindahan mereka tersaji harmoni dikaki langit sore. Senja yang dikagumi sebagian orang yang mengerti tentang apa itu Jingga, dan kini ia telah memancarkan sinarnya disore hari.

Setelah jam 17:00, kami terus memancing di tengah laut,. Dan akhirnya hujan pun datang, datang begitu deras, sembari ombak begitu besar. Kami mencoba ingin tenang dilaut yang lepas, mencoba untuk bersabar dan mencoba untuk berusaha. Disaat itu kami langsung berangkat menuju pinggiran laut, beberapa hal kami harus terpaksa dari tengah-tengah laut.

Tiba-tiba aku bertanya kembali.

"Ini kita masih lanjut atau balik aja??(ujarku begitu cemas)"

"Lanjut aja, paling sebentar hujannya, kan kita pemberani,. Masa gini doang takut.."

"Apa mo?? Gini doang? Nanti kita tenggelam gimana??"

"Yah paling kita berenang lah,..."

"WTH?? Yah kamu kan bisa berenang, lah aku?? Tidak bisa.. hahaahaha"

            "Nanti aku bantu deh kalau tenggelam kita" hahahahah

            "Baiklah..."

Setengah jam hujan nan deras itu mengguyur kami ditengah laut, kini dia berhenti air, dan percikannya telah selesai. Kami memutuskan kembali untuk melanjutkan mancing tersebut.

Kini ikan yang kami dapatkan lumayan banyak, satu persatu kami telah dibayarkan penuh senyum oleh laut, hujan dan senja oleh sang pemberi Anugerah..

Setelah setengah jam hujan itu mengguyur, kini kami di dikasih tambahan oleh sang Pecipta kembali dengan memanjakan mata kami yang tertuju di ufuk utara dengan adanya 7 warna, Merah, Jingga, Kuning, Hijau, Biru, Nila dan Ungu. Pasti tau kan apa?? Yahh,  itu pelangi. Aku tidak tau harus bagaimana lagi, hanya ucapan terimakasih banyak untukMu sang Pecipta. Aku mencintaimu..

Pelangi yang indah ini tidak luput juga aku mengabadikannya didalam gadgetku, dengan sedikit video dan foto untuk aku unggah didalam media sosialku. Aku saja yang mengabadikan momen tersebut, sedangkan temanku sibuk dengan memancing. Itu momen yang baru saja aku lihat dengan kedua mataku, wow, sungguh indah dan luar biasa.

Beberapa kemudian, disaat pelangi menghampiri, tiba-tiba senjapun datang kembali, dengan sedikit berbeda dengan sebelumnya, yakni dengan warna jingganya yang begitu pekat membara. Oh Tuhan, aku ga tau harus ngomong apa lagi, hanya tetesan kata yang  bisa diucapkan. Terimakasih. Aku tidak fokus lagi dengan alat pancingku, sekarang aku fokus padamu, Senja. Seolah aku jatuh cinta pandangan pertama terhadapmu. Jinggamu terpancar sangar ditambah awan awan dan burung-burung serasi merdampingan bersama jingga.

Aku bersiniatif sambil mendengar lagu Sorai dari Nadin Amizah. Aku merenungi kata demi kata, langit dan laut saling membantu, Mencipta awan hujan pun turun, ketika dunia saling membantu, lihat cinta mana yang tak jadi satu. Kau memang memang manusia sedikit kata, bolehkah aku yang berbicara. Lagu ini yang menjadi lagu favoritku, mengenal cinta yang tidak jadi satu, saat itu akan ada yang menghiburku, yakni senja.

Awan dan alam saling bersentuh

Mencipta hangat kau pun tersenyum

Ketika itu kulihat syahdu

Lihat hati mana yang tak akan jatuh..

Damnnn sungguh indah sepasang lirik ini yang telah datang kedunia untuk menghantarkan semangat, sepertimu Jingga, membara.

Waktu menunjukkan jam 18.00, disitu senja dan jinggamu bersatu menjadi bulat,. Ketika matahari terbenam diufuk barat. Aku menunggu senja tersebut sampai terbenam, aku tidak memancing lagi, bahkan tidak tertarik lagi, dasar aku.,, Memang aku tidak tertarik lagi karena hasil pancingan kami udah banyak, jadi aku tidak melakukan hal itu lagi.

Senja dan jingga nya sampai sore menjelang malam belom habis, memiliki sedikit warna-warna jingga yang begitu senyap, ditambah bumi akan mengganti hari dari sore ke malam.

Alunan-alunan senja kini mulai meredup dengan berpamitan dengan indah, ini alasanku menyukai 3 hal dalam dunia ini, Kopi, Hujan dan Senja. Ketiga itu yang bisa membuatku tersenyum, disaat sedih, aku memilih dia, iya, ketiga itu adalah dia.

Jam 20.00 kami masih di tengah laut, yah, sama seperti sebelumnya, dengan ombak deras, kami terpaksa memutuskan untuk pergi ke pulau bangka. Disana ada sebuah dermaga kecil, cukup jauh dari kami saat ini. Malam semakin malam, dan cuaca semakin dingin, suhu nya 18C, lumayan terasa dingin sampai-sampai jaket double pun tidak ada terasa hangat-hangatnya.

Saat itu gelap gulita, banyak kapal-kapal yang kami jumpai, baik yang besar maupun yang kecil. Mereka menangkap ikan pas malam hari waktu pasang air laut. Hanya ditemani lampu-lampu kecil dan ombak yang besar.

Saat itu pak nelayan pun bertanya

            "Kita makan malam di dermaga bangka??"

            "Iya pak, sekalian beristirahat(ujarku)".

            "Kita tidur dimana pak?(tiba-tiba suara itu muncul)"

            "Yah, kita tidur dikapal ini aja nanti"..

            "Ha? Dikapal,, bukannya di kapal ini ga muat yah untuk tidur, kami berlima ditambah awak kapal 2,. Hhmmm, tapi aku tidak berprasangka pada saat itu."

Setelah 2 jam..

Kami telah sampai di dermaga bangka, dengan perjalan cukup lama, menguras waktu di perjalan saja.. hahaahaa

Kami senderkan kapal itu, lalu kami naik ke atas dermaga.. ternyata oh ternyata kapal dan orang disana udah ramai saja. Ada yang beberapa mengambil hasil tangkapannya, dan ada juga beberapa memanggang ikan. Tau kan kalau nelayan gimana memanggang ikan? hanya ada arang dan ikan, bumbunya? Tidak ada dong, kan ini sesuai dengan alam, heheheh

Lalu, aku pun membuka gadgetku yang dari tadi aku ga ada buka sampai saat ini. Tiba-tiba aku buka, ada beberapa notif panggilan tak terjawab. Kira-kira itu siapa yah(gumamku dengan penasaran). Ternyata panggilan dari doi, bukan doi sih, tepatnya lagi dekat gitu. Dia video call pada saat itu, mungkin melepas rindu, hehehehe.. lagian jarak kami yang begitu jauh, bisa dibilang LDR'an. Satu sama lain melepas rindu dan tawa,. Setelah kami melepas rindu, kami akan melanjutkan makan malam lagi.

Jam 23.59 mau pergantian hari, kami pun akan makan bersama, dengan memanggang ikan. Ikan yang kami bakar rasanya enak, dengan tidak ada racikan bumbu dengan aroma murni yang kami bakar. Makan bersama terasa hikmah dan bahagia, dengan jajaran ikan yang sudah disajikan. Oh indah nya Tuhan beri.

  Setelah 1 jam kemudian, kami melanjutkan memancing di tepi dermaga, dengan suasan sepi, ombak yang tenang dan orang-orang udah pada tidur. Disitu kami memulai kembali, dengan pergantian hari dan suasana baru. Yah terasa berbeda.

Tidak ada pergerakan sama sekali, tidak ada strike-strike sama sekali. Kami akan tidur dikala malam sudah meredup, awan dan burung-burung udah tidak berkabar lagi. Semangat malam kami nan dingin akan kami lanjutkan dikala mentari pagi bersinar.

Aku yang udah tidur pada saat itu dengan senyap dan sedikit capek dengan aktifitas yang begitu padat dari pagi hingga sore. Dikala tidur, teman-temanku masih lanjut dengan memancing, mungkin kalau sudah hobi tidak tau batas waktu. Sampai jam 2 kami bergegas kembali ditengah laut, untuk tidur disitu. Tidur di tengah laut bukan hal yang mudah, banyak keraguan dan misteri.

@@@@@@

Damnnnnn!! Aku baru sadar di jam 3 subuh menjelang fajar, aku kebangun dari kapal tersebut. Aku lihat sekelilingku udah pada tidur semuanya, tinggal aku yang terbangun tiba-tiba. Entah kenapa hal ini yang membuat mistis semakin ada, aku mencoba membuka mata lebar dan tidak berhalusinasi, aku mencoba berdiri di tengah-tengah kapal yang sedang terombang ambing yang sangat deras. Aku lihat di tengah aku sedang berdiri, bahwa kami menyenderkan kapal itu di belakang karang, berarti kami sedang ditengah laut.

Tiba-tiba

Suara begitu muncul, seperti ada yang memanggil namaku. Oh no, aku takut melihat kebelakang lagi, takut karena situasi tidak mendukung, lagian aku saja yang bangun pada saat itu. Aku mencoba memberanikan, namun aku tidak sanggup melihat, karena takut. Hahahahaha

Aku mencoba membangunkan teman ku yang nyenyak tidur,.

"Mo, mo, bangunnn"

"Moskaaaa.."

"Woiiii, bangunlah.."

Sumpah ini orang kebo banget yah, dibangun-bangunkan tidak juga bangun. Kenapa aku bangun di tengah ginian yah, hanya ada ketakutan yang menghampiri. Aku mencoba membaringkan kembali badan ku. Dengan keadaan ini aku memaksakan badanku agar tidur kembali..

Sekitar jam 5 subuh pak nelayan membangunkan kami, karena menangkap ikan dengan menggunakan jaring, karena menyebarkan jaring tersebut dari depan ke belakang, disaat itu aku bangun sendirian. Teman-temanku belom pada bangun.

            "Pak, ini paling lama menyebarkan jaringnya berapa lama???"

            "Sekitar jam 6 pagi udah di ambil lagi.."

            "Ohhh, begitu.."

Jam 6 akan datang, pak nelayan akan mengambil kembali jaring yang telah di lemparkan di dalam laut..  begitu banyak hasil tangkapan ikan itu, ada udang, ada ikan pedang dan masih banyak lagi jenis ikan tersebut.

Jam 7 pagi kami akan kembali lagi ke tempat asal. Astaga, teman-temanku masih tidur, ini fix kebo banget. Mungkin efek begadang semalam jadi terlalu nyenyak tidurnya.

Akan tetapi, teman-temanku pada bangun karena ombaknya begitu besar. Beda dari yang sebelumnya, sampai-sampai ini air nya masuk kedalam kapal itu. Jadi kami tergoncang lagi. Aduhhh, ternyata ombak ini masih ada lagi yang lebih bahaya(gumamku yang begitu khawatir).  Padahal perjalan menuju pulang amatlah  jauh. Ditambah cuaca dan angin makin dingin dan kencang. Bunyian suara kicauan burung kembali menghampir kami. Begitu senang hatiku..:)

Ditambah burung pemakan ikan(Pelikan) menghampiri kami kembali, dengan begitu banyak burung tersebut, mereka memakan ikan yang sebelumnya hasil tangkapan pak nelayan itu. Bukannya diusir, malahan di kasih makan. Wow,, sungguh mulia kebaikanmu pak, semoga di beri hadiah yang akan datang dari Sang pecipta.

Tiba kami di dermaga sebelumnya, yang dari awal kami datang. Kira-kira jam 10 pagi kami telah sampai. Banyak kejutan dan banyak hal-hal baru yang aku daptkan. Terimakasih relasi, panjang umur.

Akhir dari cerita ini, aku bertrimakasih kepada 3 hal. Kopi, Hujan dan yang sangat istimewah ia, dialah Senja. Terimakasih  atas pemberianmu selama 2 hari sebelumnya, semoga aku bisa menginjak tanah yang Tuhan beri dari hidup ini, semoga aku bisa berdialog dan bercerita kepadamu Alam semesta.

Senja memang indah apabila dituangkan dalam bentuk kata-kata sastra. Senja sangat menginspirasi bagi para manusia. Dan senja mengajarkan kita bahwa sesuatu yang terlihat indah sebagian besar hanya bersifat sementara..

Ujung senja membawa angin menari, menyiksakan gundah ketika pagi menyepi.

Sebab Senja lebih tau bagaimana cara berpamitan tanpa ada sedikit pun insan yang merasa tersakiti....!! 

Sumatra Barat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
  10. 10
  11. 11
  12. 12
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun