Mohon tunggu...
Retna Kumalasari
Retna Kumalasari Mohon Tunggu... Freelancer - Freelance content writer

Temukan informasi lebih banyak tentang saya, di sini! https://linktr.ee/retnakum

Selanjutnya

Tutup

Healthy Pilihan

Hubungan Cedera Olahraga dengan Terapi Air Dingin

19 Januari 2020   15:22 Diperbarui: 19 Januari 2020   15:43 434
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
athleticrecoverycentre.co.za

Berdasarkan pendapat Bahr dalam British Journal of Sport Medicine, menyebutkan bahwa cedera olahraga adalah cedera yang terjadi pada sistem integumen, otot dan rangka yang disebabkan oleh kegiatan olahraga. Cedera olahraga disebabkan oleh berbagai  faktor antara lain kesalahan metode latihan, kelainan struktural maupun kelemahan fisiologis fungsi jaringan penyokong dan otot.

Berdasarkan penyebabnya, cedera olahraga dibagi menjadi dua, yakni Overuse Injury dan Traumatic Injury. Overuse Injury disebabkan oleh gerakan berulang yang terlalu banyak dan terlalu cepat, sedangkan Traumatic Injury disebabkan adanya benturan atau gerak melebihi kemampuan.

Cedera ini dapat terjadi karena tidak melakukan pemanasan atau pendinginan yang seharusnya dilakukan sebelum atau setelah selesai berolahraga, penyembuhan cedera sebelumnya yang tidak sempurna, dan penggunaan otot yang berlebihan.

Ada beberapa hal lain yang dapat menghindarkan seseorang dari resiko terjadinya cedera,  salah satunya adalah dengan berendam di air es. Berendam di dalam air es atau cold therapy adalah pemanfaatan dingin untuk mengobati nyeri dan mengurangi gejala peradangan lainnya.

Lalu, apa tujuannya?

Nick Clayton, CSCS, menejer program untuk National Strength and Conditioning Association menemukan sebuah penelitian kecil tahun 2017 yang menyatakan bahwa berendam di dalam air es dapat membantu mempercepat pemulihan dan efektif mengurangi peradangan yang terjadi setelah seseorang melakukan latihan.

Terapi dingin ini akan menyerap kalori disekitar bagian yang cedera sehingga terjadi penurunan suhu. Jaringan otot dengan kandungan air yang tinggi merupakan konduktor yang baik, sedangkan jaringan lemak meruakan isolator sehingga menghambat penetrasi dingin. Sedangkan semakin lama waktu terapi, semakin dalam juga tekanan dinginnya.

Terapi dingin ini dilakukan agar dapat mengurangi sensitivitas pada ujung-ujung syaraf yang berakibat terjadinya ambang batas rasa nyeri, mengurangi kerusakan jaringan dengan cara mengurangi proses metabolisme di sekitar otot yang cedera sehingga kebutuhan oksigen pada jaringan juga menurun.

Ada beberapa respon pada kulit yang akan terjadi ketika diberi terapi dingin ini. Pemberian terapi dingin selama 0-3 menit akan terasa sensasi dingin, lalu 2-7 menit akan menimbulkan rasa terbakar dan nyeri, kemudian setelah 5-12 menit akan terjadi anestasi relatif kulit.

Menurut Konrath dalam penelitian yang dilakukan oleh Novita Intan Arovah,ada beberapa kondisi yang dapat ditangani dengan menggunakan metode cold therapy antara lain cedera (sprain, strain dan kontusi), sakit kepala (migrain, tension headache dan cluster headache), gangguan temporomandibular (TMJ disorder), testicular dan scrontal pain, nyeri pasca operasi, fase akut arthritis (peradangan pada sendi), tendinitis dan bursitis, carpal tunnel syndrome, nyeri lutut, nyeri sendi, dan nyeri perut.

Bagaimana cara melakukannya?

Terapi dingin ini bisa dilakukan dalam waktu maksimal 20 menit. Air dan es dicampur untuk mendapatkan suhu 10 sampai dengan 15C dengan mengeluarkan dan merendam sebagian tubuh (dari kaki hingga dada) sekitar 10 sampai 15 menit secara bergantian.

Clayton meyebutkan, terapi dingin ini dapat mengurangi peradangan dan meningkatkan pemulihan dengan mengubah cara kerja darah dan cairan lain untuk mengalir ke seluruh tubuh. Ketika berada di dalam air, pembuluh darah akan mengkerut, dan saat keluar dari air, pembuluh darah akan melebar (atau membuka kembali).

Proses ini akan membantu membuang sisa metabolisme setelah latihan. Sementara jantung akan tetap secara konstan menggerakkan darah ke seluruh tubuh. Sehingga terjadi peningkatan aliran darah yang akan membanjiri sel-sel dengan nutrisi dan oksigen untuk membantu memulihkan tubuh.

"kerusakan otot yang digunakan setelah latihan memberi sinyal pada tubuh untuk membangun area itu dengan lebih kuat" ucapnya.

athleticrecoverycentre.co.za
athleticrecoverycentre.co.za
Dalam kasus perawatan nyeri, terapi dingin dilakukan sampai pembengkakan berkurang dan biasanya digunakan setelah 24 sampai 48 jam setelah terjadinya cedera.

Namun, terapi dingin juga memiliki resiko jika dilakukan dalam jangka waktu yang lama, seperti Hypothermia yang merupakan suatu kondisi medis dimana suhu tubuh menurun secara cepat dibawah suhu normal, sehingga merusak metabolisme tubuh, Excema kulit yang dapat terjadi pada pendinginan kulit selama 1 jam pada suhu 0 sampai dengan -9C, dan juga Frostbite yang merupakan kondisi medis dimana kulit dan jaringan tubuh rusak karena suhu tubuh dingin. Frostbite (rusaknya anggota tubuh perifer) dapat terjadi pada suhu -3 sampai dengan -4C.

Perlu diperhatikan untuk beberapa individu yang memiliki riwayat gangguan tertentu membutuhkan pengawasan yang ketat jika ingin melakukan terapi ini. Karena meskipun terapi ini sangat mudah dilakukan, cepat, efisien dan ekonomis, terapi ini juga dapat menimbulkan beberapa kondisi seperti, Raynaud's syndrome (merupakan kondisi dimana berkurangnya aliran darah ke jari tangan, jari kaki, telinga dan ujung hidung yang disebabkan oleh paparan suhu dingin).

Misalnya, Vasculitis (peradangan pembuluh darah), gangguan sensasi saraf,  cryoglobulinemia (berkurangnya protein dalam darah yang menyebabkan darah berubah menjadi gel saat terpapar suhu rendah), dan juga Paroxysmal cold hemoglobinuria (yang merupakan pembentukan antibodi yang merusak sel darah merah jika tubuh terpapar suhu dingin.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun