Mohon tunggu...
staniakhsya
staniakhsya Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

Saya merupakan mahasiswa baru Administrasi Publik Universitas Airlangga. Berkepribadian ESFP, aktif di kepanitiaan kampus, dan gemar membaca novel. Berfokus pada pengembangan diri serta menjelajahi pengalaman baru.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Fenomena People Pleaser dalam Budaya yang Menjunjung Tinggi Harmoni

21 Desember 2024   22:55 Diperbarui: 21 Desember 2024   22:55 36
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Indonesia merupakan negara yang terkenal dengan warganya yang ramah dan cenderung mementingkan kepentingan orang lain dibanding pribadi. Dalam budaya yang menjunjung tinggi nilai kebersamaan dan harmoni, sifat untuk menyenangkan orang lain sering kali dianggap sesuatu yang positif. Namun, apabila hal ini sudah mengorbankan kenyamanan dan kepentingan pribadi, fenomena ini dikenal sebagai people pleaser.

Fenomena people pleaser tidak hanya mempengaruhi individu secara fisik dan emosional, tetapi juga memiliki dampak pada hubungan sosial dan dinamika masyarakat. Mengapa budaya harmoni sering kali mendorong perilaku ini? Dan bagaimana kita dapat menyeimbangkan antara menjaga keharmonisan tanpa kehilangan jati diri?

Apa Itu People Pleaser?

People pleaser adalah istilah yang diberikan kepada seseorang yang cenderung memprioritaskan kepentingan orang lain di atas kepentingan pribadi dengan takaran yang berlebihan. Sehingga, hal ini dapat merugikan orang tersebut. Mereka sering merasa bersalah atau takut mengecewakan orang lain. Hal ini biasanya mereka lakukan untuk mendapatkan penerimaan sosial. Di tengah budaya yang menekankan harmoni sosial, perilaku ini sering dianggap sesuatu yang positif sebagai wujud kebaikan dan pengorbanan.

Budaya Harmoni dan Kolektivisme 

Dalam masyarakat yang mengutamakan kebersamaan dan harmoni, menjaga hubungan baik sering kali menjadi prioritas utama. Contohnya, norma seperti "jangan menolak permintaan orang lain" atau "jaga perasaan orang lain"sering kali  ditanamkan sejak dini. Norma ini bisa menjadi tekanan tersendiri bagi individu. Banyak orang merasa terjebak dalam kewajiban memenuhi ekspetasi orang lain dan untuk selalu menyenangkan orang lain demi menjaga keharmonisan, bahkan jika itu harus mengorbankan kenyamanan pribadi. 

Dampak pada Individu dan Masyarakat

Bagi individu, sikap people pleaser ini dapat menyebabkan stress, kehilangan jati diri, dan perasaan tidak dihargai. Di sisi lain, masyarakat juga kehilangan kejujuran dan komunikasi yang sehat karena perilaku ini cenderung mendorong konflik yang terselubung.

Bagaimana Cara Mengatasinya?

Untungnya, sikap people pleaser bukanlah sesuatu yang tidak dapat diatasi. Berikut solusi untuk mengatasi masalah tersebut: 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun