Kemudian Menko Kesejahteraan Rakyat melakukan pengajuan batik sebagai Warisan Budaya Tak Bendara (Intangible Cultural Heritage) ke UNESCO pada 4 September 2008. Selang satu tahun kemudian, batik akhirnya diresmikan sebagai warisan budaya dunia melalui UNESCO pada 2 Oktober 2009. Berdasarkan hasil sidang resmi, akhirnya pemerintah menghadiahkan kepada masyarakat berupa Surat Keputusan Presiden (Keppres) Nomor 33 Tahun 2009 tentang penetapan Hari Batik Nasional.
Masih berlanjut pada pertemuan dunia lainnya tepatnya pada KTT APEC di Bali pada 7 Oktober 2013 yang dipimpin Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Bersama kepala negara dan kepala pemerintahan negara-negara sahabat menggunakan batik. Karena bagi Presiden Indonesia sudah tidak asing menggunakan batik selain setelan jas yang dipakainya kala bepergian ke luar negeri guna melakukan pertemuan bilateral maupun diplomasi.
Selanjutnya, dalam Sidang Dewan Keamanan PBB yang diselenggarakan pada bulan Mei 2019 lalu, batik dijadikan dresscode guna menunjukkan penghormatan anggota Dewan Keamanan PBB yang kala itu negara Indonesia memegang kepemimpinannya. Para petinggi negara juga menggunakan batik dalam gelaran sidang tersebut seperti delegasi perwakilan Amerika Serikat, Jerman, Pantai Gading, Prancis, Peru, Dominican Republic dan China. Uniknya Sekretaris Jenderal PBB, Antonio Guterres juga mengenakan motif batik tenun troso Bali yang berwarna cerah. Dengan demikian batik bukan hanya sebagai kiblat mode pakaian asli budaya Indonesia tetapi juga sebagai perekat antar bangsa di mata dunia.
Batik Berhasil Meluluhkan Hati Nelson Mandela
Seperti yang kita ketahui, mendiang mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Mandela merupakan salah satu tokoh dunia yang gemar memakai batik. Batik seakan tidak bisa dipisahkan dari sosok Nelson Mandela ini. Kecintaannya kepada karya seni batik sangat beliau tunjukkan ketika berkunjung ke Indonesia pada tahun 1990an usai dibebaskan dari jeruji besi di Pulau Roben. Pada akhir Oktober 1990 beliau berkunjung ke Indonesia sebagai wakil ketua organisasi Kongres Nasional Afrika.
Dari pertemuan inilah, Mandela menerima hadiah batik. Dari hadiah tersebut ternyata beliau kenakan kembali saat datang ke Indonesia di tahun 1997 saat menjadi Presiden Afrika Selatan. Kemeja batik yang dirancang oleh Maestro Batik kenamaan Indonesia, Iwan Tirta berhasil meluluhkan hati sang Madiba (panggilan akrab Bapak Nelson Mandela). tidak heran jika batik rancangannya ini menjadi koleksi Madiba ketika berkunjung dan bepergian ke Indonesia. Sejak kedatangan Nelson Mandela ke Indonesia, disinilah batik menjadi simbol diplomasi untuk merekatkan hubungan kenegaraan antara Indonesia dengan Afrika Selatan.
Sang Madiba dan Indonesia
Dikutip dari situs VOA Indonesia, bahwa salah satu yang paling diingat oleh masyarakat Indonesia dari mendiang Nelson Mandela adalah kecintaannya dan kekaguman beliau untuk percaya diri dan tampil beda dengan mengenakan batik asli Indonesia. Beliau mengenakan ini selalu dalam balutan momentum penting kenegaraan.
Ketika diangkat menjadi Menteri Perdagangan tahun 1999, Bapak Jusuf Kalla meminta seorang desainer batik kenamaan Indonesia, Iwan Tirta untuk merancang batik khusus kepada sang Madiba. Melihat saking cintanya dan jatuh hatinya beliau dengan batik Indonesia sampai-sampai dijuluki "Madiba Shirt" yang merupakan sebutan batik bagi warga Afrika Selatan.