Mohon tunggu...
Retnoningtyas Wulandari
Retnoningtyas Wulandari Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswi UAJY Yogyakarta

Selamat datang, selamat membaca

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Perjuangan Frater Amadea untuk Bekerja di Ladang Tuhan

3 September 2023   13:23 Diperbarui: 3 September 2023   13:32 522
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fr. Amadea ketika menjadi Fasilitator Latihan Rohani (Sumber: Instagram @latihanrohanipemuda)

Banyak pengalaman menarik dan berkesan selama menempuh pendidikan di Seminari. Salah satunya adalah belajar hidup mandiri.

"Dari yang biasanya diurus orang tua atau asisten rumah tangga, jadi harus dikerjakan sendiri, seperti cuci baju, nyapu, ngepel, cuci piring, dan lain-lain," ujar Fr. Amadea.

Di Seminari Mertoyudan, selain terdapat kegiatan sekolah dan kegiatan rohani, terdapat juga kegiatan lain yang dapat mengisi keseharian para calon imam ini.

"Ada kegiatan asrama (komunitas). Lalu juga mengajar anak-anak (PIA) di lingkungan-lingkungan," ujar Fr. Amadea.

Fr. Amadea menempuh pendidikan di Seminari Mertoyudan selama 4 tahun. Setelah itu, barulah ia menempuh beberapa pendidikan selanjutnya sebagai calon imam.

Setiap ordo atau diosesan memiliki kebijakannya masing-masing terkait lamanya pendidikan menjadi seorang imam. Serikat Jesuit harus menempuh pendidikan minimal 12 tahun sejak lulus SMA atau seminari. Bagi yang sudah lulus kuliah atau bekerja, untuk masuk SJ memerlukan waktu minimal 10 tahun untuk menjadi calon imam.

"Sebagai Jesuit: 2 tahun novisiat (belajar doa, spiritualitas, dan aturan SJ), 4 tahun filsafat (S1 Filsafat), 2 tahun Tahun Orientasi Kerasulan (belajar kerja, magang), 4 tahun teologi (S1 gerejani, S2 teologi, program imamat). Pendidikan diakhiri dengan tahbisan diakon dan tahbisan imamat," tutur Fr. Amadea.

Selama menempuh pendidikan, banyak hal yang dipelajari oleh para calon imam, seperti filsafat, ilmu humaniora, ilmu sosial, teologi, spiritualitas, dan lain-lain.

Menurut Fr. Amadea, tidak ada yang susah di dalam menjalani pendidikan menjadi calon imam, selama memiliki niat yang teguh dan selalu memohon penyertaan Tuhan.

Tantangan dan Hambatan

Panggilan hidup sebagai calon imam bukanlah perkara yang mudah untuk dijalani. Untuk menjadi seorang imam di Gereja Katolik harus memenuhi beberapa syarat-syarat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun