Mohon tunggu...
Retno Lelyani Dewi
Retno Lelyani Dewi Mohon Tunggu... Psikolog - Kepala Biro Psikologi Rumah Cinta

Psikolog Klinis yang berusaha menjadi manfaat untuk orang lain, untuk semesta alam.

Selanjutnya

Tutup

Healthy Artikel Utama

Saat Insomnia Datang, Harus Bagaimana?

21 Juli 2021   15:14 Diperbarui: 24 Juli 2021   07:50 593
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo by Ivan Samkov from Pexels

Insomnia atau sulit tidur, merupakan istilah yang sering kita dengar. Nevid dkk, 2018 dalam Abnormal Psychology in A Changing World, menyebutkan Insomnia berasal dari Bahasa latin, in yang berarti 'tidak' atau 'tanpa', dan somnus yang berarti 'tidur'. 

Insomia dimaknai kondisi tidak dapat tidur, atau kesulitan memulai tidur, kondisi sulit untuk tetap tidur termasuk kesulitan untuk mendapatkan kualitas tidur yang diharapkan. Insomnia bisa dikaitkan dengan lamanya waktu tidur (kuantitas) atau tingkat kelelapan tidur (kualitas). 

Keluhan penderita insomnia yang sering muncul adalah sulit atau tidak bisa tidur, tidur hanya sebentar atau kurang lama tidur, tidur sebentar dengan mimpi yang menakutkan, dan merasa kesehatan fisik dan psikis mengalami terganggu. Saat mengalami insomnia, penderita mengaku sulit bahkan tidak mampu tertidur pulas padahal diberi kesempatan banyak tidur.

Penelitian di Jurnal Kedokteran Universitas Lampung menyebutkan tidur berperan penting dalam kesehatan. Saat tidur mencapai fase REM (Rapid Eye Movement), metabolisme di seluruh otak meningkat sebanyak 20 persen.

Kuantitas tidur yang cukup, berperan penting dalam mengoptimasi kerja hormon pertumbuhan dan meningkatkan imunitas tubuh.

Sebaliknya, waktu tidur yang singkat memicu perubahan signifikan tubuh, seperti penurunan fungsi kognitif, penurunan kemampuan mengingat, perubahan kimia otak sehingga memicu depresi, gangguan pada sistem imunitas tubuh, dan risiko peningkatan penyakit-penyakit kardiometabolik. Reza RR., Berawi K., Karima Nisa., Budiarto A., (2019).

Saat pandemi Covid-19, kondisi Work From Home dan lockdown memicu perubahan gaya hidup dan interaksi sosial. Rasa ketakutan terinfeksi virus memunculkan rasa cemas, stres dan depresi yang berujung pada terganggunya pola tidur.

Penelitian Yang et al., 2020 menemukan bahwa sulitnya membatasi waktu istirahat dan waktu kerja selama di rumah berpengaruh buruk pada latensi tidur, kontinuitas tidur dan kualitas tidur. Akibatnya, saat malam menjadi kurang tidur, sebaliknya aktivitas siang menjadi terganggu.

Untuk meningkatkan kualitas tidur, sehingga diharapkan kita bisa mencegah insomnia. Kita sebaiknya melakukan beberapa hal di bawah ini:

Pertama, jadwal rutin. Buatlah jadwal rutin misal bangun dengan waktu sama setiap pagi (termasuk akhir pekan).

Jadwal rutin akan tersimpan dalam memori jangka pendek kita, sehingga tubuh akan refleks memenuhi tugas tugas rutin pada jam tersebut.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun