Terapi dingin ini bisa dilakukan dalam waktu maksimal 20 menit. Air dan es dicampur untuk mendapatkan suhu 10 sampai dengan 15C dengan mengeluarkan dan merendam sebagian tubuh (dari kaki hingga dada) sekitar 10 sampai 15 menit secara bergantian.
Proses ini akan membantu membuang sisa metabolisme setelah latihan. Sementara jantung akan tetap secara konstan menggerakkan darah ke seluruh tubuh. Sehingga terjadi peningkatan aliran darah yang akan membanjiri sel-sel dengan nutrisi dan oksigen untuk membantu memulihkan tubuh.
"kerusakan otot yang digunakan setelah latihan memberi sinyal pada tubuh untuk membangun area itu dengan lebih kuat" ucapnya.
Namun, terapi dingin juga memiliki resiko jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama, seperti Hypothermia yang merupakan suatu kondisi medis dimana suhu tubuh menurun secara cepat dibawah suhu normal, sehingga merusak metabolisme tubuh, Excema kulit yang dapat terjadi pada pendinginan kulit selama 1 jam pada suhu 0 sampai dengan -9C, dan juga Frostbite yang merupakan kondisi medis dimana kulit dan jaringan tubuh rusak karena suhu tubuh dingin. Frostbite (rusaknya anggota tubuh perifer) dapat terjadi pada suhu -3 sampai dengan -4C.
Perlu diperhatikan untuk beberapa individu yang memiliki riwayat gangguan tertentu membutuhkan pengawasan yang ketat jika ingin melakukan terapi ini. Karena meskipun terapi ini sangat mudah dilakukan, cepat, efisien dan ekonomis, terapi ini juga dapat menimbulkan beberapa kondisi seperti, Raynaud's syndrome (merupakan kondisi dimana berkurangnya aliran darah ke jari tangan, jari kaki, telinga dan ujung hidung yang disebabkan oleh paparan suhu dingin).
Misalnya, Vasculitis (peradangan pembuluh darah), gangguan sensasi saraf,  cryoglobulinemia (berkurangnya protein dalam darah yang menyebabkan darah berubah menjadi gel saat terpapar suhu rendah), dan juga Paroxysmal cold hemoglobinuria (yang merupakan pembentukan antibodi yang merusak sel darah merah jika tubuh terpapar suhu dingin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H