Mohon tunggu...
Revaputra Sugito
Revaputra Sugito Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

We Love Trisakti

Selanjutnya

Tutup

Politik

Sesat Pikir Daniel HT yang Begitu Mudah Menyalahkan Karni Ilyas

13 Maret 2016   15:58 Diperbarui: 13 Maret 2016   16:19 2985
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Keberhasilan Pemprov DKI  merelokasi adalah buah karya Jokowi yang diselesaikan oleh Ahok.  Jokowi yang punya program tersebut.  Jokowi sudah berkali-kali melakukan relokasi PKL di Solo dan Tenabang adalah target besar berikutnya.  Sayangnya Jokowi sudah menjadi Presiden dan diteruskan oleh Ahok sebagai Gubernur Pengganti.  Fakta yang sesederhana itu kemudian diplintir oleh Tjipta Efendi. Terlalu.

Dan satu lagi penulis senior Kompasiana sudah benar-benar menjadi Tim Pembully sekaligus Tim Kampanye Ahok, yaitu Daniel HT.  Daniel HT sudah membuat banyak tulisan yang menyerang  Haji Lulung, JJ Rizal, Ratna Sarumpaet dan terakhir  Karni Ilyas.

Yang parah adalah tulisannya tentang Haji Lulung yang dengan kasar menyimpulkan nasib Haji Lulung akan berakhir di RS Sumber Waras.  Ini tulisan apa sebenarnya?  Seperti inikah tulisan kompasianer-kompasianer terbaik (katanya)?  Dan tulisan membully seperti ini malah diberi label Pilihan oleh Admin Kompasiana. Fakta itu membuat jelas bahwa Kompasiana juga sudah menjadi bagian tim sukses Ahok.

Hebatnya Plintiran Daniel HT Terhadap Karni Ilyas.

Harus diakui bahwa artikel Daniel HT yang menyalahkan Karni Ilyas dibuat dengan halus tetapi plintirannya luar biasa.  Gaya Daniel HT ini mengingatkan saya pada sosok Jonru di PKS. Ahli plintir dengan cara yang sangat halus.

Daniel berpura-pura yakin bahwa Karni Ilyas memang tidak memihak.  Daniel hanya menyalahkan judul yang dipakai Karni Ilyas pada diskusi tersebut.  Padahal dalam artikelnya Daniel sudah jelas-jelas memprovokasi pendukung Ahok untuk membully  Karni Ilyas.

Kalau memang sebuah Judul menjadi masalah, sangat banyak dan mencapai ribuan judul-judul artikel yang terkesan provokatif , begitu juga judul-judul berita di berbagai media yang terkesan kontradiksi.  Apakah judul-judul itu bisa disalahkan?  Heran saja dengan kompasianer yang katanya hebat tetapi menyimpulkan suatu acara dari Judulnya saja.  Apa perlu diberi tahu bahwa sebuah tayangan, sebuah artikel itu yang harus dinilai adalah contentnya  (isinya) dan bukan sekali-kali judulnya?  Janganlah kita menyesatkan teman-teman kita sendiri dengan membuat provokasi maupun plintiran sedemikian rupa.

Dalam artikelnya Daniel HT menggambarkan bahwa Acara Diskusi ILC itu menjadi Panggung Penghakiman untuk Ahok.  Pendapat Daniel ini hampir identic dengan pendapat  mantan Preman Insyaf, Anton medan.  Mungkin mereka satu almamater atau satu organisasi.

Saya tadinya tidak berani berkomentar di artikel Daniel HT beberapa hari lalu. Masalahnya saya tidak nonton acaranya dan tidak tahu persis gambarannya.  Tetapi semalam ada siaran ulangnya sehingga saya bisa mencermatinya sedetail mungkin.

Acara ILC itu sebenarnya Acara Talkshow yang paling banyak rating pemirsanya selama 10 tahun terakhir. Jutaan orang sudah menonton  ratusan  episode diskusi ILC.  Belum pernah sekalipun dalam 10 tahun ini yang namanya Karni Ilyas dibully oleh ratusan  orang. Baru kali ini terjadi, dan yang melakukannya adalah pendukung Ahok.

Acara ILC yang tadinya bernama JLC (Jakarta Lawyer club)  selalu dipandu oleh Karni Ilyas dengan sangat baik sekali sehingga bertahun-tahun menjadi acara Talkshow terbaik. Karni Ilyas adalah Wartawan senior yang sudah puluhan tahun malang melintang di berbagai media.  Tidak ada satu orangpun yang bisa menyangsikan profesionalitas dirinya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun