Aku hanya melongo mendengar penuturan darinya. Namun pada akhirnya aku ikut membantunya mencari boneka boneka. Kami keluar dari dalam gudang setelah lima belas menit menghabiskan waktu disana. Dan tentunya dengan membawa beberapa boneka berukuran kecil yang sudah sedikit kotor karena terkena debu.
Khadijah mengajakku ke kamarnya. Ia kemudian menyiapkan sebuah kotak berukuran sekitar 2x3 meter. Kemudian, dengan mahir ia memainkan boneka boneka itu seolah olah sedang bermain wayang. Aku menyimak ceritanya dalam diam. Dadaku bergejolak, ingin menangis rasanya, ketika ia menyuguhkan cerita mengenai kematian ayahnya.
Hingga singkat cerita, lima tahun kemudian Khadijah tumbuh menjadi wanita yang berprestasi. Kemahirannya dalam bermain wayang serta kecerdikannya dalam membuat cerita membuatnya sukses menjadi pemain wayang terkenal di pulau kami, Kepulauan Riau.
Wayangnya kemudian diberi nama dengan wayang cecak. Wayang yang dikenal memiliki filosohi hidup serta mengandung nilai nilai kehidupan yang dapat diserap di dalam kehidupan kita.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H