Kalau sudah begitu, ya saya hanya bisa ikhlas dan pasrah saja. Mungkin apa yang saya inginkan itu memang bukan yang terbaik untuk saya.
Benar saja, akhirnya semesta pun memberikan jawaban-nya. Bahwa ternyata ada radio lain yang lebih cocok, sesuai dan terbaik untuk saya, yaitu radio E.
Saya juga tak menyangka akan diterima di radio E ini. Padahal sebelumnya saya sama sekali tidak ada niat atau keinginan untuk bisa masuk dan bisa siaran di radio E ini. Bisa dibilang saya adalah orang yang paling beruntung dari sekian pelamar, karena sebenarnya waktu itu lowongan-nya sudah ditutup, karena saya telat mendapatkan info bahwa di radio E itu ternyata sedang membuka lowongan untuk penyiar.
Tapi saya tidak putus asa, saya coba saja dulu tanya-tanya kepada salah satu crew yang bekerja di radio E tersebut. Alhasil saya mendapat respon positif meski lowongan sudah ditutup, tapi saya diberi kesempatan untuk mengirimkan CV terlebih dahulu.
Satu hari kemudian salah satu crew dari radio E itu menghubungi saya dan dia meminta saya untuk mengirimkan sample rekaman siaran saya. Untungnya saya masih menyimpan rekaman siaran dan rekaman suara saya untuk iklan di radio yang dulu. Maka rekaman itu saya kirimkan.
Dua hari kemudian saya dihubungi lagi untuk datang dan interview. Jawaban-nya sungguh bikin saya bahagia karena ternyata dari sekian banyak pelamar yang mengirimkan surat lamaran, pimpinan radio E melihat, saya adalah orang yang paling memenuhi kriteria penyiar yang mereka cari. Artinya, saya diterima di radio E tersebut.
Saya perlu mencubit pipi saya berkali-kali untuk memastikan bahwa itu nyata dan bukan mimpi. Dan ternyata semua itu memang nyata, saya di terima dengan terbuka, orang-orangnya asyik, ramah, lingkungan-nya tidak terlalu formil, bahkan hari pertama saya diterima di radio E tersebut sudah langsung diajak makan bersama, bersenda gurau layaknya teman lama yang baru ketemu lagi. Dan besok adalah hari pertama saya kembali mengudara. :)
Yang lebih gilanya lagi, ternyata marketing radio E tersebut adalah teman dan kenal dekat dengan Bos saya di radio yang dulu. Hahaha, gila. Sungguh canggih memang cara kerja semesta ini.
Dibandingkan dengan radio-radio yang lain, gedung radio E ini lebih megah, luas dan besar. Ditambah lagi letaknya yang berada di kawasan wisata yang dikelilingi oleh pemandangan gunung yang indah nan sejuk membuat saya semakin betah untuk tinggal dan menetap di radio tersebut.
Tanpa henti-hentinya saya mengucap syukur dan berterimakasih kepada Tuhan, bahwa ternyata Tuhan sangat baik dan lebih tahu apa yang betul-betul terbaik untuk saya. Ini merupakan keajaiban. Ini adalah bukti bahwa, intuisi tidak pernah menyesatkan kita pada jalan yang salah. Ini bukti bahwa suara hati tidak pernah berkhianat. Begitulah cara Tuhan dalam memberikan kejutan. Sangat indah, sempurna, ajaib dan menyenangkan.
Dengan masuknya saya ke radio E ini artinya sebentar lagi resolusi saya akan terwujud. Karena di artikel sebelumnya yang berjudul: Cerita Pertama di 2021: Dimulai dari Introspeksi Lalu Membuat Resolusi, di artikel itu saya sudah menuliskan bahwa di 2021 ini saya ingin sekali punya playground yang baru, lingkaran sosial baru yang lebih suportif dan ingin punya teman lebih banyak. Mungkin lewat radio E inilah jawaban dari resolusi tersebut akan terjawab.