Mohon tunggu...
Reva Nur Alfiany
Reva Nur Alfiany Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi

Sedang menempuh pendidikan strata 1 jurusan Sastra Inggris di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung.

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Penggunaan Bahasa Sarkasme Dalam Media Sosial

27 September 2023   16:00 Diperbarui: 2 November 2023   05:53 324
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Apa Itu Media Sosial?

Media sosial adalah platform digital yang memfasilitasi para pengguna untuk saling berkomunikasi. Kehadiran media sosial ini menimbulkan dampak tersendiri bagi para penggunanya.

Seperti memudahkan untuk berkomunikasi dalam jarak jauh secara cepat sebagai wadah untuk berinteraksi dan bersosialisasi. Luasnya media sosial itu dapat memberikan kemudahan untuk berkomunikasi dimanapun dan kapanpun secara praktis dan cepat.

Peran Media Sosial Untuk Penggunaan Bahasa Sarkasme

Penggunaan media sosial juga mempunyai batasan pemakaian yang tentunya ada peraturan atau etika ketika sedang menggunakan media sosial. Seseorang menggunakan media sosial bisa menjadi tempat untuk berbagi perasaan, baik itu perasaan sedih, kesal, maupun senang.

Namun seiring berjalannya waktu, ungkapan itu kini meluas ke berbagai hal yang negatif seseorang dalam bermedia sosial banyak menggunakan bahasa yang sarkas dan kasar. Kadang mereka membuat account fake untuk menyamar atau mereka ingin meluapkan kekesalan mereka yang mana mereka tidak ingin diketahui oleh orang-orang yang mengenalinya.

Penyebab Media Sosial Menjadi Lampiasan Bahasa Sarkasme

Maraknya penggunaan bahasa sarkasme oleh pengguna sosial media salah satunya dalam twitter dikarenakan adanya beberapa faktor. Yakni bahasa sarkasme sebagai ungkapan kekesalan atau kemarahan kemudian dilampiaskan oleh seseorang ke dalam sebuah postingan melalui berkomentar pada akun orang lain yang mengandung bahasa sarkas serta menyakiti hati seorang pembaca atau pemilik akun tersebut.

Faktor selanjutnya, yaitu majas sarkasme seringnya digunakan bahan candaan ataupun ejekan yang mempunyai unsur toxic sehingga hal ini juga bisa menyakiti hati pengguna media tersebut.

Dalam perihal ini pengguna media sosial twitter seringkali menyindir dan mengolok-olok pengguna twitter lain, penggunaan bahasa sarkasme ini juga secara tidak langsung seolah mendidik masyarakat untuk menggunakan bahasa yang kasar sehingga penggunaan bahasa yang kurang baik dan tidak santun serta melanggar etika bermedia sosial.

Di bawah ini ada salah satu contoh penggunaan bahasa yang kasar dan sarkas;

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun