Mohon tunggu...
Restri Bunga Fadhilah
Restri Bunga Fadhilah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa Jurnalistik Universitas Padjadjaran

Seorang mahasiswa semester 4 dari Fakultas Ilmu Komunikasi Universitas Padjadjaran

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Membludaknya Peziarah saat Lebaran Menimbulkan Kemacetan

13 Mei 2024   08:14 Diperbarui: 13 Mei 2024   08:19 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Foto Keluarga Melakukan Ziarah Kubur. Sumber: Dok. Pribadi

Momen lebaran membuat banyak orang melakukan ziarah kubur ke Taman Pemakaman Umum (TPU), alhasil kemacetan tidak dapat dihindari dan membludak di daerah sekitar TPU, salah satunya terjadi di TPU Pondok Ranggon, Jl. Tpu Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Hari raya tidak hanya digunakan sebagai momen menebar sukacita dan bermaaf-maafan dengan sanak saudara. 

Tetapi, momen ini juga sebagai waktu yang sering digunakan masyarakat jika melakukan ziarah kubur. 

Mengenal Tradisi Ziarah Kubur

Mengutip dari Nahdlatul Ulama, ziarah kubur adalah kegiatan dimana orang akan mengunjungi makam. Tradisi ini dimulai dengan maksud untuk mengingatkan manusia akan keniscayaan mengalami kematian. 

Menurut terminologi syariat Islam, ziarah juga dilakukan untuk mendoakan penghuni kubur.

Rasulullah SAW sendiri dalam hadits riwayat Hakim (HR Hakim) mengatakan bahwa dirinya pernah melarang umatnya untuk berziarah karena keimanan umat saat itu masih lemah, namun akhirnya dijadikan suatu anjuran. 

 

Artinya: "Dahulu saya melarang kalian berziarah kubur, tapi (sekarang) berziarahlah kalian, sesungguhnya ziarah kubur dapat melunakkan hati, menitikkan (air) mata, mengingatkan pada akhirat, dan janganlah kalian berkata buruk (pada saat ziarah)." (HR Hakim).

Berbagai simpang siur terjadi mengenai hukum dari melakukan ziarah kubur ini. Dilansir dari laman Nahdlatul Ulama Jombang, memang benar dahulu Rasulullah SAW melarang kegiatan ziarah kubur. 

Alasannya karena pada masa itu masyarakat Arab keimanannya masih lemah serta dipengaruhi dengan pola pikir kemusyrikan, dimana masih sering ditemui tradisi penyembahan berhala. 

Dari hadits yang tertera di atas, sekarang ziarah kubur sudah diperbolehkan bahkan dianjurkan, selama niat dari berziarah itu adalah untuk mengingatkan kita pada akhirat.

Tradisi Ziarah Kubur Saat Lebaran

Meskipun hukum ziarah kubur ini adalah sunnah, hal ini tidak membuat TPU sepi pengunjung. Dari 25 orang yang penulis tanyakan, setidaknya setiap orang akan melakukan ziarah kubur minimal setahun sekali. 

Orang yang melakukan ziarah setahun sekali pun, lebih banyak melakukannya di hari lebaran.

"Makam yang dikunjungi di kampung, jadi cuma bisa nyekar pas lebaran," ujar Alifia Nabilla Jauza, salah satu narasumber saat ditanyakan alasan pergi ziarah hanya saat lebaran.

Seorang mahasiswa UPI, Fitria Ramadina juga mengalami hal yang sama dengan Alifia. 

Dirinya hanya bisa ziarah kubur saat lebaran karena keluarganya yang jarang kumpul bersama, sehingga menunggu momen kumpul saat lebaran untuk sekaligus melakukan ziarah kubur.

Kunjungan makam memang tradisi yang tidak bisa terlepaskan, maka pilihan orang-orang yang tidak punya banyak waktu di hari biasa hanya bisa menyempatkan diri saat cuti lebaran.

Salah satu narasumber, M. Haikal Feri Putra membeberkan bahwa alasannya berkunjung ke makam atau ziarah kubur hanya bisa dilakukan saat cuti lebaran disebabkan oleh makam yang jauh, sehingga harus ke luar provinsi dahulu. 

Adapun alasan lain dari banyaknya orang yang melakukan ziarah kubur saat lebaran, yaitu karena tradisi bahwa ziarah kubur saat lebaran adalah suatu kewajiban.

"Iya udah dianggep kewajiban. Soalnya itu kayak suatu jadwal gitu. Ada pengaruh dari ortu juga sih yang selalu ngingetin, kalo belum nyekar pasti diginiin, 'sempetin nengokin papah.' Jadi muncul perasaan, kalo cara berbakti tuh lewat nyekar," ujar Hanifiyya Dyah Pitaloka Wangsapraja yang menjadikan ziarah kubur saat lebaran sebagai kewajiban.

Dengan ramainya orang yang berbondong ingin berziarah ini, menjadikan pengunjung TPU membludak hingga menimbulkan kemacetan. 

Fitria mengatakan bahwa dirinya akan selalu terjebak kemacetan saat akan berziarah dan Fitria menjawab bahwa alasan dirinya terjebak kemacetan adalah karena ziarah ke pemakaman umum.

Kemacetan di TPU Pondok Ranggon

Foto Keluarga Melakukan Ziarah Kubur. Sumber: Dok. Pribadi
Foto Keluarga Melakukan Ziarah Kubur. Sumber: Dok. Pribadi

Pilihan hari pertama saat lebaran menjadi waktu untuk berziarah termasuk faktor lain yang menyebabkan kemacetan di TPU. Hal itu juga yang terjadi di TPU Pondok Ranggon, Jakarta Timur.

Pandangan penulis di lapangan, daerah TPU Pondok Ranggon saat lebaran hari pertama, penuh dengan mobil dan motor yang hendak masuk ke pemakaman. 

Bahkan, tempat parkir di samping deretan makam pun penuh dengan mobil dan motor sehingga jalan di dalam makam sulit dilewati. Belum lagi dengan arus kendaraan yang ingin keluar dari pemakaman terhenti karena harus mengantri membayar parkir. 

Penuhnya kendaraan yang ingin masuk dan keluar juga menambah panjang kemacetan di daerah sekitar TPU Pondok Ranggon.

"Kalo nyekar ke Pondok Ranggon pas lebaran, naik mobil macetnya kurang lebih 30-50 menit, hanya untuk masuknya saja," ucap salah satu pengemudi yang berziarah di hari pertama lebaran, Febrianto Imam Munandar.

Dari yang terlihat, kemacetan membludak saat di pertigaan jalan menuju Pondok Ranggon. Pertigaan tersebut memang dekat dengan pintu masuk serta keluar yang hanya ada dua di TPU ini, sehingga cukup menjadi alasan mengapa kemacetan tidak terhindarkan.

Febrianto menyarankan agar berziarah di hari kedua lebaran saja, biar tidak terjebak macet saat ingin ke TPU Pondok Ranggon.

Saran dari Febrianto membenarkan bahwa arah menuju TPU Pondok Ranggon memang selalu mengalami kemacetan akibat ramainya peziarah yang datang saat hari pertama lebaran.

Para peziarah yang ke TPU Pondok Ranggon tidak hanya terlihat mendoakan yang sudah meninggal saja, tetapi terlihat melakukan kegiatan nyekar, yaitu aktivitas menabur bunga ke makam. Hal ini membuat para pengumpul sampah sering ditemui di TPU Pondok Ranggon. Tidak heran juga dengan banyaknya pedagang asongan yang menunggu di sekitar makam.

Selain itu, banyaknya pengurus makam yang mondar-mandir dengan sepeda motornya untuk mendapatkan insentif kepengurusan makam saat hari raya menyebabkan semakin ramainya TPU Pondok Ranggon ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun