Misalnya Kompasianer Abdul agak kesulitan dalam menuliskan konsep dan pikiran abstrak, maka tidak perlu memaksakan kalau memang dirasa masih sulit.
Saya sendiri tidak pernah memaksa diri ini untuk menulis fiksi. Dari sekian ragam genre fiksi, mungkin hanya puisi yang saya sukai. Sisanya seperti novel, cerpen, dlsb, saya masih kurang tertarik untuk menikmati dan mendalaminya, karena memang bukan disitu minat saya.
Jadi, meski pun saya punya ide cerita yang bagus, saya akan selalu kesulitan dalam merangkai dan menuliskan-nya. Kadang saya heran, kenapa orang bisa membuat cerpen dan novel yang sedemikian masuk akal dan mampu membawa saya kedalam dunia cerita itu, sementara saya kewalahan untuk bisa membuatnya. Padahal bagi mereka, itu mungkin pekerjaan yang paling mudah.
Begitu pun sebaliknya, orang yang terbiasa menulis fiksi mungkin akan sedikit kesulitan apabila dia mencoba menulis non fiksi. Terkecuali, kalau dia memang punya minat di kedua bidang itu. Tapi sangat jarang sekali biasanya ada orang yang mahir dikedua nya.
Karena kalau dari awal sudah tidak minat, jangankan menulis soal topik yang tidak diminati itu, mau membaca atau menikmatinya saja pasti malas, ogah-ogahan.
Kalau dari dulu saya punya minat terhadap cerpen atau novel, mungkin sudah ada banyak karya-karya novel dan cerpen yang saya hasilkan, karena saya tidak minat, maka wajar saja kalau saya kesulitan untuk membuat novel atau cerpen.
Karena ketika kita sudah punya minat terhadap sesuatu hal, maka kita akan dengan suka rela dan antusias mendalami, mencari tahu, mempelajari tentang apa yang kita sukai itu.
Itulah kenapa tulisan-tulisan saya yang tersaji di Kompasiana ini lebih banyak bertema abstrak. Karena minat saya memang lebih banyak terhadap bidang-bidang dan disiplin ilmu yang abstrak.Â
Hanya bacaan-bacaan dan konsep abstrak-lah yang paling sering saya nikmati. Sehingga bacaan-bacaan dan konsep-konsep itu terbawa ke sebagian tulisan saya, seakan-akan saya ahli dan hebat dalam berpikir abstrak. Padahal ada proses panjang dibelakangnya itu.
Saran saya, terus kembangkan dan pertajam bidang yang anda kuasai. Terus dalami apa yang menjadi minat anda. Jadilah ahli dibidang yang anda kuasai. Tulislah apa yang memang ingin anda tulis. Teruslah menjadi diri sendiri. Temukan ciri khas dan bentuk karakter anda sendiri.
Bersambung ke bagian ketiga...**