Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Mengenal 4 Pola Kejadian dalam Hidup

21 Oktober 2020   14:17 Diperbarui: 21 Oktober 2020   14:39 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya pikir sulit sekali untuk bisa mengulangi pola ke empat ini. Karena saya pun hanya beberapa kali saja mengalaminya. Itupun tidak disengaja. Kalau pun saya mencoba untuk mengulang polanya, ternyata tidak bisa. Mengapa? Karena dibutuhkan ketenangan dan keikhlasan yang sangat dalam untuk bisa mengulang pola ini.

Pernah suatu ketika seingat saya, pas lagi hujan-hujan saya berkata seperti ini di dalam hati, "Duh enak kayaknya nih, hujan-hujan gini makan martabak anget". Setelah itu saya lupakan, saya tidak mengharapkan martabak itu ada. Meski sebenarnya saya ingin martabak, tapi saya "melepaskan" dan tidak melekat kepada keinginan itu.

Jadi perasaan saya ketika berkata ingin martabak tersebut, tenang, lepas, dan tidak melekat keinginan ini pada martabak itu. Jadi hanya semacam guyon saja pada semesta. 

Namun ajaibnya, hanya berselang beberapa jam kemudian, eh ada seorang teman yang dengan baik hati membelikan, sekaligus mengantarkan martabak tersebut ke tempat kerja saya.

Saya nyaris tidak melakukan apa-apa, tidak mengeluarkan tenaga dan uang sepeser pun, tapi apa yang saya inginkan datang dengan sendirinya. Inilah pola yang keempat. Orang yang sudah sering mengalami pola ini adalah mereka orang-orang tertentu, yang dari sisi rohani kualitas spiritualnya memang sudah tinggi. 

Saya kadang heran dengan para Ustadz-ustadz atau Kiyai dikampung, dari sisi syariat, mereka terlihat tidak bekerja terlalu keras. Tapi entah kenapa segala kebutuhan hidupnya tercukupi? Kadang rezeki atau uang itu datang dengan sendirinya. Coba saja perhatikan, fenomena ini juga pasti terjadi di kampung halaman anda sendiri. 

Sulit memang untuk bisa mengulang pola ke empat ini. Karena jika anda ingin mengulang realita nya, maka anda harus mengulang polanya, sedangkan untuk bisa mengulang polanya, anda harus mengulang "rasa nya".

Nah sekarang pertanyaannya, anda lebih banyak mengulang pola yang mana selama ini?Apakah pola pertama, kedua, ketiga, atau ke empat?

Kalaupun saat ini anda masih terus menerus terjebak di pola yang pertama, saran saya sebaiknya anda hentikan pengejaran, lalu bereskan dulu perasaan anda. Mungkin juga ada yang salah dengan pemikiran anda.

Berhenti dan jeda sejenak. Ubah strategi anda, betulkan perasaan anda, jangan terlalu nafsu dan berambisi mengejar, karena semakin nafsu dan berambisi, justru sesuatu yang anda kejar biasanya akan semakin lari menjauh dari jangkauan anda.

Anda harus bisa beralih dari pola yang membuat anda lelah dan selama ini harus mengeluarkan effort yang extra, kepada pola yang lebih menguntungkan anda. Setidaknya anda terus mengulang pola yang ketiga. Sehingga segala sesuatu yang anda kejar, disaat bersamaan akan juga berlari ke arah anda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun