yang ia ketahui
ia hanya bisa melihat atap putih dengan lampu yang entah berapa watt, cukup terang, entah dibantu cahaya dari luar atau tidak, karena tidak bisa melihat keseluruhan ruangan, tidak bisa memperkirakan luas ruangan dan ada apa saja.
hanya mampu mendengar suara mesin medis, dan sayup-sayup terdengar suara bisikan lembut di luar ruangan.
para medis yang sedang saling menguatkan.
ia hanya tahu kerja keras para medis melawan rasa takut lalu menggantinya dengan jasa yang tidak terukur.
yang ia tahu hanya ada makanan dan minuman yang katanya menyehatkan juga beberapa obat untuk kesembuhan.
yang ia tahu tangannya biru keunguan, mungkin seseorang yang tidak terlihat raut mukanya, membawa alat tulis dengan tinta bocor.
"ini tintamu kan, suster ?"
seseorang yang menggunakan pakaian astronout, hanya terlihat mata dengan tatapan penuh kecemasan, ia terus datang, sesekali menanyakan kondisinya.
seperti sedang berada di mesin terbang, membawanya ke angan-angan penuh resah.
yang ia tahu, ia menyesal tidak menjaga diri.
ia menyesal merasakan rindu seseorang.
menguburnya dalam-dalam, berharap segera bertemu.
yang ia tahu, banyak sejumlah nama dalam ingatan lalu menjelma menjadi ayat-ayat doa agar tidak sama seperti dirinya.
ia hanya punya harapan pada tangan ajaib yang akan menyembuhkannya disertai doa-doa penghapusan dosa.
ia menggantungkan kepercayaannya. jerih payah para medis sering kali diabaikan, tapi ia yang paling sadar.
air mata sudah tak kunjung mampir, tak juga memberi kesempatan untuk mangais tebalnya keputus asaan. hanya harapan-harapan akan pulih lalu menuang rindu.
yang ia ketahui, jauh diluar sana sibuk memberi tarian serta mantra-mantra keindahan doa kepulihan.
"tolong aku... "ucapnya dalam diam.
ada riang yang dipaksa setiap harinya, ada ketakutan yang sengaja dikubur dalam-dalam demi keluarganya agar tidak muncul ke permukaan.
yang ia tahu ia akan segera pulih, seseorang slalu berkata itu.
para medis mengajaknya berdoa setiap waktu, berharap ada perubahan dan keberhasilan.
mereka menjelma menjadi malaikat pembawa semangat.
masih sempatkah bercerita tentang kondisi menegangkan ini ?
masih bisakah menuang rindu lalu memohon ampunan dosa-dosa yang belum termaafkan ?
kata masih di awal pertanyaan menjelma menjadi ruang kosong penuh harap.
sementara...
di luar sana...
yang tidak ia ketahui
ia tidak tahu ada berapa orang yang sudah berhasil sembuh
ia tidak tahu bahwa sebagian orang di luar sana sibuk mencari solusi buntu. manaruh harap pada pemegang kekuasaan.
ia juga tidak tahu para pemegang kuasa sudah memberi hari libur untuk tetap waspada.
dan sebagian orang menjadikannya sebagai waktu luang untuk berlibur.
dunia mencibir
sebagian orang menempatkan diri ke posisi paling puncak dari rasa ketakutan.
sebagiannya lagi cemas menunggu kabar seseorang di seberang pulau dan lintas samudera,
lalu sebagiannya sibuk mencari celah keuntungan, sibuk dengan bisnis dan kenaikan angka bahan pokok serta uang gaji karyawan,
beberapa orang putus asa karena dikeluarkan dari pekerjaan
beberapa membuat berita-berita yang tidak diketahui kebenerannya demi popularitas, demi nama yang mengambang di linimasa untuk dipercaya orang bodoh.
beberapa orang menantang dengan berani karena tidak punya rasa takut (katanya),
sebagian lagi sibuk berdebat soal menyimpan bahan pokok untuk persediaan dan kehabisan barang.
lalu sebagian dan beberapa orang kalah dengan banyaknya kecemasan yang ditutupi rasa tenang demi meredam rasa takut dalam satu rumah.
yang tidak ia ketahui,
ada tangis di luar sana atas penyesalan, yang tidak perlu disesali.
bahkan banyak tangis di luar sana yang disembunyikan, dengan tujuan mengubur kepanikan.
kasihan tangis itu, tangis yang tak diberi empati oleh rasa ketidak ingin tahuan.
jauh di seberang sana, tangisan muncul dari rumah ibadah.
semua bersujud memohon pertolongan kepada sang pemilik.
merogoh asa agar tidak putus, menarik tenang agar ada kekuatan.
yang tidak ia ketahui janganlah ia sampai tahu. ia hanya butuh yang ia ketahui saja. ia hanya butuh kepulihan.
lalu, berharap semua berakhir dengan senyum kemenangan dan ketenangan.
berharap semua kembali sehat dan pulih tanpa rasa cemas.
berharap semesta memberi kesempatan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H