Sekarang saya paham bahwa kebahagiaan bisa didapat dan diwujudkan melalui latihan dan skill untuk terus mampu mengunci pikiran dan memfokuskan hidup disaat ini.
Coba tengok, ada berapa banyak dari mereka yang hidupnya tampak sempurna dan memiliki segalanya, tapi mereka harus mengeluarkan banyak uang untuk belajar bagaimana cara mengelola pikiran dan emosi agar bisa mengendalikannya.
Sekarang mereka juga paham bahwa, kebahagiaan bukan terletak pada apa yang mereka punya, melainkan dari bagaimana cara mereka melatih dan membiasakan untuk hidup disaat ini.Â
Setiap orang pasti punya caranya masing-masing dalam mengakses bahagia. Kenapa saya gunakan kata "mengakses"? Karena sejatinya, kebahagiaan itu sudah ada dalam diri kita masing-masing. Bukan ada diluar sana. Kita hanya tinggal mengakses dan memanggilnya kembali.
Hanya saja kita melupakan cara yang paling sederhana untuk mengaksesnya. Kalau ada cara yang mudah, kenapa harus gunakan cara yang sulit?Â
Seperti itulah cara saya dalam merasakan bahagia. Karena menurut saya, bahagia itu tidak pernah bersyarat. Kebahagiaan adalah milik setiap orang dan setiap orang berhak bahagia tanpa perlu susah-susah mengikuti standar kebahagiaan yang seringkali diwarnai oleh pencapaian materi, status sosial, ataupun prestasi.
Kebahagiaan akan selalu bersemayam pada hati mereka yang gemar bersyukur dan selalu membiasakan diri untuk tetap hidup disaat ini dengan setotal-totalnya tanpa terjebak dimasa lalu, ataupun mengkhawatirkan masa depan.
Selamat Berbahagia
Reynal Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H