Mohon tunggu...
Reyzeta Nabila
Reyzeta Nabila Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswi

Mahasiswa yang gemar membaca

Selanjutnya

Tutup

Book

Kritik Sastra: Strukturalisme dalam Novel Mariposa Karya Luluk HF

15 Desember 2022   12:22 Diperbarui: 15 Desember 2022   12:29 17518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Book. Sumber ilustrasi: Freepik

g. Amanat
Amanat dalam novel Mariposa yaitu sebaiknya tidak memaksakan perasaan orang lain. Perjuangan apa yang bisa kamu lakukan, tetapi janganlah kamu mengorbankan harga diri kamu.

2) Penilaian

*Kelebihan dan kekurangan unsur-unsur pembangun novel Mariposa

Kelebihan dari struktur yang dibangun dalam novel Mariposa karya Luluk HF ialah menggunakan bahasa yang tidak berat dengan gaya sederhana. Genrenya juga ringan dan enak dibaca, novel yang cukup panjang ini menjdi terasa singkat di baca karena di sela-sela cerita muncul dialog-dialog lucu dan cukup menggelitik, novel romantis yang berbalut komedi ini cocok dibaca oleh remaja jaman sekarang, karena dikalangan remaja cerita-cerita seperti ini cukup disukai.

Kekurangan terhadap unsur yang dibangun dalam novel yaitu kesederhanaan dari proses pembangunan karakter, dan jalan cerita. Novel ini tidak lebih dari sekadar kisah seorang remaja perempuan yang berambisi untuk mendapatkan hati laki-laki yang disukainya, seolah hidupnya dihabiskan hanya untuk mendapatkan hati laki-laki tersebut.
Dengan jalan cerita yang seperti itu cerita sangat mudah dipahami dan menimbulkan kelemahan yaitu cerita tersebut menjadi tidak menarik dan sangat datar. Ketidak menarikan tersebut menimbulkan rasa bosan ketika sudah membaca hingga pertengahan cerita karena tidak ada sebuah teka teki yang disembunyikan. Cerita yang dibangun terkesan mengalir begitu saja, hal tersebut juga didukung penggunaan bahasa standar sesuai dengan kehidupan sehari-hari.

Kemudian dari segi karakter tokoh, Acha bukanlah contoh tokoh yang baik untuk kalangan remaja. Karakter tokoh Acha di dalam novel  terkesan lebay dan pikirannya hanya terfokus pada Iqbal. Seolah dunianya hanya berpusat pada Iqbal.
Pertama, di dalam novel diceritakan bahwa Acha pindah sekolah hanya karena suka sama Iqbal. Kedua, Acha ngelabrak adik kelas yang bernama Tesya hanya karena Tesya meminta diajari Iqbal untuk persiapan olimpiade bulan depan di kantin sekolah.

Padahal, Acha adalah siswa yang cerdas dan berprestasi. Ketimbang sibuk mengejar-ngejar cinta Iqbal,  seharusnya ia belajar dan mempersiapkan dirinya untuk masuk perguruan tinggi. Hidup jelas bukan hanya tentang cinta. Manusia tidak bisa setiap hari memikirkan soal cinta-cintaan.

Sama halnya dengan karakter tokoh Iqbal. Iqbal diceritakan sebagai laki-laki berwatak dingin, tetapi dinginnya itu justru terasa dipaksakan. Alih-alih merasa senang karena Acha pergi, justru Iqbal merasa kehilangan. Kewarasan tokoh Iqbal perlu dipertanyakan disini. Lelaki mana yang merasa kehilangan saat tahu orang yang suka dengannya secara agresif menyerah begitu saja? Seharusnya, dia senang karena tidak ada hama yang mengganggu hidupnya.

Selanjutnya, narasi dalam novel ini pun terkesan main-main. Lebih banyak tell daripada show. Padahal dua unsur itu harus seimbang. Novel ini lebih banyak dialog kosong daripada dialog dan narasi yang menunjang plot.

Hampir semua tokoh di dalam novel ini tidak memiliki pengembangan karakter. Karakter Acha tidak berkembang dari awal hingga akhir cerita. Masih sama bucin-nya, masih sama nyebelinnya, dan masih sama agresifnya.
Karakter Amanda, sahabat Acha, pun tidak bisa masuk di nalar saya. Selain plin-plan, Amanda rela berpacaran dengan laki-laki yang sama sekali tidak dicintainya hanya untuk menyindir si Iqbal yang tidak peka. Tentu saja, para pembaca akan berpikir bahwa itu buang-buang waktu. Dan amat sangat disayangkan bahwa kehadiran Glen tidak berguna dan tidak memiliki pengaruh yang signifikan dalam alur novel karena tokoh Glen di dalam novel hanya sekadar menjadi badut.

Terakhir, ada beberapa hal yang seharusnya dapat dikulik lebih dalam. Seperti: mengapa di satu waktu kondisi kesehatan Acha bisa ambruk dan di waktu lain bisa segar bugar, apa penyakit yang dideritanya? Apa yang membuat Iqbal dingin dengan gadis yang menyukainya? Apa yang membuat manusia seperti Acha tergila-gila pada Iqbal, selain ganteng? Apa alasan Iqbal yang tiba-tiba menyukai Acha, selain cantik? Seharusnya, yang seperti ini cukup untuk mengganti semua dialog kosong di novel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Book Selengkapnya
Lihat Book Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun