Dalam bahasa Indonesia, "Nyata tidak ini? Ini nyata tidak? Jam berapa sekarang? Diluar macet dong?"
Setelah tertangkap pun Tarsum bahkan belum bisa menyadari bahwa apa yang dialaminya itu adalah sebuah kenyataan. Kenyataan bahwa ia telah membunuh istrinya sendiri dan sudah mendekam dibalik jeruji besi.
Tapi ia seolah masih terperangkap dalam halusinasi dan delusinya sendiri, sehingga keadaan emosinya yang masih labil itu menyulitkan para penyidik untuk mengulik keterangan. Lantaran pengakuan pelaku yang sering berubah-ubah.
Maka dari itu, pihak polisi berencana akan memeriksa lebih lanjut soal kejiwaannya. Hal itu dikonfirmasi oleh Kapolres Ciamis AKBP Akmal dalam keterangannya kepada wartawan.
"Kondisi kejiwaan masih belum stabil, sudah terjadwal untuk hari senin, kami dengan dokter jiwa akan mengevaluasi kejiwaan pelaku," tutur Akmal seperti dikutip dari kompas.tv
Perubahan prilaku Tarsum itu ternyata tidak terjadi secara mendadak, karena sebelum melakukan pembunuhan pada istrinya itu, ia juga sempat mencoba melakukan percobaan pembunuhan terhadap dirinya sendiri.
Yoyo sendiri yang menjadi saksi bahwa Tarsum sempat membentur-benturkan kepalanya sendiri ke tembok dan mencekik lehernya sendiri tiga hari sebelum ia membunuh istrinya itu. Namun aksinya berhasil digagalkan oleh tetangga sekitar sehingga ia masih hidup.
Aksi percobaan bunuh diri itu juga diperkuat oleh temuan dari pihak kepolisian setelah menangkap pelaku, dimana terdapat bekas luka di beberapa bagian tubuhnya.
"Itu terkonfirmasi dengan ada beberapa luka di tubuh pelaku sendiri, misalnya sayatan di lengan kiri, luka tusukan di betis kanan belakang," ujar AKBP Akmal.
Pelaku memang sempat menunjukan perubahan prilaku beberapa hari terakhir. Menurut keluarga dan warga sekitar, Tarsum mendadak gampang emosi dan sering marah-marah bahkan sempat hendak kabur dari rumah.
Sehingga para petugas dari puskesmas Ranca harus turun tangan untuk memberinya obat penenang. Para petugas diminta oleh korban dan keluarganya untuk membantu menangani pelaku yang mengalami perubahan prilaku. Itu dilakukan beberapa hari sebelum peristiwa berdarah tersebut.