Mohon tunggu...
Revi Masengi
Revi Masengi Mohon Tunggu... -

Saya bukan siapa-siapa, bukan pula jurnalis. Hanya orang biasa yang suka menuangkan isi kepala ke dalam sebuah karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Bahkan surga sepi tanpamu

31 Maret 2011   00:37 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:16 514
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Dimana embun pagi bagai butiran mutiara.

Dimana bulan dan mentari berdampingan hidup bersama.

Tak ada siang ataupun malam.

Langit selalu bersolek bintang-bintang,

menebar pesona berhias purnama.

Purnama, bulat tergantung, putih laksana pualam,

cahayanya berpendar abadi di ambang cakrawala.

Sang surya selamanya bersinar,

pun tak ada panas ataupun terik yang terasa.

Sengatnya telah musnah terguyur kesejukan abadi.

Emas adalah pijakan kakiku tatkala melangkah,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun