Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

Hindari "The One Syndrome" dalam Masa PDKT

18 Juni 2020   15:48 Diperbarui: 21 Juni 2020   13:48 3058
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sambil sesekali bersenandung di dalam hati, "Wah aku yakin, dialah belahan jiwa ku selama ini. Dari cara dia memperlakukan ku, aku yakin dialah jodoh ku!"

Kita seringkali mengalami "gangguan mental" ini pada saat baru saja memulai hubungan.

Kita sudah terlalu jauh mempercayai dan meyakini bahwa dialah satu-satunya orang yang paling tepat, paling baik, paling pas, cocok hidup dan di takdirkan bersama dengan kita.

Padahal belum tentu dan terbukti bahwa dia merupakan the one yang datang di takdirkan hidup bersama mu.

Sedangkan kita sudah lebih dulu meyakini asumsi diri kita sendiri, tanpa membuktikan lebih jauh apakah dia benar-benar orang yang tepat atau bukan untuk kita.

Hanya karena dia terlihat manis dan baik di awal perkenalan, bukan berarti dia adalah "the one" nya kamu. Perlu masa perkenalan yang panjang dan waktu yang tidak sebentar untuk membuktikan apakah dia orang yang tepat atau tidak untuk mu.

Sebaiknya kamu perlu menghindari TOS ini di masa perkenalan, atau masa PDKT. Karena PDKT seharusnya kamu jadikan sebagai sarana pergaulan, perkenalan, untuk menguji seberapa nyambung dan cocok kamu pada saat bersamanya.

Biarlah pada masa-masa ini kamu habiskan untuk main-main dan berpetualang terlebih dahulu. Tanpa harus terlalu serius mengumbar perasaan dan memikirkan hubungan terlalu jauh bersama nya.

PDKT cukup sekadar untuk bergaul, ngobrol secara sehat tanpa harus melibatkan unsur perasaan. Karena masa-masa ini adalah masa-masa krusial untuk menentukan apakah kita harus meningkatkan keintiman bersama nya, atau bahkan mengakhiri masa PDKT yang tidak perlu dan hanya buang-buang waktu.

Fokuslah untuk mengenal dirinya terlebih dahulu, apakah dia cukup nyaman kamu ajak berinteraksi?, Apakah dia selalu memenuhi janji dan komitmen yang sudah kalian sepakati? Apakah dia cukup kompatibel untuk di ajak berdiskusi? 

Jangan sungkan-sungkan juga untuk terbuka dan berterus terang tentang kekurangan dan kelemahan kalian masing-masing. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun