Mohon tunggu...
Reykhan HadiSunarto
Reykhan HadiSunarto Mohon Tunggu... Mahasiswa - MAHASISWA UNIVERSITAS NEGERI MALANG

olahraga

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Survei Motorik Kasar Siswa Kelas X SMA Islam Kepanjen

20 Juni 2024   22:44 Diperbarui: 20 Juni 2024   23:08 199
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ruang Kelas. Sumber Ilustrasi: PAXELS

SURVEI MOTPRIK KASAR SISWA KELAS X SMA ISLAM KEPANJEN

1*Yuan Firmansyah, 2 Eko Hariyanto, 3 Reykhan Hadi Sunarto.

Universitas Negri Malang

*e-mail : Syahyuan079@gmail.com

Abstrak : Pendidikan jasmani di SMA Islam Kepanjen memiliki peran penting dalam meningkatkan kemampuan motorik siswa. Motorik kasar adalah kemampuan dasar yang diperlukan dalam berbagai aktivitas sehari-hari dan olahraga. Mengidentifikasi tingkat kemampuan motorik kasar siswa kelas X SMA Islam Kepanjen dan mengetahui perbedaan antara siswa yang berbeda. Penelitian ini menggunakan metode survei deskriptif kuantitatif. Sampel penelitian adalah siswa kelas X SMA Islam Kepanjen yang terpilih secara random. Alat penelitian adalah tes motorik kasar yang terdiri dari 6 butir tes dan 24 kategori yang harus dinilai. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat kemampuan motorik kasar siswa kelas X SMA Islam Kepanjen berbeda-beda. Berdasarkan hasil tes, siswa kelas X SMA Islam Kepanjen dapat dikategorikan menjadi lima kategori, yaitu: Baik Sekali, Baik, Sedang, Kurang, dan Kurang Sekali. Penelitian ini menunjukkan bahwa survei motorik kasar pada siswa kelas X SMA Islam Kepanjen dapat membantu meningkatkan kemampuan motorik siswa dan perbedaan antara siswa yang berbeda. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai referensi untuk meningkatkan kualitas pendidikan jasmani di SMA Islam Kepanjen.

Kata Kunci: Motorik Kasar ,Tes Motorik Kasar ,Kemampuan Motorik Perbedaan Kemampuan.

 

Abstract : "Physical education in SMA Islam Kepanjen plays a significant role in enhancing the physical ability of students. Gross motor skills are basic abilities required in various daily activities and sports. Identifying the level of gross motor skills of SMA Islam Kepanjen students and understanding the differences between students. This study uses a descriptive quantitative method. The sample of this study is SMA Islam Kepanjen students who were randomly selected. The research instrument is a gross motor skills test consisting of 6 items and 24 categories that must be evaluated. The results of the study show that the level of gross motor skills of SMA Islam Kepanjen students varies. Based on the test results, SMA Islam Kepanjen students can be categorized into five categories, namely: Very Good, Good, Average, Poor, and Very Poor. This study shows that the survey of gross motor skills in SMA Islam Kepanjen students can help enhance their physical ability and differences between students. The results of this study can be used as a reference to improve the quality of physical education in SMA Islam Kepanjen."

 

Keywords: Gross Motor Skills, Gross Motor Skills Test, Motor Skills, Differences in

PENDAHULUAN

Pendidikan dianggap sebagai proses yang berfokus pada pengembangan sifat manusiawi individu (Pristiwanti, 2022). Pendidikan jasmani bertujuan untuk meningkatkan keterampilan motorik dan memperhatikan perkembangan fisik, kebugaran, dan karakteristik usia serta jenis kelamin siswa (Gouri, 2021). Pendidikan pada tahap awal sangat penting dalam memberikan dorongan, merangsang, mengembangkan, dan menyediakan kegiatan yang optimal untuk menghasilkan kemampuan keterampilan anak (Andita, 2020).

Perkembangan motorik kasar merupakan gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar atau keseluruhan dari anggota tubuh yang dipengaruhi oleh kematangan anak itu sendiri. Seperti: kemampuan berlari, menendang, duduk, naik-turun tangga, melompat, dan berjalan (Khadijah, 2020: 33). Laura E. Berk (2012) menjelaskan bahwa semakin anak menjadi dewasa dan kuat tubuhnya, maka gaya geraknya sudah berbeda. Hal ini menjadikan tumbuh kembang otot semakin membesar dan menguat, sedangkan Sujiono (2010: 1.13) menyatakan bahwa gerakan motorik kasar melibatkan aktivitas otot tangan, kaki, dan seluruh tubuh anak.

Gallahue (1989:46-53) mengemukakan bahwa perkembangan gerak yang melibatkan kemampuan motorik kasar anak memiliki beberapa fase, Di antaranya Specialized Movement Phase Fase perkembangan motorik yang berikutnya dimulai sejak anak berusia 7 tahun hingga dewasa. Pada fase ini, anak telah mengembangkan kemampuan untuk mengombinasikan berbagai gerakan, termasuk nonlokomotor, lokomotor, dan manipulatif dalam aktivitas olahraga. Anak juga belajar untuk memperbaiki gerakan-gerakan mereka tanpa bantuan orang dewasa. Namun, anak masih memerlukan stimulus dan kesempatan untuk berlatih dan meningkatkan keterampilan motorik mereka. Oleh karena itu, untuk mengombinasikan berbagai gerakan, termasuk nonlokomotor, lokomotor, dan manipulatif dalam aktivitas olahraga diukur dengan AAHPERD tes, Tes ini sedang didesain untuk digunakan secara individu di usia 60 tahun ke atas, tetapi dapat digunakan sebagai referensi untuk usia 15-17 tahun

Kemampuan motorik merupakan sebuah proses dimana seseorang mengembangkan respon ke suatu gerak. Hal ini menjadi penting mengingat, pada umumnya setiap aktivitas kehidupan manusia tidak terlepas 2 dari gerak. Kemampuan motorik siswa menengah atas (SMA) dalam Pendidikan Jasmani beraneka ragam, ada yang baik, Sedang, dan Kurang baik. Kemampuan motorik yang baik, akan membantu siswa dalam mengikuti proses pembelajaran Pendidikan Jasmani di sekolah. Oleh karena itu, siswa yang mempunyai kemampuan motorik yang baik lebih mudah berkonsentrasi terhadap materi yang disampaikan oleh guru jika dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kemampuan motorik Kurang baik  (Pambudi, G. L., & Sudardiyono, S. 2020).

Kondisi ideal tidak sesuai dengan kondisi nyata yang ada di lapangan. Permasalahan yang sering muncul terjadi di lapangan. Pembelajaran Pendidikan Jasmani termasuk salah satu mata pelajaran yang disenangi olehsiswa, akan tetapi pada kenyataannya banyak siswa putra yang kurang aktif mengikuti pembelajaran praktik di lapangan. Pada saat melakukan pemanasan, siswa terlihat Kurang aktif dalam bergerak sehingga akan mempengaruhi aktivitas fisiknya.

Berdasarkan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru Pendidikan Jasmani di SMA Islam Kepanjen, pada siswa kelas X perbandingan nilai teori dengan nilai praktik cukup jauh. Nilai teori pembelajaran Pendidikan Jasmani siswa kelas X sebagian besar siswa memperoleh nilai antara delapan hingga sembilan, dimungkinkan pembelajaran teori di kelas lebih mudah untuk dipelajari, karena pembelajaran di kelas tidak membutuhkan aktivitas gerak dan siswa bisa belajar sendiri tanpa bantuan guru, Sedangkan untuk nilai praktiknya hanya di atas rata-rata tujuh, diduga nilai praktik yang rendah dipengaruhi oleh keaktifan siswa pada saat mengikuti pembelajaran penjasorkes sehingga mempengaruhi tingkat kemampuan gerak siswa dalam melakukan aktivitas olahraganya.

Dengan memanfaatkan Tes penilaian AAHPERD motorik kasar membantu guru mengetahui tingkat kemampuan motorik kasar siswa, seperti kemampuan berlari, melompat, meloncat, dan lain-lain. Dengan demikian, guru dapat menentukan strategi pembelajaran yang sesuai untuk meningkatkan kemampuan motorik siswa.

Urgensi 

Perkembangan motorik kasar pada usia remaja akhir, yaitu 15-17 tahun, sangat penting karena pada masa ini, anak-anak tersebut sedang mengalami perkembangan fisik dan psikomotor yang cepat. Penelitian ini membantu memahami tingkat kemampuan motorik kasar siswa SMA dan bagaimana perkembangan motorik kasar tersebut dipengaruhi oleh beberapa faktor, seperti jenis kelamin, dasar kedewasaan, lingkungan, kebiasaan keluarga, kesukaan, dan sosial

Rumusan Masalah

Bagaimanakah tingkat kemampuan motorik kasar melalui mata pelajaran PJOK pada siswa SMA ISLAM KEPANJEN

Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat kemampuan motorik kasar siswa SMA melalui mata pelajaran PJOK dan memahami bagaimana perkembangan motorik kasar pada siswa SMA ISLAM KEPANJ

METODE

Desain Penelitian 

Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kuantitatif. Jenis penelitian yang digunakan adalah survei dengan teknik tes pengukuran untuk mendapatkan data. Penelitiannya tidak meggunakan hipotesis dan dilaksanakan di SMA ISLAM KEPANJEN. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat kemampuan motorik kasar pada siswa SMA ISLAM KEPANJEN.

Diskripsi, Lokasi, Subjek, dan Waktu Pelaksanaan Penelitian 

Diskripsi, lokasi, subjek, dan waktu pelaksanaan penelitian dengan judul Tingkat Kemampuan Motorik Kasar pada Siswa SMA ISLAM KEPANJEN kelas X  sebagai berikut :

Lokasi penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Lapangan Jl. Diponegoro No.152, Ardirejo, Kec. Kepanjen, Kabupaten Malang, Jawa Timur 65163

Subjek penelitian

Subjek penelitian adalah subjek yang dituju untuk diteliti oleh peneliti. Subjek penelitian dalam artikel ini adalah siswa SMA ISLAM KEPANJEN kelas X  Pemilihan subjek penelitian tersebut dipilih oleh peneliti untuk memperoleh jawaban dari permasalahan yang ada.

Waktu Penelitian

Waktu penelitian ini dilaksanakan pada hari Jumat, 7 Juni 2024, pada jam pelajaran pertama dan kedua yaitu pukul 07.30-09.00 WIB.

C. Populasi dan Sampel Penelitian 

1. Populasi Penelitian

Keseluruhan subjek peneltian disebut populasi menurut Arikunto, S. (2010: 173). Apabila seseorang ingin meneliti semua elemen yang ada diwilayah penelitian, maka penelitian ini merupakan penelitian populasi. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa siswa SMA ISLAM KEPANJEN kelas X2 yang berjumlah 31 siswa.

2.Sampel Penelitian 

Teknik pengambilan sampel penelitian ini menggunakan total sampling atau disebut sebagai penelitian populasi, jadi sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah SMA ISLAM KEPANJEN kelas X2 dengan jumlah 31 siswa.

Variabel Penelitian dan Definisi Operasional 

Variabel dalam penelitian ini adalah tingkat kemampuan motorik siswa SMA ISLAM KEPANJEN kelas X2 Kemampuan siswa dalam melakukan tes kemampuan motorik yang meliputi standing broad jump, soft ball throw, zig-zag run, wall pass, medicine ball put, dan lari 60 yard dash. Kemampuan motorik siswa ISLAM KEPANJEN kelas X diukur dengan Borrow Motor Ability Test yang dikutip oleh Nurhasan (2004: 6.8).

Instrumen Penelitian

Salah satu langkah penting dalam sebuah peneltian merupakan instrumen. Instrumen berfungsi sebagai alat bantu dalam mengumpulkan data yang diperlukan dalam sebuah penelitian. Instrumen penelitian ini menggunakan instrumen berupa tes kemampuan motorik kasar siswa adapun instrumen yang digunakan oleh Nurhasan (2004: 6: 8) adalah Borrow Motor Ability yang meliputi standing broad jump, soft ball throw, zig-zag run, wall pass, medicine ball put, dan lari 60 yard dash (50 m). Petunjuk pelaksanaan tes penelitian diuraikan dibawah ini :

a. Standing Broad Jump Tujuan : Mengukur power otot tungkai Alat : Pita ukur, bak pasir, bendera juri Pelaksanaan : Orang coba berdiri pada papan tolak dengan lutut ditekuk sampai membentuk sudut ± 45° kedua lengan harus di belakang. Kemudia oranng coba menolak ke depan dengan kedua kaki sekuat-kuatnya dan mendarat dengan kedua kaki, orang coba diberi kesempatan 3 (tiga) kali percobaan. Skor : Jarak lompatan terbaik yang diukur mulai dari papan tolak sampai batas tumpuan kaki/badan yang terdekat dengan papan tolak, dari 3 kali percobaan.

b. Soft Ball Throw Tujuan : Mengukur power otot lengan Alat : Bola soft ball, pita pengukur Pelaksanaa : Subjek melemparkan bola soft ball sejauh mungkin dibelakang garis batas. Subjek diberi kesempatan melempar sebanyak 3 (tiga) kali lemparan. Skor : Jarak lemparan yang terjauh dari ketiga lemparan

c. Zig-zag Run Tujuan : Mengukur kelincahan gerak Alat : Stopwatch, cone dan diagram Pelaksanaan : Subjek berdiri di belakang garis start, bila ada aba-aba “ya” subjek lari secepat mungkin mengikuti arah panah sesuai diagram sampai batas finish, subjek diberi kesempatan 3 (tiga) kali percobaan. Gagal apabila subjek menggeserkan cone, tidak sesuai pada diagram tersebut. Skor : catat waktu tempuh yang tercepat dari 3 kali percobaan. d. Wall Pass Tujuan : Mengukur koordinasi mata tangan Alat : Bola basket, stopwatch dan tembok. Pelaksanaan : Subjek berdiri di belakang garisbatas sambil memegang bola basket, bila ada aba-aba “ya’ maka subjek segera melakukan lempar tangkap ke dindig selama 15 detik. Skor : Jumlah bola yan dapat dilakukan lempar tangkap selama 15 detik.

e. Medicine Ball-Put Tujuan : Mengukur otot tangan Alat : Bola medicine (6 pound), pita ukur, bendera juri Pelaksanaan : Subjek berdiri di belakang garis sambil memegang bola didepan dada dengan badan ± 45°. Kemudian bola didorong ke depan secepat dan sekuat mungkn sebanyak 3 (tiga) kali lemparan. Skor : Jarak lemparan yang terjauh dari 3 (tiga) kali lemparan.

f. Lari 60 Yard Dash Tujuan : mengukur kecepatan Alat : Stopwatch dan lintasan lari berjarak 60 yard Pelaksanaan : Subjek lari secepat mungkin dengan menempuh jarak 60 yard, subjek diberikan kesempatan ini hanya satu kali percobaan. Skor : Waktu mulai aba-aba “ya” sampai subyek melewati garis finish.

Tabel 1. Hasil Uji Validitas

No

Kompenen Tes

Nilai Validitas

1

Standing BroadJump

0,774

2

Soft ball Throw 

0,811

3

 Zig-Zag Run 

0,558

4

Wall Pass

0,460

5

Medicine Ball Put

0,761

6

Lari 60 Yard Dash

0,557

Tabel 2. Hasil Uji Reliabilitas

No

Kompenen Tes

Nilai Relibilitas

1

Standing BroadJump

0,643

2

Soft ball Throw 

0,626

3

 Zig-Zag Run 

0,729

4

Wall Pass

0,760

5

Medicine Ball Put

0,649

6

Lari 60 Yard Dash

0,729

F. Teknik Pengumpulan Data 

a. Mempersiapkan peralatan dan tempat yang akan digunakan untuk tes kemampuan motorik.

b. Memberikan penjelasan kepada siswa tentang tes yang akan dilaksanakan.

c. Memberikan pemanasan sebelum tes yang akan dilaksanakan.

d. Selanjutnya siswa dibagi menjadi 3 kelompok, siswa secara bergantian melakukan tes sesuai dengan urutan yang dimulai dari power otot tungkai, power lengan, kelincahan, koordinasi mata dan tangan, power otot lengan dan kecepatan.

 

G. Teknik Analisis Data 

Penelitian ini menggunakan teknik analisis deskriptif kuantitatif. Pada analisis data ini mencangkup penggunaan angka-angka yang masih sederhana yaitu frekuensi dan presentase dari perhitungan data hasil observasi . dalam penelitian ini menyajikan data menggunakan grafik histogram dengan perhitungan presentase. Kategori tingkat keterampilan yang akan dihitung meliputi tes standing broad jump, soft ball throw, zig-zag run, wall pass, medicine ball put, dan lari 60 yard dash (50 m).hasil kasar masing-masing tersebut dirubah dalam TScore. Berikut rumus untuk mencari T-Score:

1. Rumus T-Score untuk tes zig-zag run dan lari 60 yard dash. Perhitungan dengan satuan waktu, semakin sedikit waktu yang dibutuhkan semakin bagus hasil yang diperoleh, untuk rumus T-Score sebagai berikut: T-Score = 50+ ( )

2. Rumus T-Score untuk tes standing board jump, soft ball throw, wall pass, dan medicine ball put. Perhitungan dengan satuan, semakin banyak angka satuan yang diperoleh maka semakin bagus hasil yang diperoleh. Keterangan:

X = Skor yang Diperoleh

M = Mean (rata-rata)

SD = Standar Deviasi

Perhitungan T-Score dari keenam item tersebut dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah item tes yang ada, hasil dari pembagian tersebut dijadikan dasar menentukan tingkat kemampuan motorik siswa. Tingkat kemampuan tersebut harus dibuatkan kategori penilaian, yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang , sangat kurang menggunakan rumus sebagai berikut (Azwar, 2005: 108)

Tabel 3. Kategori Tingkat Kemampuan Motorik Siswa

Kelas interval

kategori

X ≥ M + 1,5 SD

Sangat Tingg

M + 0,5 SD ≤ X ˂ M + 1,5 SD

Tinggi

M - 0,5 SD ≤ X ˂ M + 0,5 SD

sedang

M - 0,5 SD ≤ X ˂ M - 0,5 SD

kurang

X ≥ M - 1,5 SD

Sangat kurang

Keterangan:

X : Skor yang diperoleh

SD : Standar Deviasi

M : Mean Untuk mengetahui jumlah masing-masing kategori kemampuan motorik siswa islam kepanjen, menggunakan rumus presentase dari Sudijono (2010: 43). Adapun sebagai berikut.

P = x 100%

P = Presentase

F = Frekuensi

N = Jumlah Siswa

HASIL & PEMBAHASAN

Hasil Penelitian 

Penelitian ini menggunakan analisis T-score, data tingkat kemampuan motorik siswa sma islam kepanjen di dapatkan melalui tes AAHPERD Tes yang meliputi: 1) Standing Board Jump, 2) Soft Ball Throw, 3) Zig-Zag Run, 4) Wall Pass, 5) Medicine Ball Put, 6) Lari 60 Yard Dash. Tingkat kemampuan motorik siswa sma islam kepanjen dikategorikan menjadi 5 yaitu: sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, dan sangat kurang. Perkatagorian data didasarkan pada nilai mean dan standar deviasi hasil penghitungan. Data terlebih dahulu dibuat dalam bentuk T-Score untuk menyertakan data karena adanya perbedaan satuan hasil pengukuran. Hasil analisis data dalam penelitian ini meliputi kemampuan motorik dan masingmasing aspek tes kemampuan motorik. hasil penghitungan analisis data penelitian ini adalah sebagai berikut:

Tabel 4. Distribusi Frekuensi Kemampuan Motorik Keseluruan Siswa KKO Kelas 7 di SMP N 13 Yogyakarta.

no

Interval skor

kategori

frekuensi

presentase

1

≥ 358,81

Sangat tinggi

1

3,57

2

319,60 - 358,80

tinggi

9

32,14

3

280,40 - 319,59

sedang

9

32,14

4

241,19 - 280,39

kurang

7

25,00

5

≤ 241,18

Sangat kurang

2

7,14

jumlah

28

100

Berdasarkan tabel di atas, kemampuan motorik siswa sma islam kepanjen  kelas x secara keseluruhan untuk skor maksimal 63,56 dan untuk skor minimal 38,49. Diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terdapat 1 siswa (3,57%), pada kategori tinggi terdapat 9 siswa (32,14%), pada kategori sedang terdapat 9 siswa (32,14%), pada kategori kurang terdapat 7 siswa (25,00%), pada kategori sangat kurang terdapat 2 siswa (7,14%). Kemampuan motorik sma islam kepanjen  kelas x  dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 1. Diagram Batang Kemampuan Motorik Siswa sma islam kepanjen kelas X

 

Berikut ini adalah hasil analisis data dari 6 jenis tes kemampuan motorik kasar siswa sma islam kepanjen  kelas x

a) Komponen Power otot tungkai

yang diukur dengan Standing Broad Jump Berdasarkan dari tes standing broad jump diperoleh skor maksimal 64,62 skor minimal sebesar 30,50. Kemampuan power otot tungkai siswa sma islam kepanjen dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, sangat kurang. Berdasarkan dari rumus yang telah ditentukan, maka diperoleh hasil analisis data kemampuan power otot tungkai siswa sma islam kepanjen kelas X sebagai berikut:

Tabel 5. Distribusi Kemampuan Power Otot Tungkai

no

Interval skor

kategori

frekuensi

presentase

1

≥ 65

Sangat tinggi

0,00

2

55 - 64

tinggi

11

39,29

3

45 - 54

sedang

9

32,14

4

35 - 44

kurang

5

17,86

5

≤ 34

Sangat kurang

3

10,71

jumlah

28

100,00

Berdasarkan hasil tabel di atas maka dapat dijelaskan secara keseluruhan hasil dari kemampuan power otot tungkai siswa sma islam kepanjen kelas X secara keseluruhan diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terdapat 0 siswa (0.00%), pada kategori tinggi terdapat 11 siswa (39,29%), pada kategori sedang terdapat 9 siswa (32,14%), pada kategori kurang terdapat 5 siswa (17,86%), pada kategori sangat kurang terdapat 3 siswa (10,71%). Kemampuan motorik tungkai siswa sma islam kepanjen kelas X dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

Gambar 2. Diagram Kemampuan Power Otot Tungkai

b) Komponen Power Otot Lengan dan bahu yang diukur dengan Soft Ball Throw 

Berdasarkan dari tes Soft Ball Throw diperoleh skor maksimal 75,40 dan skor minimal 34,26. Kemampuan power otot lengan dan bahu siswa sma islam kepanjen kelas X. dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, sangat kurang. Berdasarkan dari rumus yang telah ditentukan, maka diperoleh hasil analisis data kemampuan power lengan dan bahu siswa sma islam kepanjen kelas X sebagai berikut:

no

Interval skor

kategori

frekuensi

presentase

1

≥ 65

Sangat tinggi

0,00

2

55 - 64

tinggi

11

39,29

3

45 - 54

sedang

9

32,14

4

35 - 44

kurang

5

17,86

5

≤ 34

Sangat kurang

3

10,71

jumlah

28

100,00

Berdasarkan hasil tabel di atas maka dapat dijelaskan secara keseluruhan hasil dari kemampuan power otot lengan dan bahu siswa sma islam kepanjen secara keseluruhan diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terdapat 2 siswa (7.14%), pada kategori tinggi terdapat 6 siswa (21,43%), pada kategori sedang terdapat 10 siswa (35,71%), pada kategori kurang terdapat 9 siswa (31,14%), pada kategori sangat kurang terdapat 1 siswa (3,57%). Kemampuan motorik siswa sma islam kepanjen dapat disajikan dalam bentuk diagram batang sebagai berikut:

 

 

 

 

Kemampuan Kelincahan yang diukur dengan Zig-Zag Run 

 

Berdasarkan dari tes Zig-Zag Run diperoleh skor maksimal 70,31 dan dengan skor minimal 32,85. Kemampuan kelincahan siswa sma islam kepanjen kelas X. dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, sangat kurang. Berdasarkan dari rumus yang telah ditentukan, maka diperoleh hasil analisis data kemampuan kelincahan siswa sma islam kepanjen kelas X sebagai berikut:

 

 

no

Interval skor

kategori

frekuensi

presentase

1

≥ 65

Sangat tinggi

0,00

2

55 - 64

tinggi

11

39,29

3

45 - 54

sedang

9

32,14

4

35 - 44

kurang

5

17,86

5

≤ 34

Sangat kurang

3

10,71

jumlah

28

100,00

 

 

 

d) Kemampuan Koordinasi Tangan dan Mata

 

yang diukur dengan Wall Pass Berdasarkan dari tes Wall Pass diperoleh skor maksimal 65,99 dan skor minimal 29,29. Kemampuan koordinasi tangan dan mata siswasma islam kepanjen. dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, sangat kurang. Berdasarkan dari rumus yang telah ditentukan, maka diperoleh hasil analisis data kemampuan koordinasi tangan dan mata siswa sma islam kepanjen sebagai berikut:

 

 

Tabel 8. Distribusi Koordinasi Mata dan Tangan

 

no

Interval skor

kategori

frekuensi

presentase

1

≥ 65

Sangat tinggi

4

14,29

2

55 - 64

tinggi

5

17,86

3

45 - 54

sedang

6

21,43

4

35 - 44

kurang

12

42,86

5

≤ 35

Sangat kurang

1

3,57

jumlah

28

100,00

 

Berdasarkan hasil tabel di atas maka dapat dijelaskan secara keseluruhan hasil dari kemampuan koordinasi mata dan tangan siswa sma islam kepanjen secara keseluruhan diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terdapat 4 siswa (14.29%), pada kategori tinggi terdapat 5 siswa (17,86%), pada kategori sedang terdapat 6 siswa (21,43%), pada kategori kurang terdapat 12 siswa (42,86%), pada kategori sangat kurang terdapat 1 siswa (3,57%).

 

 

e) Kemampuan Power Otot Lengan

 

yang diukur dengan Medicine Ball-Put Berdasarkan dari tes medicine ball-put diperoleh skor maksimal 75,00 dan skor minimal 34,70. Kemampuan power otot lengan siswa sma islam kepanjen kelas X. dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, sangat kurang. Berdasarkan dari rumus yang telah ditentukan, maka diperoleh hasil analisis data kemampuan power otot lengan siswa sma islam kepanjen kelas X sebagai berikut:

 

 

no

Interval skor

kategori

frekuensi

presentase

1

≥ 65

Sangat tinggi

3

10,71

2

55 - 64

tinggi

1

3,57

3

45 - 54

sedang

12

42,86

4

35 - 44

kurang

11

39,29

5

≤ 35

Sangat kurang

1

3,57

jumlah

28

100,00

 

 

Berdasarkan hasil tabel di atas maka dapat dijelaskan secara keseluruhan hasil dari kemampuan kelincahan siswa SMA ISLAM KEPANJEN kelas X secara keseluruhan diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terdapat 3 siswa (10,71%), pada kategori tinggi terdapat 1 siswa (3,57%), pada kategori sedang terdapat 12 siswa (42,86%), pada kategori kurang terdapat 11 siswa (39,29%), pada kategori sangat kurang terdapat 1 siswa (3,57%)

 

 

f) Kemampuan Kecepatan

 

yang diukur dengan Lari 60 Yard Dash Berdasarkan dari tes lari 60 yard dash diperoleh skor maksimal 63,83 dan untuk skor minimal 11,86. Kemampuan kecepatan lari 60 yard dash siswa sma islam kepanjen kelas X. dikategorikan menjadi 5 kategori, yaitu sangat tinggi, tinggi, sedang, kurang, sangat kurang. Berdasarkan dari rumus yang telah ditentukan, maka diperoleh hasil analisis data kemampuan kecepatan lari 60 yard dash siswa

 

 

 

 

 

no

Interval skor

kategori

frekuensi

presentase

1

≥ 65

Sangat tinggi

10,71

2

55 - 64

tinggi

8

3,57

3

45 - 54

sedang

16

42,86

4

35 - 44

kurang

2

39,29

5

≤ 35

Sangat kurang

2

3,57

jumlah

28

100,00

 

 

Berdasarkan hasil tabel di atas maka dapat dijelaskan secara keseluruhan hasil dari kemampuan kecepatan lari 60 yard dash siswa sma islam kepanjen kelas X secara keseluruhan diketahui bahwa pada kategori sangat tinggi terdapat 0 siswa (0,00%), pada kategori tinggi terdapat 8 siswa (28,57%), pada kategori sedang terdapat 16 siswa (57,14%), pada kategori kurang terdapat 2 siswa (7,14%), pada kategori sangat kurang terdapat 2 siswa (7,14%) sma islam kepanjen kelas X

 

 

Pembahasan

 

Berdasarkan hasil penelitian tingkat kemampuan motorik siswa sma islam kepanjen kelas X dari Borrow Motor Ability Tes yang terdiri dari 6 tes antara lan: Standing Broad Jump, Wall Pass, Zig-Zag Run, Soft Ball Throw, Medicine Ball-Put, Lari 60 Yard Dash. Diperoleh hasil yang bervariasi. Untuk kemampuan motorik siswa siswa sma islam kepanjen kelas X terdapat 0 siswa (0.00%) mempunyai kemampuan motorik sangat tinggi, 11 siswa (39,29%) mempunyai kemampuan motorik tinggi, 9 siswa (32,14%) mempunyai kemampuan motorik sedang, 5 siswa (17,86%) mempunyai kemampuan motorik kurang, 3 siswa (10,71%) mempunyai kemampuan motorik sangat kurang. Sehingga dapat disimpulkan bahwa sebagian besar kemampuan motorik yang dimiliki siswa sma islam kepanjen kelas X secara keseluruhan masuk dalam kategori tinggi.

 

 

Baik atau tidaknya kemampuan motorik seseorang bisa dilihat dari keberhasilannya menyelesaikan aktivitas atau tugas gerak. Oleh karena itu kemampuan gerak dari seseorang dipandang sebagai keberhasilan di dalam melakukan atau menampilkan tugas gerak. Perkembangan motorik masing-masing siswa sejalan dengan bertambahnya usia, namun masing-masing siswa mengalami pengalaman gerak yang berbeda-beda. Hal tersebut yang dapat mempercepat laju perkembangan motorik, namun juga bisa memperlambatnya. Ada kemungkinan bahwa makin baiknya pertumbuhan dan perkembangan akan berpengaruh terhadap kemampuan motorik seseorang. Menurut Sukamti (2018) menyatakan meskipun dalam aspek yang lebih luas perkembangan motorik mengikuti pola yang serupa untuk semua orang, dalam rincian pola tersebut terjadi perbedaan individu tersebut mencapai tahap yang berbeda. Sebagian kondisi tersebut mempercepat laju perkembangan motorik, sedangkan sebagian lagi memperlambatnya. Adapun faktor yang mempengaruhi tingkat kemampuan motorik siswa sma islam kepanjen, Berbeda porsi latihan fisik siswa islam kepanjen, dikarenakan siswa ini terdiri dari beberapa atlet cabang olahraga yang berbeda-beda. Jadi semakin sering melakukan aktivitas gerak, maka unsur-unsur motoriknya akan terus terlatih dan akan menambah kematangan gerak motoriknya

 

 

Keterbatasan Penelitian

 

Dalam penelitian ini penulis telah melakukan dengan semaksimal mungkin supaya hasil penelitian bisa berhasil dengan baik. Tetapi ada beberapa kekurangan dan kelemahan dalam penelitian ini, antara lain:

 

1. Faktor cuaca yang saat itu sudah mulai rintik hujan saat penelitian dilakukan pada jam 07.30-09.00.

 

2. Faktor lapangan yang saat iru bersamaan dengan sekolah yang lain.

 

3. Keterbatasan alat ukur tes kemampuan motorik sehingga menjadi penghambat pada saat melakukan penelitian.

 

4. Tidak diketahuinya kondisi siswa yang sebelum melaksanakan tes yang akan mempengaruhi hasil tes kemampuan motorik.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

SIMPULAN

 

  • Kesimpulan

 

Berdasarkan hasil penelitian yang diperoleh, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa tingkat kemampuan motorik siswa sma islam kepanjen kelas X masuk dalam kategori tinggi, yaitu diperoleh 0 siswa (0.00%) mempunyai kemampuan motorik sangat tinggi, 11 siswa (39,29%) mempunyai kemampuan motorik tinggi, 9 siswa (32,14%) mempunyai kemampuan motorik sedang, 5 siswa (17,86%) mempunyai kemampuan motorik kurang, 3 siswa (10,71%) mempunyai kemampuan motorik sangat kurang. Dari hasil tes kemampuan motorik kasar siswa didapatkan hasil 11 orang siswa dengan katagori tinggi, karena siswa tersebut menekuni cabang olahraga sepak bola dengan sample penelitian ini cabang olahraga sepak bola memiliki fisik yang bagus.

 

Saran 

 

Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan diatas, terdapat beberapa saran yang perlu disampaikan, antara lain:

 

 

1. Bagi Guru Pendidikan Jasmani, agar dapat menjadikan acuan dalam mengetahui seberapa tingkat kemampuan motorik siswa SMA ISLAM KEPANJEN kelas X dalam memberikan aktivitas olahraga kepada siswa KKO.

 

 

2. Bagi Siswa, setelah mengetahu tingkat kemampuan motorik masing-masing siswa diharapkan dapat mengasah kemampuan gerak motoriknya dalam mencapai prestasi yang diharapkan

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

DAFTAR RUJUKAN

 

 

Pristiwanti. (2022). Jurnal Pendidikan dan Konseling. Jurnal Pendidikan Dan Konseling, 4(1980), 1349–1358.

 

Gouri. (2021). Innovations In Fitness Works and Physical Education. Texas Journal of Medical Science, 2, 4–5.

 

Dewi; Ratna Andita. (2020). Perilaku Sosial Emosional Anak Usia Dini. Jurnal Golden Age, 4(01), 181–190. https://doi.org/10.29408/jga.v4i01.2233

 

Khadijah, Nurul Amelia. 2020. Perkembangan Fisik Motorik Anak Usia Dini Teori dan Praktik. Kesatu. Jakarta: Kencana.

 

 

Sujiono, Bambang. 2010. Metode Pengembangan Fisik. Kesatu. Tangerang: Universitas Terbuka.

 

 

Gallahue, David L. 1989. Understanding Motor Development Infants, Children, Adolescents. Second Edi. USA: Benchmark Press.

 

 

Pambudi, G. L., & Sudardiyono, S. (2020). TINGKAT KEMAMPUAN MOTORIK SISWA PUTRA KELAS X DI SMA NEGERI 1 PADAMARA PURBALINGGA. Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi, 9(4).

 

Anderson David and Magill Richard (2011). Ability and Motor Ability. Motor Learning and Control Concepts and Applications. 52-56. New York: The McGraw Hill Companes.

 

Saifuddin Azwar (2015). Sikap Manusia: Teori dan Pengukurannya. Yogyakara: Pusaka Pelajar.

 

Decaprio, Ricahrd (2013) Aplikasi Teori Pembelajaran Motorik di Sekolah. Yogyakarta: Divapress.

 

Fallah, E., & Nourbakhsh, P (2015). The Effect of Eight Weeks of Gymnastics Exercises on the Development of Gross Motor Skills of Five to Six years Old Girl. European Online Journal of Natural and Social Sciences: Proceedings Vol. 4, No. 1.

 

Sujiono, Yuliani (2012) Konsep Dasar Pendidikan Anak Usia Dini. Jakarta Sukamti, Rini Endang (2018). Perkembangan Motorik. Yogyakarta: UNY Press. Undang-Undang Nomor 3 Keolahragaan Nasional 2005.

 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun