Batik seakan sudah melekat dalam diri mendiang dan warga Afrika Selatan. Sehingga warga Afrika Selatan merasa ketika warganya memakai batik nanti dikira saingan sama Bapak Mandela. Memang kharismanya sudah melekat dalam sanubarinya sehingga jadi ciri khas beliau. Memang disana harganya mahal sekali, tetapi sejak Madiba sudah tidak menjabat di pemerintahan, orang-orang sana akhirnya mulai menggunakan batik
Disini saya justru tersentuh dan terenyuh kala tokoh dunia sekelas beliau saja menggunakan batik, masa kita sebagai warganya saja yang memiliki budayanya masih malu untuk memakai batik. Justru kita seharusnya bangga karena batik kita ini sudah melalang buana ke mancanegara apalagi sudah dikukuhkan sebagai warisan budaya dunia UNESCO. Yuk cintai batik Indonesia sebagai perwujudan identitas bangsa dimulai dari kita sendiri.
Saya sendiri pun sejujurnya juga bangga dengan batik. Apalagi saya ingat ketika mau masuk kuliah, saya berjanji kalau misalnya saya kuliah saya pengen pakai batik. Akhirnya saya pun berani tampil beda dibandingkan orang lain. Pakai batik bukan berarti kita datang ke kondangan aja lho, pakaian sehari-hari kuliah pun juga bisa. Bahkan saya pun menetapkan hari khusus yaitu Kamis dan Jumat sebagai hari ku pakai batik. Di lingkungan kuliah tidak jarang kalau batik menjadi dresscode wajib ketika mahasiswa menempuh ujian akhir praktikum mata kuliah. Jadinya batik makin menggaung deh di kalangan generasi muda.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H