Mohon tunggu...
Reynal Prasetya
Reynal Prasetya Mohon Tunggu... Penulis - Broadcaster yang hobi menulis.

Penyuka Psikologi, Sains, Politik dan Filsafat yang tiba - tiba banting stir jadi penulis Fiksi. Cerita-cerita saya bisa dibaca di GoodNovel: Reynal Prasetya. Kwikku: Reynal Prasetya

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Pilihan

3 Tipe Orang yang Kecanduan Gadget

28 Februari 2020   14:18 Diperbarui: 28 Februari 2020   14:32 413
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi kecanduan media sosial (Sumber : lifewire.com)

Di era modern yang serba digital seperti sekarang ini, mustahil ada orang yang belum mengenal gadget. Kalaupun ada, bisa dipastikan jumlahnya lebih sedikit. Karena seperti yang kita tahu, saat ini gadget bukan hanya sebagai alat teknologi informasi, lebih dari itu, gadget sepertinya sudah menjadi kebutuhan pokok bagi kehidupan manusia di abad ini.

Smartphone adalah jenis gadget yang paling banyak diminati, digemari, dan digunakan oleh berbagai kalangan, karena bentuknya yang simple dengan fitur menarik dan juga kecanggihan teknologi nya.

Hanya dengan melalui smartphone, kita bisa mengirim pesan kepada teman di luar pulau, mencari informasi, data ilmiah atau ilmu pengetahuan tanpa harus pergi ke perpustakaan, hingga memesan makanan tanpa perlu repot-repot pergi ke restoran. 

Teknologi gadget sudah mampu mengakomodasi berbagai kebutuhan manusia di abad ini. Terutama yang paling menonjol, adalah hadirnya aplikasi-aplikasi yang menawarkan hiburan dan kesenangan bagi para pengguna nya.

Dari mulai aplikasi Chatting, Media Sosial, Streaming Music, Game Online, Streaming Film, dan aplikasi lain sejenis nya.

Gadget tentu memberikan beberapa kemudahan untuk kita, namun kita juga perlu menyadari dampak negatif dari penggunaan gadget ini. Kita perlu punya kendali dalam menggunakannya, sebelum kita dibuat ketagihan dan akhirnya menjadi kecanduan.

Mungkin anda sudah sering mendengar, apa efek buruk yang di timbulkan dari kecanduan gadget. Kita sudah sama-sama mengetahui, bahwa penggunaan gadget yang berlebihan tentu sangat berbahaya. Selain bisa menimbulkan masalah kesehatan fisik. Penggunaan gadget yang berlebihan juga bisa berakibat buruk pada kondisi psikis hingga masalah sosial.

Dorongan untuk menggunakan gadget ketika sedang bosan atau malas mengerjakan sesuatu, adalah suatu indikasi awal bahwa seseorang telah kecanduan gadget. 

Saat ini belum ada penelitian yang secara khusus mengklasifikasikan orang yang telah kecanduan gadget. Namun bila kita amati, setidaknya ada tiga tipe orang yang kecanduan gadget dalam kehidupan kita sehari-hari. Orang itu mungkin bisa teman, sodara atau orang terdekat anda sendiri. 

3 Tipe Orang yang Kecanduan Gadget.

1.) Kecanduan Media Sosial.

Ilustrasi kecanduan media sosial (Sumber : lifewire.com)
Ilustrasi kecanduan media sosial (Sumber : lifewire.com)

Tipe orang yang pertama ini mungkin sudah sangat sering anda temui dalam kehidupan sehari-hari. Ciri-ciri nya pun mudah sekali di kenali. Baginya kebahagiaan mungkin, baru bisa di dapat ketika sudah update status di media sosial. Dari pagi, siang, hingga malam, ia habiskan untuk berselancar di dunia maya, memfoto semua kegiatannya demi mendapat like dan koment, menyebar berita hoax, hingga debat kusir karena beda pilihan politik. Sementara pekerjaan dan kewajibannya ia lalaikan. Tanpa sadar ia menggunakan waktu yang ia miliki untuk hal yang kurang bermanfaat. 

Padahal seperti yang kita tahu, media sosial akan sangat bermanfaat, jika kita menggunakannya sebagai media promosi, jualan atau berbagi ilmu dan hal positif lainnya.

Beda halnya jika kita menggunakan media sosial untuk hal-hal yang tidak penting. Apalagi jika sampai curhat masalah pribadi, masalah rumah tangga, atau mengumpat orang lain.

2.) Kecanduan Game Online.

images-18-5e57d364d541df46d27d3d02.jpeg
images-18-5e57d364d541df46d27d3d02.jpeg

Ilustrasi kecanduan game online (Sumber : yugatech.com)

Wah kalau tipe yang kedua ini mungkin anda juga sudah sering temui dalam kehidupan sehari-hari, meski remaja dan anak-anak yang biasanya mudah kecanduan game online, fakta juga menunjukkan, bahwa orang-orang dewasapun turut terlibat dalam pusaran epidemik ini.

Fenomena itu yang dulu hampir saya alami. Jika seandainya saya tidak menguninstal game Mobile Legend dan Call Of Duty di smartphone yang saya miliki, mungkin saya tidak akan pernah menulis disini.

Beruntungnya saya mengambil langkah yang tepat waktu itu, sehingga saya dapat menggunakan waktu saya untuk hal lain yang lebih bermanfa'at ketimbang hanya bermain game.

Sayangnya, saya tidak bisa menyelamatkan teman-teman saya yang sudah terlanjur maniac terhadap game online. Dari mulai pagi, siang, hingga malam, sebagian waktu mereka hanya dihabiskan untuk bermain game. 

Tidak heran bila mereka sering mengeluhkan kesehatan fisik nya yang mulai menurun, susah mendapatkan pekerjaan, hingga sering mendapat omelan dari orangtua dan pasangannya.

3.) Kecanduan Informasi dan Ilmu Pengetahuan.

Ilustrasi kecanduan Ilmu pengetahuan (Sumber : npr.org)
Ilustrasi kecanduan Ilmu pengetahuan (Sumber : npr.org)

Nah bisa di bilang, tipe yang ketiga ini adalah tipe orang yang paling langka dan jumlahnya lebih sedikit dari tipe yang kedua dan pertama. Karena disaat orang lain menggunakan gadgetnya sebagai alat untuk mencari kesenangan dan mengobati kesepian, ia justru menggunakan gadgetnya sebagai alat untuk mempertajam intelejensinya. 

Ia menggunakan gadgetnya untuk mengakses informasi, data, dan ilmu pengetahuan yang sangat berguna. Meski dalam prosesnya, ia mempunyai kecenderungan yang sama seperti orang yang kecanduan medsos dan game online, yakni sama-sama lupa waktu ketika sedang melakukannya.

Apakah tipe yang ketiga ini adalah anda?. Jika ia, berarti anda lebih baik dari tipe yang pertama dan kedua. Karena menggunakan banyak waktu untuk menelisik informasi dan mencari ilmu pengetahuan lebih berguna daripada sekedar bermain media sosial atau game online.

Tidak ada yang salah dengan bermain game atau media sosial, semua berhak di lakukan oleh siapapun tanpa ada larangan. Masalahnya, saat ini lebih banyak orang yang bermain game atau media sosial hingga sampai melalaikan tugas dan kewajibannya. Ini yang paling berbahaya. Kalau kecanduannya sudah sampai akut seperti itu, tentu akan sangat sulit untuk di sembuhkan.

Penelitian juga menunjukkan, bahwa siapapun bisa berpotensi kecanduan gadget, entah itu anak-anak, remaja, maupun orang dewasa. Karena pada dasarnya, tiap orang memiliki struktur otak yang sama dan memproduksi neurokimia yang sama ketika merasa senang melakukan sesuatu. 

Otak akan mengeluarkan senyawa kimia yang disebut dopamine. Semakin banyak dopamine yang di produksi di dalam otak, maka kita akan semakin terdorong untuk melakukan aktivitas atau kegiatan yang kita senangi tersebut. 

Contohnya, pada saat seseorang bermain media sosial. Ia akan merasa senang ketika foto atau postingan yang ia buat ternyata mendapat tanggapan dalam bentuk like atau koment dari orang lain, otomatis otak akan mengeluarkan hormon dopamine yang memicu ia untuk terus update status dan mengunggah foto lebih banyak lagi.

Atau pada saat seseorang bermain game, semakin ia merasa senang ketika mampu mengalahkan lawan, atau memenangkan game tersebut, maka hormon dopamine akan terus diproduksi. Hingga tanpa sadar ia telah kecanduan pada game tersebut.

Jika hasrat bermain media sosial dan bermain game itu tidak dapat dipuaskan, maka ia akan merasa cemas, kekurangan motivasi, hingga mengalami depresi. 

Kecanduan gadget dianggap berakar pada kecanduan internet karena kesamaan gejala dan dampak negatif pada penggunanya. Orang-orang yang mengalami kecanduan internet biasanya kurang memiliki dukungan sosial yang cukup, dan memiliki tingkat kesepian yang tinggi.

Profesor sosiologi Judy Wajcman dalam penelitiannya mengungkapkan bahwa, remaja adalah kelompok yang memiliki tingkat kecanduan smartphone yang lebih tinggi. Mereka menganggap smartphone sebagai diri mereka yang kedua. Banyak pengguna smartphone telah melaporkan bahwa mereka tidak bisa hidup tanpa smartphone.

Perlu sebuah kesadaran dan kendali diri yang kuat agar bisa terhindar dari kecanduan gadget ini. Kita sudah sama-sama tahu dampak negatif yang akan kita terima tatkala menggunakan gadget secara berlebihan. Apalagi jika menggunakannya untuk hal-hal yang kurang bermanfaat. Kebiasaan itu tentu bisa berakibat buruk pada aspek-aspek vital kehidupan kita.

Saya sengaja mengklasifikasikan orang yang kecanduan gadget ini menjadi tiga tipe, supaya ini bisa menjadi referensi untuk anda dalam menggunakan gadget.

Anda berhak memilih menjadi tipe yang pertama, yang kedua atau yang ketiga, atau bahkan tidak memilih sama sekali, karena mungkin anda punya cara tersendiri dalam menggunakan gadget. Oke, hidup memang pilihan. Kita bebas memilih dan memutuskan, tapi kita tidak bebas memilih konsekwensi atas pilihan dan keputusan yang kita pilih. ****

Salam Hangat

Reynal Prasetya

Referensi : 

-Smartphone use and smartphone addiction in middle school students in Korea: Prevalence, social networking service, and game use

-Gadget Addiction

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun