Mohon tunggu...
Rey Seniman Langit
Rey Seniman Langit Mohon Tunggu... -

Rey Seniman Langit\r\nPenulis yang ber-motto : “Tak gentar dengan menulis selagi cinta memang tersirat untuk di serat” ini akrap dipanggil Seniman langit, sedangkan teman-temannya memanggil dengan nama Rey, hingga diberikan julukan menjadi Rey Seniman langit. Karya-karyanya termuat dalam buku tunggal dan antologi bersama di antaranya: \r\n“ 101 Kata Mutiara”, “Cahaya Mata Hati”’ “Pena Cinta Dalam Kaca (Penerbit Sahabat Kata), “Setapak Jalan Pendulang cinta”, "Novel serial Wajah Di Ujung Doa".\r\n\r\n“Antologi Tinta Emas” (Awang-awang/ 2012), Antologi Bogor Kasohor”, “Antologi Sahabat Maya”, “ Antologi Rinai Rindu Untuk Muhammad”, “Antologi Cipta Puisi”, “Antologi Guci Berdarah”

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Palestine Tersenyumlah

20 November 2012   17:01 Diperbarui: 24 Juni 2015   20:59 173
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Palestine Tersenyumlah Pray To Gaza

Oleh. Rey Seniman Langit


Sang perintang yang hambar

membedah bumi dengan tudingan

memaksa membuat perangkap

pada tali yang dibelitkan

hurufnya sebagai canda

menjadi tumbuh parang keritis

selampit kepang pun terkuncit

memandang sayu pada gerimis

keranjang hatinya terlihat sudah

terjatuh berseling silih berganti

seperti apa yang dihembuskan sebuah malam

gigil menjerit kedinginan kain langit tertenun

tertegun laras selempang khawatir

Bertahun-tahun

mengembara dengan sudi tercemohkan seleksi alam

hingga kisaran

kembali memboyong deretan lentik

menghubungkan belutas sarung-sarung angin keindahan

terdiam disebuah lubang menjepit palung hati

tiada bergerak

setelah memperdayakan sebuah kunci islam sejati

Palestine Tersenyumlah

Kami di sini menyuguhkan Do'a

Melaknat kaum yang membawa penindasan

Rindu terbungkus bukti bukan merenda

buih air nan beradu akrab pecah mengajarkan rengkuh

telah anggun dimata hati

membungkuk antri pelita warna

adalah arus yang kembali ke asrama bukit

dan kita mengasah asyik

aneka warna di atas salim tak berbalik

bangkit membahu berbalai bentuk

bingkai benak mewarna cagak

adalah jabat

saling mengangkat deru gubuk pintu hakikat

Palestine Tersenyumlah

Tangismu adalah tangis kami

Palestine

Bangkitlah Semangat sampai akhir menutup mata

Kami ada untukmu

rambut malam tersisir angin dibelai taupan

cerutu panjang

terbakar api bergumpal asap

senyum bengis

menghadap awan berbagi tandang

melunta picis dengus hipnotis keserakahan

kemudi waktu medali jasa tertegun bisu

jiwa berlabuh

nakhoda malang menghantam karam

angin menyisir

padang samosir jalan terjegal

hatinya menangis

terbawa arus terjebak kubangan

wahai penyejuk hari

kami tak kan permisi

akan kami hadang senapan baja

walau kami mati di hadapan Tuhan

Rela

Demi Syahid

cinta murni Islam Sejati

Rey Seniman Langit

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun