" Kamu tahu kan isi hatiku? Dan aku belum bisa membalas semua rasamu. Apa kamu tidak lelah seperti ini? sudahlah, di luar sana ada yang menginginkanmu, berikan dia kesempatan juga sepertiku. Kamu hanya akan mendapatkan kekecewaan jika terus mengejarku" ucap Maya pada suatu hari
" Apapun yang kamu katakan aku tak peduli. Mengenal dan mencintaimu adalah hal yang terindah bagiku. Aku ingin mengenalmu lebih jauh lagi. Aku ingin menjadikanmu pendamping hidupku. Aku sudah tak ingin mencari yang lain lagi. Kali ini aku benar-benar menjatuhkan hatiku padamu. Beri aku kesempatan May" balas Rio lagi.
Maya semakin bingung dan tak karuan, hari-harinya mulai berubah. Diakuinya, mulai ada rasa yang lain yang tumbuh dihatinya. Ada rasa kehilangan jika satu hari saja dia tak mendengar kabar pria tersebut. Dan hal itu semakin terasa, sejak maya memutuskan untuk berhenti bekerja di perusahaan itu demi melanjutkan studinya. Jika biasanya ada yang mengganggu maya saat bekerja, namun sekarang itu tidak akan ada lagi. Karena sekarang mereka sudah dipisahkan oleh tempat yang berbeda.
Walupun begitu, di sela-sela kesibukannya bekerja, Rio tetap berusaha untuk menjalin komunikasi pada gadis yang terlanjur dicintainya itu. Namun meskipun rasa itu mulai tumbuh, maya tak lantas bisa membalas sikap baik Rio padanya. Tak jarang maya berkata kasar, semata agar Rio tak lagi menaruh hati padanya. Tapi itu nihil, bahkan Rio semakin bersemangat untuk mendapatkan hati gadis itu.
" Kapan sih May, kamu bisa mengatakan kalau kamu merinduiku? Aku ingin sekali mendengarkan itu dari mulutmu" tulis Rio pada chatnya malam itu
      Maya hanya menarik napas panjangnya. Dia merasa sudah lelah mengatakan pada Rio tentang kehampaan rasanya. Maya berpikir semuanya percuma, pria itu tampaknya benar-benar telah dimabuk cinta olehnya. Maya hanya berharap seiring berjalannya waktu, pria itu segera membuka mata dan sadar akan semuanya. Bahwa apa yang telah dia lakukan itu percuma, karena maya belum bisa menggantikan sebuah nama masa lalu di dalam hatinya.
***
 Detik berganti menit, menit berganti jam, rasa Rio pada maya tampaknya sudah tidak diragukan lagi. Keseriusannya pada maya ingin segera dibuktikannya. Namun lagi-lagi maya hanya menganggap keseriusan itu sebagai angin belaka. Maya tak pernah serius mendengarkan niat baik pria itu untuk melamarnya. Sampai saat ini walaupun Maya mulai merasakan kenyamanan pada pria itu, namun maya terus saja memunafikkan rasanya. Berkali-kali maya tertawa ketika Rio menyampaikan niat baiknya tersebut. Dan bahkan maya seringkali mengalihkan pembicaraan saat pria itu sedang membahas tentang isi hatinya.
 " Aku ini bukan wanita solehah seperti yang kamu inginkan dan kamu katakan Rio. Aku masih banyak kekurangan. Dan kamu tahu Rio, hatiku belum bisa menerimamu" ucap maya dengan penuh keseriusan
 " Tidak maya, kamu adalah wanita yang berbeda. Kamu adalah seseorang bidadari surga yang dikirimkan Tuhan untukku. Berikan akau kesempatan untuk mendampingimu May. Jika kamu merasa masih banyak kekurangan, izinkan aku melengkapi  kekurangan kamu itu May. Aku siap membimbingmu dunia dan akhirat may. Sungguh "
  Lagi-lagi Maya hanya terdiam. Seolah dia benar-benar telah kehilangan kata-kata untuk membalas ucapan rio tersebut. Kali ini hatinya mulai luluh, rasa penasaran akan ucapan pria itu mulai dirasakannya. Tampaknya pria itu sungguh berlebihan dalam memujinya. Namun tak bisa ditepiskan, ketulusan hati rio mulai mendapatkan sedikit tempat di hati gadis itu. Sejak saat itu, Maya hanya banyak diam dan melihat apa yang ingin dilakukan pria tersebut. Demi membuktikan cintanya, Rio mau melakukan apa saja untuk maya. Bahkan walau dalam keadaan lelah sekalipun, Rio tak pernah absen menyapa Maya dan meberikan support pada maya dalam setiap kegiatannya.