Mohon tunggu...
Reyne Raea
Reyne Raea Mohon Tunggu... Penulis - Mom Blogger Surabaya

Panggil saya Rey, mom blogger di reyneraea.com

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Review Film "Terbang Menembus Langit"

26 Maret 2018   10:00 Diperbarui: 26 Maret 2018   10:13 3595
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: https://www.digitalmarketingproject.id/

Segala  cara dilakukan tanpa gengsi di tengah keterbatasannya, mulai dari  jualan buah yang berakhir ditipu, jualan jagung bakar yang juga tidak  berjalan sempurna, hingga akhirnya tibalah saat Onggy lulus dari  kuliahnya.

Tidak seperti kebanyakan orang yang setelah mengantongi  ijazah sarjana langsung berlomba mencari pekerjaan di kantor-kantor dan  sejenisnya.

Onggy malah sibuk membuka usaha baru yaitu jualan kerupuk yang juga berakhir dengan ditipu dan bangkrut.

Di tengah rentetan kegagalan yang selalu datang silih berganti, akhirnya dia memilih menjadi karyawan di sebuah pabrik.

"Menjadi  karyawan itu tidak salah, tapi bayaran termahalnya adalah saat  tiba-tiba kita tersadar, anak-anak sudah pada besar dan akan menikah,  sedang kita merasa belum pernah bisa menikmati waktu kedekatan bareng  anak karena waktu kerja"

Salah satu adegan  yang paling berbekas di hati saya adalah, saat Onggy dewasa sudah  menikah, bahagia dan hidup dengan lumayan berkecukupan dengan menjadi  karyawan pabrik, hingga suatu saat dia menemukan sesuatu yang seolah  impian lamanya yang telah terkubur terkuak kembali.

Saat  itu Onggy sedang makan siang di kantin pabrik, di depannya duduk  seorang bapak berusia setengah abad dengan wajah kuyu yang sedang  mengaduk-aduk makanannya tanpa kunjung di makan, karena penasaran Onggy  pun bertanya, ada apa gerangan?.

Setelah awalnya sedikit ragu, akhirnya si bapak membagikan kegelisahan hatinya.

Ternyata  penyebabnya adalah anak perempuan si bapak bakal menikah sebentar lagi,  si bapak seharusnya bahagia tapi ada hal yang membuatnya sedih.

Dialah sang waktu.

Menjelang  pernikahan sang anak, si bapak jadi tersadar, betapa anaknya sebentar  lagi bakal pergi bersama lelaki lain yang menjadi panutannya.

Sedang  si bapak merasa belum puas menikmati waktunya bersama sang anak.  Puluhan tahun bekerja serius sebagai karyawan pabrik membuatnya lupa,  kalau ternyata ada hal lain yang sangat penting yang dia lewatkan, yaitu  kebersamaan dengan keluarga.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
  7. 7
  8. 8
  9. 9
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun