Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Cinta Tidak Pernah Meninggalkan Luka Jika Kita Mau Libatkan Logika

16 April 2020   11:53 Diperbarui: 16 April 2020   19:46 1559
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Pada saat kita jatuh cinta, kita tak ubahnya seperti orang mabuk. Hormon di dalam tubuh menjadi tidak seimbang. Ketika hormon adrenaline, dopamine, norepinefrine, kortisol, dalam tubuh meninggi, lalu kemudian hormon serotonin kita menurun, maka kita akan merasakan sensasi dan perasaan yang berbeda-beda.

Hormon dopamine misalnya, ketika kadar hormon ini meningkat maka kita akan merasakan perasaan senang atau euforia.

Dopamine juga bisa menyebabkan candu, karena menciptakan rasa senang, semakin kita menemukan kesenangan pada sesuatu hal, maka dopamine dalam otak akan aktif, sehingga kita menjadi ketagihan, lagi lagi dan lagi. 

Selanjutnya adrenaline berfungsi menciptakan sensasi deg-degan, membuat degup jantung berdetak dengan kencang, tangan berkeringat tak ubahnya seperti sedang bermain paralayang.

Lalu ketika serotonin menurun, akhirnya kita jadi terfokus pada satu hal (seseorang). Kita menjadi terfiksasi dengannya, sering memikirnya, kita menganggap semua hal menjadi tidak penting kecuali dirinya.

Apa yang anda anggap mengalir dalam pembuluh darah, dalam tubuh anda ketika anda merasa mau, naksir atau tertarik dengan seseorang, bukanlah suatu energi yang anda sebut sebagai "Cinta" melainkan gejolak kimia. 

Anda sedang menikmati cocktail kimia dalam kepala anda. Itulah kenapa sebabnya orang-orang juga sering menyebut cinta sebagai chemistry, karena mereka sedang menikmati chemical atau senyawa kimia yang mengalir di tubuhnya.

Berdasarkan sains, secara sederhananya cinta dapat disimpulkan sebagai proses biologis. Sebagai sesuatu yang sangat ilmiah.

Ilustrasi cinta proses biologis (Sumber : freepik.com)
Ilustrasi cinta proses biologis (Sumber : freepik.com)
Cinta bukan lagi sebagai sesuatu yang teramat rumit dan abstrak, melainkan sesuatu yang begitu logis dan rasional.

Sehingga, kini cinta bukan saja menjadi urusan hati, namun juga otak!. 

Mungkin anda masih ingat dengan lirik lagu Agnes Monica berikut ini : 

Cinta ini kadang-kadang tak ada logika
Ilussi sebuah hasrat dalam hati
Dan hanya ingin dapat memiliki
Dirimu hanya untuk sesaat

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun