"Tita, mau tidak kau temani aku ke Tionghoa? Aku ingin menonton pertunjukan wayang."
****
Aku ingat, Khadijah pernah berkata padaku bahwa semasa ia kecil dulu ayahnya selalu membawanya pergi ke Tionghoa. Entah itu sekadar jalan jalan atau menonton pertunjukan wayang. Tetapi, jika sekarang Khadijah mengajakku kesana untuk menonton wayang, itu sangat sangat mustahil untuk ku lakukan. Tionghoa bukanlah tempat yang dekat. Dan aku hanyalah gadis berusia 15 tahun yang tidak memiliki kendaraan untuk bisa sampai kesana dalam sekejap.
Pada akhirnya, dengan sedikit merasa menyesal karena tidak dapat memenuhi permintaan Khadijah, aku berkata, "maaf, Khadijah. Bukannya aku tidak mau. Tetapi, aku tidak bisa membawamu kesana. Bagaimana kalau kita menonton pertunjukan wayang tahun dep---"
Ucapanku terhenti ketika Khadijah dengan cepat memotong ucapanku.
"tidak perlu minta maaf Tita. Kau benar. Maaf, sudah meminta yang aneh aneh padamu. Aku hanya rindu dengan ayah. Dulu, ayah selalu membawaku pergi menonton pertunjukan wayang. Kau tahu itu kan?"
Aku mengangguk sebagai balasan dari ucapannya. Selepas itu, Khadijah memintaku untuk pulang karena hari sudah mulai gelap dan ia ingin beristirahat.
Dengan langkah gontai, aku keluar dari rumahnya. Setelah berpamitan dengan Khadijah dan Bi Sumi tentunya. "besok, aku kesini lagi." ucapku pada Khadijah sebelum akhirnya benar benar pulang ke rumah.
Seperti janjiku semalam bahwa aku akan kembali mendatangi rumahnya. Kebetulan hari ini hari minggu maka aku berkunjung ke rumahnya pagi pagi sekali. Tetapi, ada yang aneh pagi ini. Khadijah sama sekali tidak ada di kamarnya. Dimana dia?
Aku berjalan menyusuri setiap sudut rumahnya seraya berteriak memanggil manggil nama Khadijah. Bi Sumi juga ikut mencari dengan raut wajah tak kalah panik denganku. Sudah hampir di setiap ruangan di rumah ini ku telusuri, tetapi batang hidungnya tak kunjung ku temukan. Hingga tanpa sengaja aku mendengar suara suara berisik yang berasal dari gudang. Segera aku berjalan ke arah sana, dan ketika mataku menangkap sosok Khadijah yang tengah berjongkok sembari mencari cari sesuatu, aku bernafas lega.
"Apa yang kau lakukan?" tanyaku sejurus kemudian.
"aku sedang mencari boneka boneka pemberian ibuku, Tita." sahutnya tanpa sedikit pun menatap ke arahku.
"untuk apa?"
"aku ingin membuat pertunjukan wayang sendiri."