Padahal, bahagia itu sejatinya sangat sederhana, sesederhana menikmati dan bersyukur atas apa yang sudah kita miliki, dan berhenti meratapi hal-hal yang belum bisa kita miliki.
Kebahagiaan itu, tidak pernah jauh dari kita, tidak pernah bisa dirampas oleh apa dan siapapun.
Karena yang berhak memutuskan bahagia atau tidak, ya hanya kita sendiri.
Jadi, mengapa sibuk menderita demi hal-hal yang seharusnya kitalah pemegang kunci utamanya.
Sejatinya, kebahagiaan seorang ibu, adalah mensyukuri punya anak.
Karena, apapun dan sebagaimanapun capeknya mengasuh dan mendidik anak, di luar sana, masih banyak orang yang sibuk capek berusaha dan memohon agar Allah segera mempercayakan mereka jadi seorang ibu.
Sebagaimana capeknya seorang ibu oleh tingkah anaknya yang sungguh menguras tenaga dan energi ibu, ada senyum gembira dan ceria dari anak-anak yang sehat.
Dan bagaimana bisa kita mendustakan semua nikmat Allah yang tidak terhingga tersebut, nikmat Allah yang dititipkan pada senyum gemas sorang anak yang tumbuh sehat dan ceria?
Masha Allah, sungguh semua itu tidak bisa dinilai dengan shooping, treatment di salon, suami yang romantis atau apapun.
Karena ibu butuh bahagia, maka marilah memaknai bahagia dengan bijak dan penuh syukur.
Tak perlu berusaha keras hingga depresi mencari kebahagiaan.