Mohon tunggu...
Padri Hans
Padri Hans Mohon Tunggu... Insinyur - Rohaniwan, jurnalis, dan pemerhati masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, seni, dan lingkungan hidup.

Rohaniwan, jurnalis, dan pemerhati masalah-masalah sosial, ekonomi, politik, budaya, seni, dan lingkungan hidup.

Selanjutnya

Tutup

Kebijakan

Surat Terbuka kepada Panglima Tertinggi TNI

15 Mei 2021   09:35 Diperbarui: 15 Mei 2021   09:45 540
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya kuatir, sebagai Panglima Tertinggi, apakah bapak nanti tidak akan merasa bersalah bila kelak orang-orang desa yang jadi korban pembantaian itu, lalu kemudian mencari solusinya sendiri untuk menyelamatkan diri dan keluarganya dari kebiadaban para teroris dengan cara membentuk milisi bersenjata untuk memerangi para teroris biadab itu?

Rakyat desa yang terus-menerus dibiarkan kepalanya dipenggal oleh teroris bukan mustahil akan memutar otak atau diputar otaknya oleh para kontra teroris supaya memersenjatai diri dan keluarganya.

Kalau ini terjadi Indonesia niscaya di ambang kolaps dan bangkrut karena perang saudara tidak akan pernah sirna. Indonesia akan jadi puing-puing yang penuh onggokan sampah busuk tak berguna. Siapa yang untung dan buntung?

Bukankah setiap warga negara memiliki tanggung jawab dan kehormatan untuk ikut dalam upaya mewujudkan pertahanan dan keamanan NKRI?

Saya juga kuatir apakah bapak sebagai Panglima Tertinggi nantinya tidak akan merasa bersalah bila kelak ada negara asing melalui agen~agen rahasianya datang membujuk mereka yang teraniaya untuk memberikan dukungan senjata dan dana besar bukan cuma melawan teroris sebagai pembela diri, tetapi nanti akan bermetamorfosis menjadi sekutu asing memecah belah persatuan dan kesatuan NKRI yang kita cintai ini?

Ingat, orang dizolimi akan mencari perlindungan. Bila negaranya tidak mau dan tidak mampu melindunginya, boleh jadi mereka cari perlindungan dari negara lain!

Bapak Jokowi, Panglima Tertinggi TNI yang saya hormati dan kasihi, delapan martir yang dibantai itu bukan orang Kristen di Indonesia. Tetapi mereka adalah orang Indonesia yang beragama Kristen yang tinggal dan hidup di Poso, Sulawesi Tengah, yang juga berjuang membangun NKRI ini.

Karena itu saya memohon dengan sangat supaya delapan martir itu dimakamkan di taman makam pahlawan di Poso karena mereka sudah berjasa dalam berperang melawan terorisme kaum beragama yang tak berTuhan, perusak NKRI.

Penghargaan ini supaya para teroris tahu setiap leher yang mereka penggal adalah pahlawan bangsa. Mereka adalah kaum pengecut dan penakut serta manusia minder tingkat dewa.

Dan supaya para teroris pecundang dan bandar yang sama jahanamnya itu tahu bahwa setiap darah yang mengucur dari tubuh para martir yang mereka bantai dan penggal adalah darah kesuburan perdamaian dan persatuan bagi tanah tumpah darah Indonesia.

Kematian delapan martir ini harus dirayakan sebagai momentum kemenangan seluruh rakyat Indonesia. Khususnya delapan martir Kristen ini akan bersama Yesus naik ke surga menikmati indahnya damai sejahtera abadi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Kebijakan Selengkapnya
Lihat Kebijakan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun