Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Yuk, Belajar Menulis Mulai dari Nol (Bagian 2)

12 Januari 2021   12:41 Diperbarui: 12 Januari 2021   13:06 428
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Ada beberapa point yang ingin saya tambahkan dari uraian kemarin, salah satunya tentang bagaimana kalau tiba-tiba stuck dan mengalami kebuntuan menulis di tengah jalan, apa yang harus dilakukan?

Hal yang paling mudah anda lakukan adalah berhenti atau jeda sejenak. Biarkan pikiran anda merecovery dan mendaur ulang data-datanya.

Itulah kenapa dibutuhkan yang namanya outline atau kerangka tulisan. Kalau anda punya kerangka tulisan, maka anda tidak akan mengalami kebuntuan menulis, karena anda sudah punya persiapan point-point apa saja yang akan anda tulis. 

Anda sudah tahu tujuan dari ide itu mengarah kemana, isi pokok bahasan-nya apa saja, amanat atau pesan moralnya apa saja, ending-nya seperti apa, anda sudah tahu dari awal.

Dengan membuat kerangka tulisan, tulisan kita pun akan lebih terarah, terstruktur, tidak keluar jalur dan ngalor-ngidul kemana-mana. Karena anda sudah membuat batasan dan mempersempit bahasan dalam kerangka tulisan itu.

Ibarat melukis, sebelum melukis, seorang pelukis pasti akan membuat sketsanya terlebih dahulu, kalau dia rasa sketsanya sudah siap, maka barulah dia mulai mengeksekusi sketsa tersebut untuk dijadikan lukisan.

Bahkan sebuah cerita yang seringkali kita anggap mengalir pun ada premis-nya. Dalam naskah skenario film, premis disebut juga sebagai logline.

Dalam membuat cerita yang bagus pun kita tidak sembarang mengalir begitu saja, kan? Harus ditentukan dulu tokoh, karakter, setting tempat, dan alurnya seperti apa.

Sebelum membuat cerita, kita perlu membuat dunia cerita itu sendiri, batasannya sampai dimana dan kejadian-kejadian yang ada dicerita tersebut dipastikan hanya terjadi dalam dunia cerita itu.

Saya juga mustahil bisa menulis artikel berseri seperti ini kalau sebelumnya saya tidak membuat outline-nya terlebih dahulu. Jadi, tidak ada istilah stuck atau mengalami kebuntuan menulis, karena saya tahu harus menuliskan apa saja dan tulisan ini akan mengarah kemana. 

Setiap kali saya lupa, saya hanya tinggal kembali membaca outline yang sebelumnya sudah saya siapkan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun