Dari hadits yang tertera di atas, sekarang ziarah kubur sudah diperbolehkan bahkan dianjurkan, selama niat dari berziarah itu adalah untuk mengingatkan kita pada akhirat.
Tradisi Ziarah Kubur Saat Lebaran
Meskipun hukum ziarah kubur ini adalah sunnah, hal ini tidak membuat TPU sepi pengunjung. Dari 25 orang yang penulis tanyakan, setidaknya setiap orang akan melakukan ziarah kubur minimal setahun sekali.Â
Orang yang melakukan ziarah setahun sekali pun, lebih banyak melakukannya di hari lebaran.
"Makam yang dikunjungi di kampung, jadi cuma bisa nyekar pas lebaran," ujar Alifia Nabilla Jauza, salah satu narasumber saat ditanyakan alasan pergi ziarah hanya saat lebaran.
Seorang mahasiswa UPI, Fitria Ramadina juga mengalami hal yang sama dengan Alifia.Â
Dirinya hanya bisa ziarah kubur saat lebaran karena keluarganya yang jarang kumpul bersama, sehingga menunggu momen kumpul saat lebaran untuk sekaligus melakukan ziarah kubur.
Kunjungan makam memang tradisi yang tidak bisa terlepaskan, maka pilihan orang-orang yang tidak punya banyak waktu di hari biasa hanya bisa menyempatkan diri saat cuti lebaran.
Salah satu narasumber, M. Haikal Feri Putra membeberkan bahwa alasannya berkunjung ke makam atau ziarah kubur hanya bisa dilakukan saat cuti lebaran disebabkan oleh makam yang jauh, sehingga harus ke luar provinsi dahulu.Â
Adapun alasan lain dari banyaknya orang yang melakukan ziarah kubur saat lebaran, yaitu karena tradisi bahwa ziarah kubur saat lebaran adalah suatu kewajiban.
"Iya udah dianggep kewajiban. Soalnya itu kayak suatu jadwal gitu. Ada pengaruh dari ortu juga sih yang selalu ngingetin, kalo belum nyekar pasti diginiin, 'sempetin nengokin papah.' Jadi muncul perasaan, kalo cara berbakti tuh lewat nyekar," ujar Hanifiyya Dyah Pitaloka Wangsapraja yang menjadikan ziarah kubur saat lebaran sebagai kewajiban.
Dengan ramainya orang yang berbondong ingin berziarah ini, menjadikan pengunjung TPU membludak hingga menimbulkan kemacetan.Â