Lalu apakah setelah pernikahan itu, mereka menjadi sia-sia karena tidak mementingkan aspek cinta?
Tentu tidak! Justru rasa cinta itu akan muncul dengan sendirinya seiring kerjasama yang mereka lakukan dalam pernikahan itu. Cinta itu munculnya belakangan pasca mereka berdua konsisten melakukan apa yang menjadi tugasnya masing-masing.
Kita melihat orang-orang tua jaman dulu tidak pernah belajar relasi cinta dari film-film, sinetron, atau lagu-lagu galau, namun hebatnya mereka bisa membina dan merawat hubungan dengan baik.Â
Berbeda dengan era modern seperti sekarang ini, kita dituntut untuk lebih selektif dalam mencari pasangan, karena tantangan hidup kedepan terlihat lebih kompleks daripada era sebelumnya.
Stok orang-orang berkualitas seakan-akan tergerus oleh arus jaman, kelangkaan orang-orang yang bernilai tinggi mulai terjadi, banyak beberapa orang yang mulai mengeluh betapa sulitnya mencari pasangan hidup, karena mereka merasa tidak ada orang yang mau menerima apa adanya.
Inilah masalahnya, sebelum anda menginginkan dan berharap mendapatkan pasangan yang "adanya apa" anda perlu terlebih dulu menjadi orang berkualitas, anda perlu menghabiskan waktu untuk menempa diri (baca : self upgrade), sebelum benar-benar akhirnya layak mendapatkan orang yang berkualitas pula.
Karena ketika anda sudah sadar diri bahwa diri anda bernilai, anda tidak akan mungkin mencari orang yang "apa adanya", sudah pasti anda akan mencari orang yang setara dan sama kualitasnya dengan diri anda.
Karena dalam relasi cinta, sudah menjadi alamiah bahwa orang-orang berkualitas biasanya akan tertarik pada orang yang berkualitas pula. Sementara orang-orang yang bermasalah dengan dirinya, cenderung tertarik pula dengan orang-orang yang bermasalah.
Karena ketika anda merasa sudah dewasa, anda tidak akan mungkin tertarik dengan seseorang yang masih kekanak-kanakan dan labil kan?.
Jadi, ketika anda menginginkan pasangan yang mau menerima diri anda apa adanya, itu cukup menunjukkan, sebenarnya anda tidak cukup berkualitas untuk bersanding dengan orang yang berkualitas pula.
Sabarlah, tempalah dahulu diri anda, bentuk kepribadian yang menawan, isi diri anda dengan banyak pengetahuan maupun keterampilan, perbanyak pengalaman, karena anda pasti tidak mau jika sampai diperlakukan "apa adanya".