Ini aneh sebenarnya. Kata Ahok yang dilakukan di Kalijodo adalah penertiban RTH (Jalur Hijau) tetapi rupanya ada bonus yaitu penertiban Prostitusi sehingga akhirnya Daeng Azis jadi Tersangka Perdagangan Wanita (Mucikari).
Seharusnya sih kalau mau menangkap Mucikari ya jangan Daeng Azis saja. Ada puluhan Mucikari di wilayah Kalijodo tersebut. Tetapi mungkin pesanan Ahok hanya Daeng Azis saja yang perlu dijadikan Tersangka. Penertiban RTH dengan bonus penertiban prostitusi mungkin maksudnya.
Sekarang Daeng Azis sudah jadi Tersangka tetapi Ahok masih belum puas. Mulut Ahok kan seperti emak-emak. Masih mengomel saja dia. Entah bagaimana tiba-tiba Ahok berbicara tentang Daeng Azis.
"Dia itu bukan 'daeng'. Daeng itu gelar terhormat, enak saja Azis aja pakai daeng. Turunan mana dia gitu loh," jelas Ahok di Balai Kota DKI, Jakarta, Selasa (23/2/2016,detiknews).
Wah rupanya belum cukup pak Kombes  saja yang mempermasalahkan Nama Daeng Azis yang ada Daengnya. Ahok juga mempeributkannya. Padahal Ahok itu nggak ngerti apa-apa soal pergaulan masyarakat Makassar.
Betul dulunya , ratusan tahun yang lalu hingga jaman kemerdekaan panggilan Daeng di Sulawesi Selatan hanya dikhususkan untuk keturunan Ningrat. Kalau di masyarakat Jawa sama dengan panggilan Raden, Raden Mas dan Raden Ayu.
Untuk pergaulan masyarakat asal Sulawesi Selatan sejak tahun delapan puluhan panggilan Daeng sudah umum digunakan pada orang-orang yang dianggap lebih tua dan lebih dihormati. Kalau di masyarakat Betawi semua laki-laki yang dihormati akan dipangil dengan nama Abang/ Bang. Contohnya mantan Gubernur Sutiyoso sangat dikenal dengan panggilan Bang Yos. Itulah bahasa pergaulan masyarakat Betawi.
Nah kalau untuk masyarakat Sulawesi Selatan saat ini panggilan Daeng yang digunakan untuk memanggil orang (lelaki) yang dihormati di lingkungannya. Jadi bukan hanya turunan ningrat saja. Ahok seharusnya kalau nggak ngerti jangan asbun. Kasihan nanti  malu para pendukungnya. :D
Kita tunggu saja akhir pertarungan antara Daeng Azis melawan Ahok yang berkolaborasi dengan Kombes Krisnha Murti. Sekian.
Sumber tulisan : DisiniÂ
Â