Jadi, saya memutuskan menulis di platform yang memang sudah selesai dengan urusan tersebut. Jadi saya tinggal menulis saja. Karena saya itu orang yang tidak mau ribet. Maunya yang simple-simple saja. Hanya Kompasiana yang menurut saya sudah cukup mewakili kebutuhan saya untuk menulis.Â
Terlepas dari segi kekurangan yang ada, kelebihan menulis di Kompasiana itu tulisan kita akan langsung terbit, tanpa harus menunggu diproses oleh editor bagaimana pun kualitasnya. Asal jangan melanggar syarat dan ketentuan yang ada.
Berbeda dengan platform lain, yang bisa membuat kita harap-harap cemas apakah tulisan kita akan diterbitkan atau tidak. Kalau menurut editor tidak layak, ya kita harus pasrah dan menulis lagi dari awal.
Jadi, bagi yang hobi menulis tinggal dijalani saja. Bagi anda yang penulis pemula (seperti saya), tidak perlu memusingkan soal tatacara dan kaidah-kaidah menulis. Menulis saja suka-suka untuk menemukan warna suara anda. Teruslah beropini dan menyuarakan apa yang ada didalam dada anda. Toh, nanti juga akan ketemu sendiri kok seperti apa persisnya karakter tulisan anda itu.Â
Karena dalam hal Nge-blog, kita punya warna suara yang berbeda. Ada yang dengan lantang berani menyuarakan pendapatnya secara frontal dan tajam. Ada juga yang cenderung santun dan agak malu-malu dalam berpendapat. Ya semua berbeda-beda. Tapi kita mempunyai misi yang sama, untuk mengangkat derajat literasi bangsa ini menjadi lebih baik.Â
Nah jadi, seperti inilah Kompasianer gaya dan bahasa blogging itu. Kental dengan nuansa personal dan cenderung subjektif. Jadi tidak perlu disetujui ataupun diamini, karena ini hanya sekedar pendapat pribadi.Â
Salam dari Penulis Amatiran
Reynal Prasetya
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H