Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Mengungkap Motif Pelaku Mutilasi Istri di Ciamis: Terlilit Hutang atau Skizofrenia?

6 Mei 2024   15:02 Diperbarui: 6 Mei 2024   15:22 238
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Trigger Warning: Artikel ini mengandung konten kekerasan eksplisit yang dapat memicu kondisi emosi dan mental pembaca. Kami menyarankan Anda tidak meneruskan membacanya jika mengalami kecemasan dan mempertimbangkan untuk meminta bantuan profesional.

Yanti mungkin tak pernah menyangka bahwa pagi itu akan menjadi pagi terakhir bagi dirinya. Ia tewas mengenaskan di tangan Tarsum suaminya sendiri yang membunuhnya secara sadis hingga tubuhnya terpotong-potong beberapa bagian.

Warga yang ada di sekitar tempat kejadian perkara tak bisa berbuat banyak. Melihat kebrutalan dan perubahan tingkah laku Tarsum yang berubah drastis dan seolah hilang kontrol terhadap dirinya itu membuat warga ketakutan setengah mati dan hanya bisa menyaksikan sambil merekam kejadian mengerikan itu dari kejauhan.

Peristiwa itu terjadi hari Jumat pagi 3 mei yang lalu, di Dusun Sindangjaya, Desa Cisontrol, Kecamatan Rancah, Kabupaten Ciamis Jawa Barat. Ketika Yanti hendak pergi ke masjid mengikuti pengajian rutin seperti biasanya, secara tiba-tiba Tarsum sang suami dengan keji membunuhnya di jalan Desa. Entah dengan cara seperti apa Tarsum melakukan pembunuhan itu. Beberapa warga yang ada di sekitar lokasi tak tahu secara detail dan melihat langsung kejadian, hanya teriakan dan jeritan suara korban yang sempat mereka dengar sebelum akhirnya korban meregang nyawa tak berdaya.

Menurut pengakuan Yoyo yang merupakan Ketua RT setempat, pelaku sempat memukul korban menggunakan balok kayu. Lalu setelah itu pelaku kembali ke rumah mengambil sebilah pisau yang diduga sebagai alat untuk memutilasi korban. Sungguh sadis sekali.

Yang membuat pristiwa itu menjadi gempar warga sekitar adalah ketika sehabis melakukan aksi sadisnya itu, Tarsum berkeliling kampung sambil membawa baskom berisi potongan-potongan daging korban yang termutilasi dan menawarkannya kepada warga sekitar.

Bahkan masih menurut pengakuan Yoyo ketua RT, sebagian potongan-potongan itu ada yg tergeletak di jalan dan ada juga yang diletakan sembarangan di dekat pos ronda oleh pelaku dan sebagian lagi ia masukan kedalam karung.

"Saya ditawari, beli daging Yanti, beli," kata Yoyo.

Memang hari itu adalah pagi yang tidak biasa. Disaat suasana kampung masih sepi dan para warga mulai menjalankan aktivitasnya pergi ke sawah dan ladang, suasana geger tiba-tiba terasa ketika Tarsum yang seperti kehilangan akal tega membunuh dan memotong-motong tubuh istirnya sendiri.

Motif dari pembunuhan disertai mutilasi itulah yang memantik pertanyaan publik, ada apa sebenarnya? Mengapa Tarsum tega dan tanpa berpikir panjang melakukan aksi sadisnya?

Maka desas-desus liar motif pembunuhan pun bermunculan. Menurut pengakuan warga setempat, Tarsum diduga depresi lantaran faktor ekonomi. Lebih spesifiknya, usahanya bangkrut dan ia terlilit hutang ratusan juta rupiah sehingga tidak bisa membayarnya.

Yoyo sendiri sebagai ketua RT tidak tahu secara pasti apa yang menjadi motif pembunuhan. Dalam penuturannya kepada wartawan, Yoyo hanya mengkonfirmasi bahwa Tarsum di duga mengalami depresi.

"Profesi sehari-harinya jual beli kambing. Dikatakan bangkrut tidak juga karena masih berjualan. Kemarin masih bawa jualan domba," kata Yoyo seperti dikutip dari tvonenews.com.

Desas-desus lain yang beredar liar di media sosial juga menyebut, Tarsum menjadi depresi berat akibat tak kuasa menanggung hutang anaknya yang sering berjudi online hingga menderita kerugian ratusan juta rupiah. Itulah yang membuat ia menjadi kalap.

Namun tak berselang lama, masih di media sosial pula, ada orang terdekat yakni teman dari anaknya pelaku yang mengkonfirmasi bahwa dugaan depresi akibat anaknya yang punya hutang ratusan juta karena sering berjudi online itu tidak benar alias hoax.

Namun yang menarik, setelah pelaku ditangkap dan di introgasi oleh petugas polisi, Tarsum mengaku bahwa ia melakukan aksi sadisnya itu karena di dorong oleh "bisikan gaib", sehingga kuat dugaan bahwa sebenarnya pelaku mengalami gangguan jiwa.

Sulit juga untuk langsung setuju bahwa pelaku mengalami depresi, karena prilakunya berbanding terbalik dari kebiasaan pengidap depresi pada umumnya. Hal ini dikuatkan oleh pendapat ahli Kriminolog dari Universitas Indonesia Adrianus Meliala yang menilai bahwa besar kemungkinan pelaku tidak mengalami depresi. Karena menurutnya orang yang depresi cenderung tidak berprilaku agresif.

"Saya kira yang bersangkutan tidak depresi. Orang depresi cenderung regresif alias mundur, tidak mau makan, tidak mau tidur, sakit, sembunyi di kamar. Dengan kata lain, tidak agrisif," ujar Adrianus seperti dikutip dari detiknews.com

Lebih lanjut Adrianus menduga, pelaku mengalami gejala psikosis paranoid, terbukti dari pengakuannya yang mendengar "bisikan gaib" yang mendesaknya untuk membunuh sang istri. Karena menurutnya, orang yang paranoid cenderung akan bersikap agresif.

Hal senada juga tercermin dari prilaku Tarsum ketika hendak ditangkap polisi, ia sempat berontak agresif, melawan petugas sambil membawa pisau, tapi dengan dibantu oleh pihak TNI dan warga setempat, Tarsum pun bisa diamankan dan digelandang ke kantor polisi.

Tidak hanya itu, beredar pula potongan video di media sosial yang memperlihatkan kondisi Tarsum setelah ditangkap polisi dan sudah mendekam di dalam penjara. Ia nampak gelisah ingin membuka tali borgol yang mengikat tangannya, lalu seperti orang yang mengigau ia bertanya-tanya pada orang yang ada di luar penjara, "Nyata teu ieu? Ieu nyata teu? Jam sabaraha ayeuna? Di luar macet meureun?"

Dalam bahasa Indonesia, "Nyata tidak ini? Ini nyata tidak? Jam berapa sekarang? Diluar macet dong?"

Setelah tertangkap pun Tarsum bahkan belum bisa menyadari bahwa apa yang dialaminya itu adalah sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa ia telah membunuh istrinya sendiri dan sudah mendekam dibalik jeruji besi.

Tapi ia seolah masih terperangkap dalam halusinasi dan delusinya sendiri, sehingga keadaan emosinya yang masih labil itu menyulitkan para penyidik untuk mengulik keterangan. Lantaran pengakuan pelaku yang sering berubah-ubah.

Maka dari itu, pihak polisi berencana akan memeriksa lebih lanjut soal kejiwaannya. Hal itu dikonfirmasi oleh Kapolres Ciamis AKBP Akmal dalam keterangannya kepada wartawan.

"Kondisi kejiwaan masih belum stabil, sudah terjadwal untuk hari senin, kami dengan dokter jiwa akan mengevaluasi kejiwaan pelaku," tutur Akmal seperti dikutip dari kompas.tv

Perubahan prilaku Tarsum itu ternyata tidak terjadi secara mendadak, karena sebelum melakukan pembunuhan pada istrinya itu, ia juga sempat mencoba melakukan percobaan pembunuhan terhadap dirinya sendiri.

Yoyo sendiri yang menjadi saksi bahwa Tarsum sempat membentur-benturkan kepalanya sendiri ke tembok dan mencekik lehernya sendiri tiga hari sebelum ia membunuh istrinya itu. Namun aksinya berhasil digagalkan oleh tetangga sekitar sehingga ia masih hidup.

Aksi percobaan bunuh diri itu juga diperkuat oleh temuan dari pihak kepolisian setelah menangkap pelaku, dimana terdapat bekas luka di beberapa bagian tubuhnya.

"Itu terkonfirmasi dengan ada beberapa luka di tubuh pelaku sendiri, misalnya sayatan di lengan kiri, luka tusukan di betis kanan belakang," ujar AKBP Akmal.

Pelaku memang sempat menunjukan perubahan prilaku beberapa hari terakhir. Menurut keluarga dan warga sekitar, Tarsum mendadak gampang emosi dan sering marah-marah bahkan sempat hendak kabur dari rumah.

Sehingga para petugas dari puskesmas Ranca harus turun tangan untuk memberinya obat penenang. Para petugas diminta oleh korban dan keluarganya untuk membantu menangani pelaku yang mengalami perubahan prilaku. Itu dilakukan beberapa hari sebelum peristiwa berdarah tersebut.

Besar Kemungkinan Tarsum Mengalami Skizofrenia?


Sah-sah saja apabila kita berspekulasi bahwa sebenarnya Tarsum mengalami gangguan jiwa, dan gejala-gejala yang idapnya lebih condong ke Skizofrenia.

Itu terbukti dari pengakuannya yang mendapat "bisikan gaib" juga ketidakmampuannya mengenali mana yang nyata, mana yang halusinasi. Prilakunya yang agresif dan sempat mencoba melakukan percobaan bunuh diri juga semakin mengindikasikan bahwa Tarsum mengidap Skizofrenia.

Sehingga aksinya yang dengan sadis membunuh dan memutilasi tubuh istrinya sendiri bukanlah perkara yang mengejutkan. Itu memang lazim dilakukan oleh para pengidap Skizofrenia setelah mereka mengaku mendapat "bisikan" dan kebanyakan korbannya pun merupakan orang-orang terdekat atau orang yang mereka sayangi.

Misalnya pada tahun 2017 lalu, seorang Dokter secara kejam membrondong istrinya menggunakan senjata api hingga tewas. Dan ketika di introgasi oleh polisi mengapa ia melakukan pembunuhan tersebut, ia pun mengaku mendapat bisikan gaib, sehingga terdorong untuk membunuh istrinya sendiri.

Dua bulan sebelumnya, warga Cirebon juga dihebohkan oleh aksi Agus Supriyatna, dimana sehari setelah hari raya idul adha, dengan tega ia membunuh ibu dan istrinya sendiri. Kepada polisi ia mengaku mendapat "bisikan gaib" untuk melakukan pembunuhan itu.

Masih di tahun yang sama, peristiwa menggegerkan juga terjadi di Melawi Kalimantan Barat, seorang anggota polisi secara sadis membunuh dan memutilasi dua anaknya sekaligus yang masih sangat belia yakni berusia lima dan tiga tahun. Dan lagi-lagi "bisikan gaib" lah yang mendorongnya melakukan aksi itu.

Polanya selalu sama: mendapat "bisikan gaib" lalu orang terdekat atau orang tersayang dari pelaku yang selalu menjadi korbannya. Meski pengidap Skizofrenia itu juga berpotensi melakukan pembunuhan pada orang lain, tapi potensinya lebih kecil dan dari banyaknya kasus-kasus yang terjadi, secara statistik orang terdekat atau orang yang paling disayangi yang selalu menjadi korban.


Mark Rubinstein seorang psikiater forensik Amerika yang seringkali menjadi saksi ahli di berbagai persidangan pembunuhan secara tegas mengatakan, orang-orang yang seringkali mendapat "bisikan gaib" dan mendengar suara-suara dikepalanya terindikasi kuat mengalami gangguan jiwa: Paranoid Skizofrenia.

Bukan saja untuk melakukan pembunuhan, para penderita Skizofrenia juga disinyalir banyak yang melakukan aksi bunuh diri karena mereka sering mendegar "bisikan gaib" dan suara-suara aneh di kepalanya untuk mengakhiri hidup.

Dan itulah yang terjadi pada Tarsum, ia pernah melakukan percobaan bunuh diri sebelum akhirnya secara keji membunuh dan memutilasi istrinya sendiri karena didorong oleh "bisikan gaib".

Tentu kita masih akan menunggu hasil dari evaluasi kejiwaan yang dilakukan oleh polisi, apakah Tarsum melakukan pembunuhan itu karena ia memang terlilit hutang yang sangat besar hingga mengalami depresi? Atau jangan-jangan, Tarsum memang mengidap Skizofrenia? Sehingga pada akhirnya ia nekat melakukan pembunuhan itu.

Skizofrenia memang masalah kejiwaan yang sangat serius. Orang-orang yang mengidap gangguan kejiwaan ini seringkali tidak terkontrol sehingga menyebabkan mereka kehilangan kontak dengan realitas dan kendali atas tindakan mereka sendiri.

Organisasi kesehatan dunia (WHO) menyatakan, belum ada penelitian yang mengidentifikasi penyebab Skizofrenia. Namun diperkiraan hubungan antar gen dan berbagai faktor lingkungan bisa menyebabkan gangguan mental ini. Selain itu, faktor psikososial juga turut mempengaruhi munculnya Skizofrenia.

Kesimpulannya, dari berbagai fakta yang ada, yakni percobaannya melakukan aksi bunuh diri, prilakunya yang berubah menjadi agresif dan gampang marah, ketidakmampuannya dalam membedakan realitas dan halusinasi serta mendapat bisikan gaib, bisa disimpulkan bahwa kuat dugaan Tarsum sedang mengidap gangguan mental Skizofrenia.

Referensi:

1) Fakta-Fakta Suami Mutilasi Istri di Ciamis: Coba Bunuh Diri dan Sempat Keliling Jual Jasad Korban

2) Ngeri! Terungkap Begini Cara Suami Bunuh Istri di Ciamis sebelum Mutilasi, Pelaku Ngaku Pakai Balok Kayu Besar Lalu Potong Tubuh Korban

3) Suami Mutilasi Istri di Ciamis Diduga Depresi Terlilit Utang, Suami Tawarkan Baskom Isi Daging ke Warga Sambil Bilang: Beli Daging Si Yanti, Beli Daging Si Yanti

4) INSOMNIA: Bisikan Gaib Pembawa Maut, Agus Bunuh Ibu dan Istri Sehari Setelah Idul Adha

5) Penderita Schizophrenia Jarang Membunuh Orang Asing

6) Sederet Fakta Kasus Suami Mutilasi Istri di Ciamis, Dilakukan di Jalan Desa

7) Analisis Kriminolog soal Tarsum Pemutilasi Istri Bisa Bebas dari Pidana

8) Memahami Bisikan Gaib di Balik Pembunuhan Orang-Orang Tersayang

9) 3 Penyebab Skizofrenia, Gangguan Mental yang Sebabkan Risiko Bunuh Diri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun